Annyeong yeoreobun^^
Ini hadiahku buat kalian, double up-nya hehe
Semoga suka ya^^Hati-hati typo gaes
Selamat membaca Calla😊...
Tak terasa hari sudah berganti malam, langit yang tadinya cerah sudah berganti menjadi gelap. Beberapa bintang terlihat bertaburan di angkasa, menemani bulan yang terlihat kesepian. Lampu-lampu di jalan juga sudah banyak yang menyala.
Meskipun sekarang adalah malam Senin, tetapi masih banyak kendaraan yang memadati jalanan.
Sepertinya sudah menjadi rutinitas jika dimalam Minggu dan malam Senin adalah malam di mana para pasangan kekasih menghabiskan waktu istimewa mereka. Karena setelah hari ini berakhir, mereka akan kembali disibukkan dengan rutinitas mereka yang bisa dibilang cukup sibuk untuk para pekerja kantoran dan yang lainnya. Bioskop, kafe, dan tempat bersantai lainnya sudah penuh dengan beberapa keluarga untuk menghabiskan waktu akhir pekan mereka.
Berhubung kantor tempat Rahma bekerja libur, gadis itu akhirnya memutuskan untuk 'me time' dengan datang ke mal sendirian. Awalnya, ia tidak memiliki niat untuk me time, gadis itu justru awalnya ingin mengajak Diana untuk datang ke mal juga. Namun, sahabatnya harus mengelola data pengeluaran kafe yang belum juga selesai sampai sekarang. Sebagai salah satu pemilik, Rahma juga sudah membantu dengan mendata semua pemasukan siang tadi di kafe, meskipun sudah dibantu, tetapi semua itu memerlukan kefokusan yang tinggi. Kalau salah, bisa dipastikan kalau data mereka akan terpecah dan membuat bingung. Karena tidak ingin datanya menjadi hancur, oleh karena itu Rahma di sini sendirian, tanpa pasangan dan tanpa teman.
Gadis dengan rambut bergelombang dikuncir kuda itu sedang melihat deretan poster film yang tertempel di dinding. Malam ini orang-orang sepertinya lebih banyak memilih film Comedy-romance dari pada horor, dan Rahma termasuk ke dalam orang-orang tersebut.
Sebelum ia masuk, Rahma membeli sebuah berondong jagung berukuran jumbo dan sebuah minuman bersoda dalam cup untuknya sendiri. Gadis itu kemudian mulai memasuki bioskop, mencari tempat duduknya kemudian mendudukinya. Satu bangku di sebelah kanan dan kirinya kosong, sedangkan bangku belakang dan depan telah terisi oleh pasangan kekasih yang sedang menampilkan kemesraan mereka di sana.
Oke, sekarang Rahma mulai merutuki pilihannya tadi. Bisa dipastikan hanya ia sendiri yang menonton adegan demi adegan romantis dari film yang sedang ditayangkan dilayar besar tepat di hadapannya.
"Udah tau jomblo, malah nekat milih film romantis," keluh Rahma. Gadis itu menghela napasnya pelan, netranya memandang layar dengan malas
Tangan kanan milik Rahma meraih tas miliknya yang diletakkan di bangku kosong sebelah kanan, gadis itu mengeluarkan sebuah spidol permanen hitam dari dalam tas. Kemudian, gadis itu menggambar sepasang mata dan mulut pada tempat berondong jagung miliknya.
"Oke popcorn, lu jadi pasangan gue malem ini," ucap Rahma pada tempat berondong jagung yang pastinya tidak akan pernah membalas ucapannya. Kalau orang lihat, bisa dipastikan kalau Rahma akan disangka sebagai gadis kurang waras.
Beberapa menit kemudian, tiba-tiba seorang pria duduk tepat di samping kirinya-bangku kosong sebelah kiri. Gadis itu mendongak, ia menyadari kalau orang yang baru saja duduk itu sangat familiar untuknya. Setelah tahu siapa orang tersebut, seketika mata Rahma melotot karena terkejut.
"Bapak ngapain di sini?" tanya Rahma dengan berbisik. Kalau ia menanyakan itu dengan suara normal, ia takut kalau nanti ia akan diusir keluar dari sini, kalau ia sampai diusir, kasihan uangnya yang sudah hilang untuk membeli tiket, berondong jagung dan soda.
"Orang, kalau ke Bioskop ngapain?" bukannya menjawab, Arkan malah melempar pertanyaan lagi pada Rahma.
"Nonton film," dari pada ia harus memperpanjang urusan, lebih baik ia menjawab pertanyaan pria di sampingnya ini bukan. Lagi pula, menjawab pertanyaan bosnya tidak akan merugikan pihak manapun.
"Tuh tau," mendengar jawaban Arkan, seketika Rahma pun melongo. Semua orang pasti tahu, kalau mereka datang ke Bioskop pasti untuk menonton film. Tapi, pertanyaan yang dimaksud Rahma berbeda artian dengan yang bosnya maksud. Ya sudahlah, biarkan saja bosnya bahagia.
"Bapak sama siapa ke sini?" tanya Rahma. Gadis itu memperhatikan tingkah atasannya yang terlihat lumayan, kaku? Pria itu menyalakan senter dari ponsel pintar miliknya, dan meletakkan ponsel tersebut di atas pangkuannya.
"Saya sama teman kencan saya di sini," balas Arkan tanpa melihat ke arah Rahma berada. Entah sedang apa pria itu saat ini, Arkan memunggungi Rahma, sedangkan gadis itu malah sibuk celingukan mencari keberadaan seseorang yang menjadi teman kencan atasannya. Ia tidak ingin menjadi obat nyamuk lagi setelah menjadi obat nyamuk para pasangan kekasih di sini dari tadi.
"Mana? Saya gak lihat siapa-siapa pak. Bapak kan jomblo, emang ada yang mau sama bapak?" ucapan Rahma barusan membuat wajah Arkan menjadi datar. Pria itu tidak marah, hanya kesal saja, sedikit.
"Ada lah," balas Arkan ketus.
"Mana?" tanya Rahma lagi. Entah kenapa jantungnya saat ini mulai berpacu lumayan cepat, Rahma menatap Arkan lekat, berusaha menerka apa yang akan Arkan ucapkan nanti. Mungkin, karena ia memiliki rasa pada Arkan sehingga membuat jantungnya terus berdetak cepat, takut kalau memang benar bahwa atasannya itu sedang berkencan dengan seorang gadis cantik di sini. Padahal, ia tidak ingin melanjutkannya, hanya saja rasa penasarannya Sudan benar-benar muncul.Pria itu meraih sebuah tempat berondong jagung beserta isinya dari samping kirinya. Rahma menaikkan sebelah alisnya sebentar, atasannya itu tampak tersenyum mengejek ke arahnya. Bisa-bisanya ia menyukai pria random seperti atasannya ini.
"Memangnya hanya kamu yang bisa kencan. Kenalkan, Elisabeth Popcarn," mendengar ucapan percaya diri Arkan barusan, membuat Rahma mengerjabkan matanya. Gadis itu kemudian kembali menatap layar di depannya tanpa membalas ucapan Arkan tadi. Gadis itu menghela napasnya dalam, kenapa tadi ia percaya dengan omong-kosong Arkan, ya ampun.
🍔🍔🍔
Gimana part ini? Suka gak? Aneh gak sih?
Jangan lupa vote dan komennya Calla...
Borahae💜
Mr. Burger😘
Canollamaplle 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Burger
Roman d'amourPertemuan diantara mereka tidak bisa dibilang mulus, seperti pertengkaran kecil yang mereka alami hanya karena sebuah burger berhasil membuat mereka terikat dalam lingkaran yang sama. Hingga sebuah perasaan asing melingkupi hati mereka masing-masing...