***22. Kejahilan Diana***

123 17 1
                                    

Hollaaaa aku update lagii^^

Gimana bab yang kemarin? Suka gak?
Gimana kabar kalian hari ini? Semoga semuanya baik ya^^

Hati-hati typo ges

Happy reading :D

...

Selepas kepergian Arkan dari depan gedung apartemen yang ia tinggali, gadis itu kemudian melangkahkan kakinya memasuki gedung apartemen. Beberapa kali gadis itu menyunggingkan senyum kepada beberapa penghuni apartemen yang terlihat sedang berada di lobi.

Rahma terus melangkah, hingga langkahnya berhenti tepat di hadapan lift. Tak ingin berlama-lama, gadis itu langsung masuk ke dalam lift, setelah menekan tombol lantai letak apartemennya berada, Rahma kemudian menyenderkan punggungnya pada dinding lift dekat dengan tombol-tombol.

Hari ini cukup melelahkan untuknya. Rapat yang diadakan pagi hari tadi, berkas-berkas yang menumpuk di meja miliknya, mengantar atasannya untuk potong rambut lalu menunggu sang atasan selesai dengan rambutnya, semua itu sangat melelahkan untuknya. Gadis itu bahkan tak sadar kalau ia tertidur saat sedang menunggu Arkan. Yang ia ingat terakhir kali hanya, ia sedang membaca salah satu novel dalam aplikasi webnovel, lalu ia mengantuk.

Beruntung saat Arkan mengangkatnya, ia sedang tertidur. Kalau saat itu ia bangun, bisa dipastikan kalau Rahma akan berteriak sangat kencang karena terkejut. Hey, siapa yang tidak akan terkejut bila diangkat oleh gebetannya sendiri? Belum lagi, saat mengetahui fakta itu di dalam mobil, pasti wajahnya sudah merah seperti kepiting rebus.

Membayangkan Arkan tidak akan ada habisnya, pria itu sangat berbahaya untuk jantungnya. Tindakan-tindakan spontan yang selalu Arkan lakukan menjadi suatu peringatan untuknya, gadis itu harus berhati-hati kalau tidak ingin jantungnya meledak saat itu juga.

Tak terasa rasanya, karena terus memikirkan Arkan, Rahma tak sadar kalau ia sudah sampai tepat di hadapan pintu apartemennya. Lihat, memikirkan seorang Arkan tidak akan pernah ada habisnya. Seperti kau masuk ke dalam labirin, belok ke kanan jalannya bercabang, belok ke kiri juga bercabang, jadi tak heran, kalau nanti akan sampai ditengah cukup lama.

Nit...nit..

Klik...

"Assalamualaikum," ucap Rahma memberi salam ketika masuk ke dalam apartemennya. Suasana sunyi menyambutnya ketika pintu terbuka, ia heran, biasanya sahabatnya selalu ada ketika ia sampai di apartemen. Lalu, sekarang sahabatnya ke mana?

Rahma mengedarkan pandangannya ke segala sudut ruangan. Mencari keberadaan sahabatnya yang entah sedang ada di mana. Ketika ia sedang serius, Rahma dikejutkan oleh Diana dari arah belakangnya.

"Innalilahi!" ucapnya terkejut. Dicari disegala sudut tidak ketemu, ternyata sahabatnya malah berada di belakangnya, bersembunyi di balik pintu apartemen.

Gelak tawa milik Diana menggema di dalam apartemen. Gadis itu sangat bahagia, karena telah berhasil mengerjai sahabatnya. Sangat pantas jika disematkan kata 'sahabat kurang ajar', itulah Diana.

"Ciee, tadi dianter sama gebetanneya." Diana tersenyum mengejek ke arah Rahma. Sebenarnya, satu jam yang lalu ia baru saja sampai dari kafe. Pulang ke apartemen untuk melaksanakan ibadah dan juga melaksanakan mandi.

Ketika ia pergi ke balkon, mata miliknya mendapati sang sahabat baru saja turun dari dalam sebuah mobil. Diana tahu kalau mobil yang ditumpangi Rahma adalah mobil milik Arkan. Rahma sering menceritakan Arkan padanya, mulai dari sikap, sifat, gaya rambut, hingga mobil milik Arkan beserta warna dan nomor platnya, tidak heran kalau Diana tahu kalau itu mobil Arkan.

Diana tahu kalau Rahma sudah mulai menyukai Arkan, hanya saja, sahabatnya itu selalu menepis semuanya, berusaha untuk pura-pura tak tahu dengan perasaan yang sedang ia rasakan. Menurut Diana, jika seorang gadis menyukai seorang pria, seharusnya gadis itu mengungkapkannya, bukan malah menyembunyikannya. Tapi ia sadar, sahabatnya adalah Rahma, Rahma biasanya selalu mengejar lebih dulu tapi masih dalam batas wajar pengejaran, meskipun semua itu akan berbuah nihil atau Rahma tak akan mendapat apa-apa.

Sejujurnya Rahma kadang heran dengan jalan takdirnya sendiri, ia beberapa kali jatuh cinta dengan seorang pria, kemudian berusaha untuk mendapatkan hati pria itu, dan akhirnya yang ia dapat selalu sama, sia-sia. Ia pernah berfikir, apa jodohnya selalu mendoakan Rahma agar gadis itu tidak pernah mendapatkan kekasih atau apa? Kalau benar jodohnya mendoakan seperti itu, doa jodohnya ternyata benar-benar dikabulkan.
Buktinya, dari ia kecil sampai sekarang, belum pernah ada mantan pacar dalam hidupnya. Hanya ada mantan gebetan.

"Apaan sih," elak Rahma. Gadis itu tak ingin kalau Diana terus menggodanya, hak itu sungguh-sungguh akan membuatnya menjadi malu.

Dari pada mendengar Diana menggodanya terus, lebih baik ia segera pergi masuk ke dalam kamar. Biarkan saja, sahabat jahilnya itu sendirian.

"Yee, malah masuk kamar," setelah mengucapkan itu, Diana juga ikut masuk ke dalam kamarnya sendiri.

🍔🍔🍔

Maap baru update lagi 😭
Semoga kalian suka bab ini, tetap stay di sini ya😊

Jangan lupa vote dan komennya okeyy

Mr. Burger💜

Canollamaplle 💋

Mr. BurgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang