A fanfiction
.
Steinway_30
.
Na_Ren
.
Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.Sepertinya Jaemin tidak bisa tidur, Jeno bisa menebak dari lampu kamar Jaemin yang memancar melalui celah-celah pintu, entah dorongan dari mana, cowok ini melangkah menuju kamar pasangannya tanpa mengetuk pintu, si empu yang masih di meja belajar refleks menoleh kea rah pintu.
Jeno menyandarkan punggungnya ke bingkai sembari melipat kedua tanganya di depan dada, sementara si empu perlahan merubah posisi duduknya menjadi menghadap Jeno.
Keduanya saling pandang tanpa mengatakan apapun, seolah-olah keduanya saling menunggu siapa yang akan berucap lebih dulu, sunyinya apartemen malam itu membuat suasana terasa begitu kosong meskipun Jaemin maupun Jeno sama-sama menyadari bahwa tatapan ini begitu dalam dan intens.
Nyaris dua menit tanpa suara. Bunyi perut milik keduanya seolah mengembalikan kesadaran yang sebelumnya melayang entah kemana, keduanya masih saling pandang sebelum tawa tanpa aba-aba meledak begitu saja. Bisa-bisanya perut mereka berbunyi secara bersamaan.
"mie kuah!" seru keduanya bersamaan diiringi tawa lebar dari keduanya, yang tanpa sadar membuat apartemen sunyi itu sedikit lebih ramai.
Jaemin kontan bangkit dari kursi, berjalan menuju pintu, dan bersama Jeno keduanya melangkah bersama menuju dapur.
3 bungkus mie sudah dibuka, panci sudah diatas kompor menunggu mendidih, kali ini Jeno tidak membiarkan Jaemin memasak sendiri, dia ikut berdiri di sebelah Jaemin, membuka bungkus bumbu sementara Jaemin mengocok telur didalam mangkuk sebelum menuang ke panci dengan air mendidih.
Cukup 1 menit sampai telur di dalam panci menggumpal, sekarang Jeno memasukan mie dan Jaemin sibuk mengiris daun bawang, menjelang matang Jaemin memasukan daun bawang kedalam panci tak lupa bumbunya.
Jeno menyiapkan mangkuk kecil dan cendok plus garpu, cowok ini lebih dulu duduk tak lama Jaemin menata tatakan untuk panci sebelum meletakan panci diatasnya.
Mie kuah ekstra telur siap dinikmati.
"kamu nggak bisa tidur?" tanya Jeno sembari meniup gulungan mie di garpunya.
Jaemin terdiam sejenak "aku sedang menyiapkan sesuatu" jawab Jaemin.
Jeno mengangguk paham "acara ulang tahun sekolah bentar lagi, kita bakal sibuk banget" cowok ini kembali meniup mie di ujung garpunya sebelum memasukan kedalam mulut, sementara Jaemin baru mencicipi kuah mienya.
"kamu udah nentuin mau ke univ mana?" tanya Jaemin sedikit ragu.
Jeno mengaduk mie di mangkuknya pelan, Jeno ingin satu universitas dengan dia, si pemain piano yang belum ia ketahui, Jeno dengar si pemain piano akan tampil ketika ulangtahun sekolah, mungkin terkesan buru-buru tapi Jeno sudah memutuskan semuanya, dia akan menemui si pemain piano sebelum acara ulangtahun sekolah.
"belum" jawab Jeno setelah melewati goncangan di dalam dada.
"apartemen ini bakal sepi" Jaemin menerawang pada perkakas di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steinway ||Nomin|| END✅
Teen FictionMature konten⚠️⚠️🔞 Bxb⚠️⚠️ Kekerasan & pelecehan⚠️⚠️ -- Jaemin maupun Jeno salah satu anggota elit sekolah, kegiatan makrab mempertemukan mereka di kamar no 666 angka sial yang ternyata benar-benar membawa kesialan.. Kesialan itu membuat Jeno maup...