A fanfiction
.
Steinway_26
.
Na_Ren
.
Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.Aroma wangi dan suara perkakas dari dapur membangunkan Jeno dari tidurnya, cowok ini mengeram sembari memijat kepalanya yang masih sedikit pening, kasur sebelahnya kosong, itu artinya cewek semalam sudah pergi, dan suara perkakas ini membuat Jeno lapar.
Ketika ia membuka pintu kamar, aroma masakan tercium cukup pekat, seseorang berdiri di balik pentri dapur, bukan Jaemin dan postur tubuhnya seperti bukan mama atau mama Jaemin, siapa?
"anda sudah bangun?" pertanyaan ini membuat Jeno terpaku sejenak, Vio sekertaris Mama menoleh dari tempatnya, memegang spatula dengan apron di badanya.
Jeno bungkam sampai suara erangan pelan muncul dari arah sofa, terlihat ada tangan muncul dari balik sofa, rupanya itu milik Jaemin, cowok di sofa itu sedang meregangkan tubuh.
Jeno mendekat "sejak kapan?" tanya Jeno, cowok itu menarik kursi kemudian duduk di sisi meja makan.
Vio masih sibuk memasak "sejak subuh" jawabnya.
"pagi sekali?" tanya Jeno heran.
Perempuan ini melirik jam dinding di atas tv, "hari ini ada skedul untuk anda dan tuan Jaemin, jadi saya harus menyelesaikan ini tepat waktu"
"aku tidak akan pergi dengan si brengsek itu" saut cowok lain dari arah sofa, terlihat sangat kacau.
"anda masih mabuk tuan Jaemin" sekertaris mamanya itu mulai menata piring.
Jaemin memijat kepalanya pelan, sementara Jeno ia menoleh kearah Vio "dia mabuk?" tanyanya pada si sekertaris.
"ketika saya datang, tuan Jaemin sudah mabuk, sepertinya ia menghabiskan satu botol soju sendirian" jawab si sekertaris sembari membawa nampan ke meja makan dimana ada Jeno disana. "perempuan yang tidur dengan anda sudah pergi pagi tadi, saya akan merahasiakan ini dari nyonya"
"lalu dia?" tunjuk Jeno pada Jaemin dengan jempol tanganya.
"sepertinya tuan Jaemin mengetahuinya juga, kalau boleh tau dari mana anda mendapatkan mobil mewah yang berbeda itu?" Vio mencoba menanyai perihal mobil mewah yang Jeno kendarai, meskipun ia tau tidak akan mendapat jawaban dengan mudah.
Jaemin menopang dagunya di sandaran sofa, tanganya mulai menunjuk kea rah Jeno "dia menukar ku hahahaha" ada tawa diakhir ucapanya "dia menukar ku demi mobil sialan itu" gumam Jaemin
Vio mengerutkan dahinya, perhatianya kini tertuju pada Jeno "maksud tuan Jaemin?"
Jeno menggeleng "dia masih mabuk" katanya mencoba tenang.
Tawa Jaemin kembali tertawa "hey, kamu membiarkan orang-orang itu memperkosa ku, aku membenci mu"
Mata Jeno kontan melotot, cowok itu refleks bangkit dari tempatnya duduk membuat kursinya ambruk "tutup mulut mu Jaemin"
"tapi itu kenyataan Jeno!"
"diam ku bilang Jaemin!" seru Jeno tak kalah heboh
"apa yang terjadi diantara kalian berdua" Vio berucap sedikit keras membuat dua orang itu akhirnya diam. "apa benar yang dikatakan Jaemin?" tanya VIo pada Jeno sampai melupakan panggilan tuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steinway ||Nomin|| END✅
Teen FictionMature konten⚠️⚠️🔞 Bxb⚠️⚠️ Kekerasan & pelecehan⚠️⚠️ -- Jaemin maupun Jeno salah satu anggota elit sekolah, kegiatan makrab mempertemukan mereka di kamar no 666 angka sial yang ternyata benar-benar membawa kesialan.. Kesialan itu membuat Jeno maup...