SW_16⚠️

7.2K 423 34
                                    

A fanfiction

.

Steinway_16

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.

Jaemin membuka matanya tepat pukul 2 pagi, merangkak ke samping kasur untuk mengambil minum. Namun, malah helaan nafas yang terdengar, Jaemin lupa membawa air ke kamar, dengan gerakan malas cowok ini bangkit, mau tak mau Jaemin harus bangun.

Di temaramnya kamar bernuansa abu-abu, lolong desah itu terdengar bersaut-sautan, sesekali Jeno membekap mulut Karla dengan bibirnya, melumat kasar membuat jalinan saliva keduanya bercecer kemana-mana.

Tangan Jeno tak tinggal diam, tangan kananya meremas payudara Karla tak sabaran secara bergantian, lenguhan dari mulutnya semakin menggila saat Jeno semakin keras menghujam kejantananya kedalam milik cewek itu.

"Jen nggmmm" racau Karla kelimpungan, miliknya terasa berkedud di bawah sana, menjadi tanda bahwa sebentar lagi klimaksnya akan tiba, menyadari perubahan itu, Jeno semakin cepat dan kuat.

Hingga Jeno bisa merasakan hangat di bagian penisnya yang masih di dalam Vagna Karla, cewek itu terbujur lemas semantara Jeno masih berusaha mencapai klimaksnya.

"mmmht" desah Karla membahana.

Jeno mencengkram kuat rambut cewek itu sebagai tanda jika klimaksnya sudah tiba.

"hmmg" geram Jeno.

Cowok itu membiarkan pensnya di dalam V Karla sampai beberapa saat kemudian baru melepaskannya pelan, cewek cantik itu buru-buru menarik Jeno kedalam dekapan, membenamkan wajahnya pada dada Jeno sembari merasakan hangatnya pelukan Jeno.

Karla merasa menjadi wanita paling beruntung karna bisa bersanding bahkan tidur disamping Jeno, lelaki idaman semua orang.

Samar Jeno bisa merasakan rahangnya di kecup tipis, cowok itu tidak keberatan, perlahan matanya terpejam namun bibirnya menyunggingkan senyum tipis.

Keduanya tidur begitu pulas, sampai tak menyadari manusia lain di disana.

Dan dari balik pintu yang tertutup itu, Jaemin meringkuk, menyembunyikan wajahnya pada lipatan kaki, sementara tanganya ia gunakan untuk membekap mulutnya sendiri, rasanya dia ingin lari, tapi tidak bisa, kakinya lemas seperti semua tulangnya menghilang, rasanya ingin berteriak kencang tapi mulutnya kelu, bagaimana bisa dia menjadi selemah ini.

Dan akan sampai kapan Jeno menyakitinya seperti ini.

Tidak..

Ini bukan salah Jeno, yang salah itu dirinya, ya kenapa dia harus mencintai cowok brengsek itu.

-

Udara sore di hari minggu memang menciptakan suasana aneh, seperti baru saja mendapat kesempatan libur, dan besok harus kembali ke sekolah melakukan rutinitas yang sama seperti sebelumnya.

Pintu balkon yang terbuka lebar membuat semilir angin dengan mudah masuk kedalam, membuat gorden dan kertas yang tertempel di depan lemari pendingin kadang kala berkibar.

Steinway ||Nomin|| END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang