A fanfiction
.
Steinway_03
.
Na_Ren
.
Dont expect too much
JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA RL KALIAN
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga >_<Jaemin melompat dari bus setelah berhasil menepi, cowok ini merapat pada halte merapikan jaket yang dikenakan, tanganya terulur memastikan jika gerimis ini hanya gerimis kecil yang tidak akan membuatnya basah, setelah mengumpulkan keberanian cowok ini mulai berlari mengikuti jalan panjang trotoar yang akan membawanya sampai ke gerbang sekolah.
Sepi, nyaris tidak ada orang di lapangan utama maupun koridor, cowok ini mengusap rambut coklat dan lengan jaket dengan posisi tangan menyilang, udara saat ini sangat dingin, akan beresiko jika ia tetep di lobi.
Tubuhnya berbalik, tapi hanya keterdiaman yang menguasai dirinya, jantungnya tiba-tiba berdetak tak karuan saat orang yang sedang tidak ingin ia temui berjalan santai menuju ke arahnya, cowok ini membeku di tempat, bibirnya mengatup bahkan giginya menggigit bibir bawahnya kuat, dengan santainya Jeno melangkah melewatinya, sesakit ini kah jika mencintai orang yang sama sekali tak tertarik pada mu, sesakit ini kah mencintai diam-diam.
Aku melihatmu bening tanpa satupun yang mengganggu, berpapasan sejajar kau melihatku Nampak sepeti melihat kaca tebal yang buram. TAK ADA
Seolah-olah memang tidak pernah terjadi apapun, kejadian kemarin seperti tidak pernah ada, padahal tanpa Jeno tau apa yang dia lakukan itu sangat melukai hatinya.
Satu helaan nafas berhasil lolos, Jaemin menoleh kebelakang dan cowok itu sudah menghilang ditelan belokan koridor, cowok ini malah tersenyum kemudian kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda, demi apapun Jaemin nyaman dengan segala rasa yang dimilikinya, tak perlu ada yang tau dan tak perlu pula harus diungkapkan ke seisi dunia karna baginya dengan seperti ini semesta telah mendukungnya dalam bahagia.
"JAEMIN!!!"
Merasa namanya dipanggil. Jaemin kontan menoleh, ia melambai kecil pada Jaehyun yang setengah berlari menghampirinya, cowok itu langsung merangkul Jaemin setelah sampai di sebelahnya, keduanya memang terkenal dekat sejak kelas 10.
Setelah memenangkan perlombaan Asian paper, akhirnya Jaehyun dipilih langsung menjadi penanggung jawab elit 10 dibawah perintah Pak SUho, pekerjaanya berbeda dengan osis, dan dua tim ini tidak saling berhubungan.
"gimana seminar kemarin? Menyenangkan?" tanyanya penasaran.
Jaemin mengangguk, keduanya mulai melangkah menaiki anakan tangga "menyenangkan, Jaemin baru tau kalau Tulang manusia adalah contoh dari arsitektur yang sempurna. Tulang paha yang menopang berat badan selama kita berjalan lebih kuat dibandingkan dengan beton padat dengan berat serupa, atau Sumsum tulang kita memproduksi 260 milliar sel darah merah (RBC) dan 135 milliar sel darah putih (WBC) setiap harinya. Biologi memang penuh misteri"
"kamu juga penuh misteri" celetukan Jaehyun ini membuat Jaemin menoleh heran.
"enggak tuh"
Jaehyun semakin mengeratkan rangkulanya pada Jaemin "malam itu kamu nangis gajelas, itu juga misteri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Steinway ||Nomin|| END✅
Teen FictionMature konten⚠️⚠️🔞 Bxb⚠️⚠️ Kekerasan & pelecehan⚠️⚠️ -- Jaemin maupun Jeno salah satu anggota elit sekolah, kegiatan makrab mempertemukan mereka di kamar no 666 angka sial yang ternyata benar-benar membawa kesialan.. Kesialan itu membuat Jeno maup...