A fanfiction
.
Steinway_28
.
Na_Ren
.
Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.Setelah menyelesaikan segala macam belanja dan scenario yang mama buat, akhirnya Jeno dan Jaemin bisa bernafas lega, keduanya berjalan lemas memasuki apartemen, tidak ada percakapan apapun, keduanya langsung masuk kamar masing-masing. Sampai di kamar, Jaemin meletakan tas ransel sembari membuka dasi yang melilit leher, tak lupa menyalakan pendingin ruangan, lumayan gerah hari ini.
Cowok itu membaringkan tubuhnya ke atas kasur, bermain ponsel sejenak tidak masalah bukan, tapi dia masih punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan, karna itu Jaemin kembali bangkit, membuka seragamnya lalu mengganti dengan kaos rumah, begitu juga dengan celana abu-abu yang ia ganti dengan celana pendek, jam di atas meja belajar pun baru menunjukan pukul 8 malam, tidak perlu buru-buru untuk tidur.
Cowok ini membawa pakaian kotor miliknya ke ruang cuci "Jen pakaian kotor mu disiapin" kata Jaemin ketika melewati ruang tengah.
Jeno yang masih merebahkan tubuhnya di atas kasur perlahan melepas jaket kulitnya ogah-ogahan, sampai cowok satunya muncul.
"lepas baju mu, mau aku cuci" Jaemin melangkah menuju sudut kamar, memunguti pakaian Jeno yang berhambur, lalu memasukan semuanya kedalam keranjang. "apa susahnya sih masukin baju ke keranjang"
Kini perhatian Jaemin tertuju pada lemari, sepertinya ada yang tidak beres, benar dugaan, ketika ia membuka pintu lemari, saat itu lah pakaian Jeno ambruk menghantam kepala, baju yang susah payah Jaemin lipat kini berjatuhan ke lantai, belum lagi isi lemari di pintu sebelahnya.
Si manis mengeram kesal "kamu beneran nggak bisa rapi ya" omelnya. Tapi tanganya sibuk merapikan pakaian yang berjatuhan.
"bawel banget" jawab Jeno masih focus pada ponsel di tangan.
Cowok satunya menghela nafas panjang "mohon kerja samanya dong"
"ngomel terus, berisik kamu tuh" jawab Jeno, membuat Jaemin tambah-tambah kesal.
Ia menutup pintu lemari kasar membuat suara dobrakan, tak hanya itu, dia juga melempar Jeno dengan baju dan celana "lepas baju mu, ganti pakai itu" katanya sedikit tegas.
Tapi Jeno malah memasang wajah menggoda, kedua tanganya ia lipat kebelakang kepala "buka sendiri"
"Jeno!" Jaemin nyaris memukul cowok itu dengan bantal tapi Jeno lebih dulu menarik tanganya, Jaemin kehilangan pijakan, cowok itu jatuh di atas Jeno "brengsek" makinya pelan.
"buruan" Jeno bersmirk tipis.
Jaemin menghela nafas panjang, pada akhirnya dia juga yang kalah, Jaemin naik ke atas tubuh Jeno, duduk di atas perutnya tanpa rasa ragu, sementara Jeno tampak santai. jemari lentik Jaemin mulai menarik dasi yang masih melilit di leher, jangan tanya bagaimana perasaan Jaemin saat ini, benar dia seperti mau pingsan, seluruh tubuhnya gemetar, bukankah adegan ini terlalu panas.
Kini Jaemin mulai membuka kancing seragam Jeno satu persatu, membuat tubuh bagian depannya mulai terlihat, menurut Jaemin bagian tubuh Jeno itu indah, Jaemin tidak bohong, bagaimana lekuk tubuh itu sangat mengoda, untuk ukuran anak Sma yang jarang olahraga itu cukup keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steinway ||Nomin|| END✅
Teen FictionMature konten⚠️⚠️🔞 Bxb⚠️⚠️ Kekerasan & pelecehan⚠️⚠️ -- Jaemin maupun Jeno salah satu anggota elit sekolah, kegiatan makrab mempertemukan mereka di kamar no 666 angka sial yang ternyata benar-benar membawa kesialan.. Kesialan itu membuat Jeno maup...