SW_41

3.7K 258 69
                                    

A fanfiction

.

Steinway_41

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.

Di malam yang sunyi Jeno dan Jaemin berkendara tanpa tujuan, tepat disamping kiri sosok Jaemin disinari cahaya bulan, lagu klasik masa lalu terputar, sedikit mengurangi rasa canggung diantara keduanya.

Tangan kiri Jeno sejak tadi menggenggam erat tangan kanan Jaemin, terasa begitu erat karna genggaman tangan ini merupakan genggaman terakhir yang bisa Jeno rasakan, jelas tidak mungkin terulang lagi.

"jangan sampai telat makan, selalu jaga kesehatan, tetap rajin di sekolah, kita pasti bisa ketemu lagi" ucap Jaemin tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan di depan.

Jeno melirik cowok di sebelahnya sekilas "jika aku pergi menemui mu, apa kamu akan menerima ku?"

Jaemin akhirnya menoleh, bibirnya melengkung tipis "sesekali datanglah, mungkin aku sudah jadi orang yang berbeda, jadi jangan kecewa pada ku Jen, kita-"

"kita sudah tidak ada hubungan apa-apa" potong Jeno.

Perjalanan menuju rumah Jaemin yang biasanya terasa lama entah kenapa kini begitu cepat, mobil berhenti di bahu jalan, padahal Jaemin masih ingin berdua bersama Jeno, begitu juga sebaliknya. Jeno masih ingin bersama Jaemin.

"Terimakasih sudah bermain piano saat jam istirahat, momen itu tidak akan pernah aku lupa" Kata Jeno sembari memainkan jemari tangan Jaemin yang masih digenggamnya.

Jaemin tertunduk malu "aku tidak se profesional itu, tapi aku senang jika kamu menyukainya"

Masih memainkan jemari tangan Jaemin, Jeno menyandarkan punggungnya pada sandaran "Maaf"

"Kamu tidak perlu mengatakan itu lagi Jen, jangan membuat ku merasa bersalah karna meminta untuk berpisah"

"Jangan pernah merasa bersalah untuk aku si bodoh ini" Jeno perlahan melepaskan tangan Jaemin dari genggamannya "aku akan mengantar keberangkatan mu, hubungi aku Jaem"

Belum sampai tangan keduanya terlepas Jaemin lebih dulu menggenggam tangan Jeno "aku belajar banyak hal ketika bersama mu, ternyata mencintai terlalu dalam membawa akhir yang menyedihkan, aku mendoakan untuk kisah mu maupun kisan cinta ku semoga tidak seperti kita, semoga tanpa rasa sakit"

Jeno mengangguk bersamaan dengan terlpasnya tangan keduanya "Jeno, jika suatu saat nanti kita bertemu lagi, ku mohon jangan pernah membenci ku"

"aku tidak akan membenci mu dan aku tidak punya alasan untuk melakukan itu, tolong lebih bahagia" Kata Jeno yang sekali lagi mendapat anggukan dari Jaemin.

"kalau begitu, aku turun"

Jeno menahan tangan kanan Jaemin membuat cowo satunya mengurungkan niat, cowok itu menoleh, tapi yang ada di pandangannya kini hanya Jeno yang tengah menundukan wajahnya.

"kamu ingin untuk yang terakhir?"

Jaemin terkekeh saat Jeno mengangguk kecil.

Dan akhirnya keduanya saling tatap, Jeno memiringkan wajahnya begitu juga dengan Jaemin, sampai kedua bibir mereka saling bersentuhan, ciuman terakhir bagi keduanya.

Steinway ||Nomin|| END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang