SW_23🔞

6.4K 401 43
                                    

A fanfiction

.

Steinway_23

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.

Jeno menoleh pada suara pintu yang terbuka kemudian tertutup kembali, tak lama muncul cowok cantik dari sana, wajahnya lusuh, seragamnya tidak dimasukan, dasinya miring sementara tas ranselnya hanya menggantung di pundak.

Sepulang sekolah tadi Jaemin ada urusan dengan Jisung, membahas penelitian mereka dan siapa sangka jika rasanya sangat melelahkan.

"seragam ku udah aku masukin ke mesin cuci, tapi belum aku cuci" lapor Jeno dari depan tv, biasanya Jaemin akan mengomel jika Jeno tidak memasukan ke keranjang atau mesin cuci.

Jaemin yang berdiri di depan pintu kamarnya kontan menoleh sebentar sebelum membuka pintu lalu masuk kamar, tidak ada jawaban atas perkataan Jeno barusan, ia terlalu lelah untuk menanggapi ocehan Jeno, dan yang paling penting dari itu semua, dia ngantuk luar biasa.

"dapur juga udah aku beresin tuh" teriak Jeno lagi, tapi yang terdengar selanjutnya malah suara pintu yang tertutup.

Dahi Jeno berkerut tipis, Cowok ini terlihat berfikir, sepertinya Jaemin tidak pernah mengabaikan ucapanya, mungkinkah ada sesuatu?

Jeno melompat dari sofa, berjalan menuju kamar Jaemin yang jaraknya lumayan jauh dari ruang tv, senandung pelan terdengar dari mulutnya, ia berjalan santai menghampiri pintu, membuka pelan tak kalah santai.

Yang bisa dia lihat sekarang adalah tubuh Jaemin yang terbujur di atas kasur, masih lengkap dengan seragam abu-abunya.

"pamalik tidur jam segini woy!" serunya.

Jaemin diatas kasur hanya mengerang pelan, ia sudah kehabisan tenaga.

Merasa dikacangin, akhirnya Jeno ikut melompat keatas tempat tidur Jaemin, berguling kesana kemari melewati tubuh Jaemin yang masih ditempat, tapi apa yang dia lakukan sepertinya tidak menarik minat Jaemin.

Si manis masih anteng ditempat, menggunakan kedua lengan sebagai bantalan, sementara Jeno kembali beraksi, kini ia malah asik rebahan diatas tubuh Jaemin yang tengkurap.

"berat no" protes Jaemin.

Karna Jaemin mengabaikan ucapanya, kini gentian Jeno yang mengabaikan, cowok itu masih diatas Jaemin dengan pandangan lurus pada langit-langit kamar, melipat kedua tanganya ke belakang sebagai bantalan dengan menumpu belakang kepala Jaemin.

"biar aku istirahat, aku capek" gumamnya.

Jeno masih ditempat sampai beberapa saat kemudian "capek banget ya?" tanya Jeno memastikan.

Si manis mengangguk kecil "capek banget"

Mendengar itu, Jeno buru-buru membalik tubuhnya, lalu menduduki punggung Jaemin "sini biar aku pijetin" katanya. Tangan besarnya mulai menjamah kedua pundak Jaemin pelan. "gimana?" tanyanya meminta pendapat.

"em" respon Jaemin kelewat singkat, membuat cowok itu mengerucutkan bibirnya.

Pijatan Jeno perlahan mulai turun menuju punggung, sekitar 3 menit, kemudian lanjut pada pinggang, tidak terlalu lama karna Jeno terlanjur penasaran dengan kekenyalan bokong Jaemin.

Steinway ||Nomin|| END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang