SW_06

9K 554 77
                                    


A fanfiction

.

Steinway_06

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA RL KALIAN
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga >_<
.
.

Suasana pagi ini tak seindah pagi kemarin, saat diam-diam Jaemin memandang wajah Jeno yang sedang terlelap, tak se-asik kemarin saat Jaemin berharap bisa menyentuh wajah dan membelai rambut Jeno, Pagi ini seperti meyakinkan Jaemin bahwa apa yang t...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana pagi ini tak seindah pagi kemarin, saat diam-diam Jaemin memandang wajah Jeno yang sedang terlelap, tak se-asik kemarin saat Jaemin berharap bisa menyentuh wajah dan membelai rambut Jeno, Pagi ini seperti meyakinkan Jaemin bahwa apa yang terjadi semalam bukan mimpi, bukan ilusi, yang terjadi semalam itu benar-benar terjadi.

Hatinya hancur, begitupun dengan tubuhnya yang terasa sakit, malam kelamnya sudah ia rasakan beberapa jam yang lau, ia menatap langit-langit kamar, air matanya terus saja mengalir melewati pelipis.

Mimpinya hancur dalam semalam, yang lebih menyakitkan adalah.. karna pelakunya adalah Jeno orang yang Jaemin sukai. Rasanya benar-benar menyayat hati ketika ia mendengar suara jepretan kamera di sesi terakhir, Jeno bilang itu untuk jaminan, dia benci, dia takut.

Jaemin memukul dadanya, tangisnya kembali pecah, bagaimana kedepanya, bagaimana hubungan mereka, Jaemin takut apa yang ia takutkan terjadi, bagaimana jika terjadi, apakah Jeno akan menerimanya dan bertanggung jawab?

Cowok ini meremas selimutnya lalu meringkuk dalam, sedangkan kasur sebelah sudah kosong, kekacauan didalam kamar karna ulah keduanya rupanya sudah Jeno bereskan sedikit, tapi tetap saja, semua ini terasa menyakitkan.

Ketakutanya mungkin sama seperti yang Jeno rasakan, bagaimana jika Jeno menyebarkan foto-fotonya, bagaimana jika mama tau kelakuan anaknya, bagaimana jika akhirnya dia dikeluarkan dari sekolah dan cita-citanya menjadi dokter tidak bisa tercapai.

Haruskah Jaemin menyalahkan Jeno?

Jaemin melirik kaca di sudut ruangan, benda itu memantulkan bercak merah di perpotongan lehernya, Jaemin benci dengan dirinya yang tidak bisa melawan Jeno, Jaemin benci dirinya.

Rasa ini sungguh menyiksanya.

-

Suasana Aula cukup heboh di waktu sarapan, kegiatan pagi ini ada sedikit tes pengetahuan sesuai dengan timnya masing-masing, lalu ada waktu santai sampai waktu makan siang dan waktu bersiap untuk pulang.

Steinway ||Nomin|| END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang