Annyeong annyeong Calla^^
Sumpah sih, ini bab paling panjaaaaaaang yang udah aku buat. Jadi, kalian harus memantapkan diri dulu sebelum baca bab ini😂Hati-hati typo ya gaes
Borahae 😘💜...
"Rahma, tolong ambilkan berkas kerja sama pembangunan hotel tahun lalu dengan klien tetap kita. Kalau tidak salah, berkas itu ada pada Naomi," ucap Arkan pada Rahma tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputer. Arkan saat ini terlihat sedang sangat sibuk, dasi yang tadi pagi melingkar kencang dilehernya kini sudah berada di lengan kursi yang pria itu duduki, kancing atas kemejanya pun sudah terbuka, menampilkan leher jenjang milik Arkan yang terlihat menggoda iman para gadis yang melihatnya.
Melihat pemandangan di hadapannya, Rahma ingin sekali mengabadikan potret Arkan yang terlihat menggoda saat ini. Raut serius Arkan membuat Rahma benar-benar tidak ingin mengalihkan pandangannya sedikitpun, gadis itu rasanya hanya ingin memandangi salah satu ciptaan Tuhan yang bisa dibilang sangat sempurna, nikmat mana lagi yang kau dustakan wahai Rahma.
"Saya tahu, kalau saya tampan. Tapi, sekarang bukan waktunya untuk memandangi saya terus, berikan berkas yang saya minta dahulu, baru kamu boleh memandangi saya sepuas yang kamu mau," setelah mengucapkan itu, Arkanpun terkekeh.
Rahma segera mengalihkan netranya ketika mendengar ucapan Arkan untuknya. Hah, ia melupakan satu hal, ia melupakan fakta lalu Arkan memiliki sifat yang terlalu percaya diri, dan fakta itu membuat Rahma memutar matanya. Meskipun begitu, hatinya tetap tidak akan menolak kalau diberi pemandangan yang seperti tadi lagi.
"Bapak pede banget jadi manusia, saya gak ngeliatin Bapak ya, sorry," setelah mengucapkan itu, Rahma kemudian bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati pintu, sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan, Rahma menatap jam dipergelangan tangan kirinya terlebih dahulu untuk mengecek waktu berapakah sekarang. Gadis itu bisa melihat kalau sekarang sudah pukul 19.30, ia berharap kalau Naomi belum pulang dari kantor, agar perempuan itu bisa membantunya mencari berkas yang Arkan minta.
Arkan ditempatnya tertawa pelan ketika mendengar balasan Rahma yang jelas sekali kalau gadis itu sedang berdusta. Bagaimana ia bisa tahu? Karena wajah Rahma tak bisa berbohong, ketika Rahma mengaku kalau ia tidak memandangi Arkan, di detik itu juga ia bisa melihat kalau pipi Rahma memerah. Bisa dipastikan kalau ucapan Rahma berbeda dengan isi hatinya.
🍔🍔🍔
Sudah 30 menit berlalu tapi Rahma sama sekali belum kembali ke ruangan. Arkan tidak menyangka kalau untuk mencari berkas bisa selama ini, atau mungkin sekretarisnya itu sudah meletakkan berkas yang ia minta di ruang penyimpanan berkas perusahaan?
Daripada terus menunggu, lebih baik Arkan juga keluar dari ruangannya dan ikut membantu Rahma mencari berkas yang bisa dibilang sangat penting untuk perusahaannya.
Pria itu bangkit dari duduknya, lalu melangkah ke arah pintu ruangannya berada. Karena ia memiliki kaki yang panjang, alhasil langkah yang diambil Arkan cukup lebar, sehingga memudahkannya untuk bisa sampai ke pintu ruangan dengan cepat.
Setelah pria itu sudah benar-benar keluar dari ruangannya, Arkan kemudian mengedarkan pandangan, berusaha mencari keberadaan asistennya berada. Setelah beberapa saat mencari, akhirnya ia bisa melihat seseorang yang ia cari sedang berjongkok di bawah meja kerja milik Sekretarisnya—meja kerja Naomi.
"Ketemu?" suara Arkan yang terdengar tiba-tiba membuat Rahma terkejut dan berakhir dengan kepala gadis itu yang terantuk meja kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Burger
RomancePertemuan diantara mereka tidak bisa dibilang mulus, seperti pertengkaran kecil yang mereka alami hanya karena sebuah burger berhasil membuat mereka terikat dalam lingkaran yang sama. Hingga sebuah perasaan asing melingkupi hati mereka masing-masing...