***14. Alergi Seorang Arkan***

163 20 5
                                    

Holla.... I'm back

Double up untuk kalian👍

Happy reading

...

"Pagi mba Sulis."

"Morning mas Arya."

"Pagi buk Intan," sapaan-sapaan itu berasal dari bibir milik Rahma semenjak ia turun dari mobil Arkan hingga sekarang ia ada di lobi kantor. Sedangkan Arkan, bosnya itu lebih dulu naik ke tempat di mana ruangannya berada.

Gadis itu masih terus tersenyum disepanjang langkahnya menuju lift karyawan, para karyawan kantor yang ia kenal semuanya mendapatkan sapaan ramah dari Rahma.

Hingga tibalah ia di lantai tempat meja kerjanya berada, sebuah meja dengan kursi dan peralatan kantor seperti komputer dan lain-lain berada di atas meja miliknya.

"Pagi mba Naomi," sapa rahma ramah pada Naomi yang terlihat sedang duduk di kursi miliknya.

Meja kerja Naomi dan meja kerja Rahma berdekatan, meja mereka bersebelahan dan hanya dipisah sekat saja.

"Pagi juga Rahma, ada apa nih?" balas Naomi tak kalah ramah, wanita cantik itu memperhatikan rekan kerjanya itu yang masih mempertahankan senyumannya.

Apakah wajahnya tak lelah terus tersenyum seperti itu?

Rahma menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Kenapa emang?"

"Lu dapet lotre? Sampe keliatannya bahagia banget," ujar Naomi, wanita dihadapan Rahma itu terkekeh pelan.

"Bukan lotre mba, tapi kebebasan."

"Kebebasan apa?"

"Gue udah gak bakal neraktir pak Arkan lagi dong, sebulan dah lewat," senyuman gadis itu kian mengembang, hatinya sangat bahagia hari ini.

Naomi menggelengkan kepalanya pelan, ada-ada saja tingkah rekannya yang satu ini. Dari awal ia mengenal Rahma, gadis itu berhasil membuatnya terkejut berulang-ulang.

Mulai dari di mana gadis itu berani membentak atasan mereka yang terkenal tegas dan tak mau dibantah. Namun, Rahma berhasil membuat atasannya itu menjadi lumayan pendiam.
Lalu, di mana gadis itu selalu berhasil menentang sang atasan dengan berani.

Dua tahun sudah ia bekerja di Bagaskara Group namun, belum pernah ada yang berani menentang sang atasan, boro-boro menentang, pekerjaan salah saja sudah membuat jantung seperti maraton karena taruhannya adalah "pemecatan".

Peraturan yang di buat Arkan Bagaskara tak ada yang main-main. Sebelum Rahma datang, sudah ada lima sekretaris yang ditendang keluar dari perusahaan karena pekerjaan mereka yang tidak memuaskan, beruntung Naomi masih bisa bertahan di sana.

Dulu saja, Naomi harus berusaha keras agar bisa mendapatkan posisi sebagai sekretaris seperti sekarang ini, berbagai tes untuk mendapat posisi sekretaris terbilang sangat susah dan rumit, tes itu hampir saja membuatnya menangis dulu.

Posisi sekretaris saja tesnya susah apalagi untuk asisten pribadi, pasti benar-benar sangat sulit. Naomi sangat kagum pada gadis yang umurnya dua tahun lebih muda darinya itu, yang berhasil mendapatkan posisi sebagai asisten pribadi juga sebagai sekretaris dan sebagai rekannya.

Kata-kata tajam Arkan masih teringat baik disetiap otak karyawan Bagaskara Group sampai sekarang.

"Jika kau tidak serius pada pekerjaanmu, maka keluarlah dari sini, Bagaskara Group tidak membutuhkan orang-orang yang tidak becus akan pekerjaannya," itu adalah ucapan tajam yang Arkan lontarkan dulu pada salah satu mantan karyawan karena salah mengerjakan berkas.

Mr. BurgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang