Begitu keluar dari aula, mata mereka langsung dihadapkan dengan para mahasiswa yang sedang berfoto ria dengan keluarga atau teman-teman mereka.
Di dalam sebenarnya sudah disediakan background untuk berfoto dengan keluarga, mungkin mereka sudah dan hanya dia yang belum, dikarenakan kakak dan ibunya yang berhalangan hadir.
Ada setitik sendu dihatinya ketika melihat semua orang berfoto ria dengan keluarga lengkapnya.
"Teh," panggilan dan senggolan sahabatnya berhasil membuyarkan lamunannya, ia menatap sahabatnya sebentar. Mengernyitkan dahinya bingung ketika sahabatnya memberikan instruksi aneh kepadanya.
Ia menatap kearah depan mengikuti arahan dari sahabatnya.
Seketika rasa haru langsung merayap kedalam hatinya, tanpa diperintah kakinya langsung berlari kearah dua orang wanita yang sangat berharga dalam hidupnya, memeluk mereka dan mengecup pipi wanita paruh baya yang berada didekapannya.
"Kalian datang? Aku kira kalian gak datang," air matanya menetes haru, mereka beralasan kalau ada hal yang tak bisa mereka tinggal maka dari itu mereka tak bisa datang ke sini namun ia sama sekali tak tahu alasannya apa.
"Dateng dong, masa di hari kelulusan adik teteh, teteh gak dateng," ucap kakak Rahma.
Rahma menuntun mereka berdua kedalam untuk berfoto terlebih dahulu, sahabat Rahma juga ikut masuk ke dalam lagi.
Saat sampai di dalam, seorang rektor menghampiri mereka.
Rahma menyalimi sang rektor dengan sopan."Ini ibumu Rahma?" Tanya sang rektor kepadanya.
"Iya pak ini ibu dan kakak saya," balas Rahma dengan tersenyum manis pada sang rektor."Saya ucapkan selamat kepada anda karena sudah melahirkan dan mendidik seorang putri yang sangat pintar dan aktif, kami bahkan tercengang ketika mendapati salah satu mahasiswi kampus kami ternyata memiliki IPK diatas rata-rata, kalian patut berbangga diri mendapatinya berada dalam keluarga kalian, saya ucapkan selamat sekali lagi," ucap sang rektor panjang lebar kepada ibunya.
"Terima kasih pak."
"Kalau begitu saya tinggal dulu, masih ada keperluan lain, silahkan berfoto terlebih dahulu, Rahma bapak pergi dulu ya, assalamualaikum," pamit sang rektor.
"Waalaikum sallam," ucap mereka berempat berbarengan.
"Hey Miss Rahma, selamat ya," ucap Deni, seniornya dulu. Mereka terlihat sangat akrab, kepribadian Deni yang sangat ramah dan baik membuatnya bisa dengan bebas berteman dan akrab dengan adik kelas dan orang-orang yang baru bertemu dengannya. Dulu saja ia diajarkan memotret oleh Deni.
Deni datang sebagai tamu juga sebagai pemilik jasa pemotretan yang sudah ia kelola sedari kelas satu SMA.
"Terima kasih kak, gue foto ya, awas yang bener loh," ucap Rahma dengan nada bercanda.
"Tenang aja, gue udah profesional hasilnya bakal cetar," balas Deni dengan candaan juga.
"Heleh cetar hahaha," kekeh Rahma pelan.
"Sendiri dulu ya ma, habis itu sama keluarga lo," gadis itu membalas dengan gerakan tangan.
Berpose formal dihadapan kamera, tersenyum cerah mengangkat sertifikat yang berada ditangannya dengan apik.
Selesai dengan foto individualnya, Deni memanggil ibu dan kakak Rahma untuk segera bergabung dengan Rahma disamping kanan dan kirinya.
Foto kedua selesai, kini tinggal foto berdua dengan sahabatnya untuk kenang-kenangan nanti.
🍔🍔🍔
Dua orang gadis tampak berjalan bersisian, mereka berencana untuk mencari makan siang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Burger
RomancePertemuan diantara mereka tidak bisa dibilang mulus, seperti pertengkaran kecil yang mereka alami hanya karena sebuah burger berhasil membuat mereka terikat dalam lingkaran yang sama. Hingga sebuah perasaan asing melingkupi hati mereka masing-masing...