A fanfiction
.
Steinway_38
.
Na_Ren
.
Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.Acara ulangtahun sekolah akhirnya digelar secara meriah, denting piano menghiasi ruangan aula, memikat para hadirin yang datang, purna tugas anggota elite baru selesai dilaksanakan. Jaemin duduk di kursinya cemas, bukan karna posisinya sebagai pemain piano digantikan, bukan juga karna wajahnya masih sedikit noda luka, tapi karna Jeno tidak hadir.
Setelah pulang dari rumah sakit, mama Yoona datang, mama Jeno sekaligus mama mertua, meskipun Jaemin sudah mengatakan pada Jeno jika dia menyerah, tentunya tidak bisa jika belum di bicarakan dengan keluarga, sayangnya mama Yoona datang dengan suami, tanpa Jeno, segala macam hilangnya cowok itu benar-benar membuatnya khawatir.
Penutupan upacara di aula kembali diakhiri dengan dentingan piano, cowok ini masih di tempat membuat Daniel harus menepuk pundak Jaemin. memberi tau jika acara sudah selesai.
"ayo"
Lapangan utama tampak ramai dengan segala jenis bazar, tak lupa pertunjukan drama yang sebentar lagi akan dimulai.
"kak Jaemin boleh minta foto" tanya anak cewek.
Dan dalam sekejab, Jaemin mendapat ajakan foto dari semua orang, bagaimana pun juga ini menjadi tahun terakhir Jaemin di sekolah, ini ulang tahun sekolah terakhir, dan tahun depan mungkin Jaemin sudah duduk di luar negri dan menjalani kuliah pada umumnya.
"terimakasih kak" ucap beberapa orang yang baru saja mengajak Jaemin berfoto bersama.
Jaemin berjalan menuju keberadaan Renjun dan Daniel, tapi langkahnya terhenti ketika seseorang memanggil namanya.
Cewek itu berjalan kearahnya ringan, Jaemin jarang melihat cewek ini sebelumnya.
"aku Noa"
Bahkan namanya terdengar asing ditelinga.
"ada yang bisa ku bantu?" tanya Jaemin polos.
Noa menggaruk tengkuknya "aku ingin bicara dengan mu, kamu ada waktu?" cewek itu menatap Jaemin aneh "tentang Jeno"
Mata Jaemin sedikit melebar "kamu tau dimana Jeno?" Jaemin malah balik tanya.
Sontak Noa dibuat bingung "kamu tidak tau dimana Jeno?"
Jaemin menahan tangan cewek di depannya erat "beri tau aku dimana Jeno saat ini"
Akhirnya, keduanya duduk di taman belakang, Jaemin duduk gelisah, dia cemas, dia ingin tau dimana Jeno saat ini, apa yang sebenarnya cowok itu lakukan, kenapa menghilang begitu saja.
"sejujurnya Jeno menyukai mu"
Segala macam bentuk tanda tanya di kepala Jaemin lenyap seketika saat Noa mengatakan kata-kata yang menurut Jaemin cukup keramat, dan hal itu membuat raut wajah Jaemin terlihat kaget, ekspresinya kali ini membuat Noa ikut terkekeh. Bualan macam apa yang baru saja Jaemin dengar dari mulut cewek yang bahkan tidak ada hubungan apapun dengannya,
"dia menyukai permainan piano mu tanpa tau jika itu kamu, karna dia tidak tau itu kamu makanya dia menyakiti mu" Nao memainkan jemari tangannya sedikit kalut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steinway ||Nomin|| END✅
Teen FictionMature konten⚠️⚠️🔞 Bxb⚠️⚠️ Kekerasan & pelecehan⚠️⚠️ -- Jaemin maupun Jeno salah satu anggota elit sekolah, kegiatan makrab mempertemukan mereka di kamar no 666 angka sial yang ternyata benar-benar membawa kesialan.. Kesialan itu membuat Jeno maup...