SW_11

4.3K 429 50
                                    

A fanfiction

.

Steinway_11

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.

Pagi hari suasana apart milik pengantin baru ini tampak heboh pada salah satu ruangan, perkelahian bisa terjadi kapan saja dengan waktu yang tidak bisa prediksi, dua remaja dengan umur yang tidak jauh berbeda itu saling adu tatap, sama-sama menunj...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari suasana apart milik pengantin baru ini tampak heboh pada salah satu ruangan, perkelahian bisa terjadi kapan saja dengan waktu yang tidak bisa prediksi, dua remaja dengan umur yang tidak jauh berbeda itu saling adu tatap, sama-sama menunjukan ketidak sukaan.

Permasalahan pagi ini karna Jeno hendak menggunakan kamar mandi tapi masih ada Jaemin disana, anak laki-laki itu sibuk membersihkan kamar mandi yang akan sering mereka gunakan nantinya.

"tapi bisa kan ngomongnya pelan dikit, gak usah nyolot!" seru Jaemin penuh kekesalan setelah mendapat umpatan dan segala macamnya dari Jeno.

Cowok satunya merotasikan bola matanya kesembarang arah "jelas-jelas kamu yang mulai duluan, minggir deh aku tu mau mandi"

Jaemin mendorong Jeno kasar "tapi kamu kan bisa pake kamar mandi satunya, aku belum selesai bersihinya"

"bersihin, oh sini biar aku bantu, maksud mu kaya gini kan!?" Jeno meraih botol sampo di dekatnya, senyum aneh tercetak di belah bibir, dengan tenaga yang tidak terlalu besar, Jeno menekan permukaan botol sampo di tanganya, membuat isinya keluar dari sana, tidak hanya itu ia bahkan mengarahkan isi di dalam botol ke semua arh, membuat si manis mendorong tubuh Jeno sembari berusaha meraih botol sampo yang isinya Jeno hamburkan.

"YAK!!" teriak Jaemin kalap, nafasnya naik turun, urat-urat di lehernya perlahan menyembul tapi hanya di balas kekehan dari cowok satunya.

Jeno melangkah keluar dari area cuci "yaya, terserah kamu saja" Jeno menabrakkan botol sampo tadi ke dada Jaemin cukup kencang membuat si empu mengaduh. Tak perduli pada Jaemin, Jeno melangkah keluar kamar mandi menyisakan Jaemin yang mengelus permukaan dadanya, botol sampo tadi sudah jatuh ke lantai.

Selain mengusap dada supaya rasa nyerinya mereda, ia juga mencoba menstabilkan emosinya, padahal darahnya sudah mendidih siap untuk di ledakan, tapi ingat cowok tadi itu Jeno, orang yang ia cintai.

Dengan gerakan malas Jaemin kembali menyikat lantainya pelan, sampo yang bercecer membuat lantai jadi licin, belum lagi busa yang muncul cukup banyak, Jeno memang brengsek.

Steinway ||Nomin|| END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang