***37. Awkward Moment***

49 4 0
                                    

𝙷𝚎𝚕𝚕𝚘 hello👋^^

𝙷𝚊𝚝𝚒-𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚝𝚢𝚙𝚘...

𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 ☺

...

#Abraham Group || 10.30

Sekitar 30 menit yang lalu, seorang gadis datang ke perusahaan, dengan riasan dan pakaiannya yang terlihat elegan. Memasuki ruangan CEO tanpa canggung sedikitpun.

Sebelum berjalan kearah meja Arkan berada, gadis itu sempat menyapa dan tersenyum pada Sekretaris sekaligus Asisten-yaitu Rahma. Rahma yang disenyumi berusaha membalasnya meski dengan senyuman yang cukup canggung.

Di sana Rahma mendengar kalau gadis itu meminta Arkan untuk menemaninya ke Mall. Meski terdengar tidak sopan karena menguping, Rahma tak menepis fakta kalau ia memiliki telinga untuk mendengar. Mau serapat apa ia menutup telinga, gadis itu masih akan terus mendengar pembicaraan dua sejoli berbeda jenis itu.

Gadis itu berusaha pokus dengan layar monitor di hadapannya sampai suara seorang gadis terdengar memanggil namanya.

Mendengar namanya dipanggil, Rahma mengalihkan perhatiannya dari layar komputer ke arah gadis yang memanggilnya tadi. Tanya tanya besar tiba-tiba saja tergambar jelas didalam otaknya. Kenapa gadis itu memanggilnya? Apa ada sesuatu yang ingin gadis itu tanyakan padanya? Rahma tak tahu itu.

"Habis ini ikut gue sama Arkan nge-mal yuk," ucap Savyra.

Rahma yang mendengar ajakan tersebut mendadak bingung. Kalau ia menolak, takutnya Savyra menganggapnya tidak sopan. Kalau ia terima, takutnya Savyra menganggapnya ikut campur urusan mereka. Ketika Rahma ingin menjawab ajakan Savyra, Savyra sudah lebih dulu mengucapkan sebuah kalimat mutlak kalau Rahma tidak boleh menolak ajakannya.

"Jangan nolak ajakan gue," ucap Savyra lagi dengan mata memicing ke arah Rahma.

Tak bisa menolak, akhirnya Rahma hanya bisa mengangguk pasrah.

🍔🍔🍔

#Mall || 11.00

Butuh waktu 30 menit untuk sampai mal, dengan keadaan Bandung yang sama macet seperti jakarta membuat mereka sampai dimal lebih lama dari perkiraan mereka.

Mereka bertiga mulai memasuki mal. Rahma hanya mengikuti langkah atasannya dan mantan dari atasannya itu, entah mau kemana mereka berdua pergi. Hingga rasa kebingungan Rahma terbayarkan ketika kaki mereka mulai mendekati toko perhiasan.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" ucap ramah salah satu pramuniaga di sana.

Rahma dan Savyra tersenyum membalas si pramuniaga. "Mbak, tolong tunjukan beberapa rekomendasi cincin pernikahan ya," ujar Savyra.

"Pernikahan? Siapa yang menikah?" pikir Rahma. Gadis itu hanya bisa diam dengan segala pemikiran-pemikiran yang tiba-tiba saja hadir dalam otaknya.

Pramuniaga tersebut mulai menuntun mereka bertiga menghampiri etalase khusus cincin. Di etalase tersebut terlihat bayak sekali cincin dengan berbagai model. Dari cincin yang hanya memiliki satu permata hingga cincin yang memiliki permata besar tempampang di sana.

"Saya mau lihat yang itu mbak," ucap Savyra, gadis itu menunjuk salah satu sepasang cincin dengan motif yang sederhana tapi terkesan mewah-cincin perak. Si pramuniaga mulai mengambilkan cincin yang Savyra tunjuk tadi.

Mr. BurgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang