A fanfiction
.
Steinway_05
.
Na_Ren
.
Dont expect too much
JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA RL KALIAN
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga >_<.
.
Acara makrab yang sudah 3 minggu dipersiapkan akhirnya dilaksanakan, 52 orang termasuk 10 elit, peserta dan para penanggung jawab kegiatan sudah duduk di kursi penumpang bus besar yang akan mengantar mereka ketempat makrab.
Butuh 2 jam sampai di Vila tempat penginapan, mereka akan menghabiskan 2 malam 3 hari di puncak dengan segala macam kegiatan yang tentunya sangat menyenangkan.
Kegiatan makrab ini bertujuan untuk membekali sekaligus merilekskan otak para peserta yang sebentar lagi akan maju untuk perlombaan, jelas ini perlombaan kelas internasional bukan lagi perlombaan abal-abal, sekolah tentu mengharapkan yang terbaik untuk hasil lomba, karna itu sekolah mengadakan acara makrab ini guna mengurangi stress yang berlebih.
Acara rutin ini selalu diadakan setiap musim lomba datang, dan Jaemin sangat menyukainya.
Dia menyukai kebun teh yang berbukit-bukit, dia menyukai udara dingin yang membelai kulit, dia senang suasana temaram yang jauh dari hiruk pikuk kota, sepertinya tinggal di desa bisa menjadi pilihan yang tepat untuk masa tua nanti.
Kira-kira dengan siapa dia menghabiskan masa tuanya nanti, bolehkan bersama Jeno. Jaemin menangkup wajahnya sendiri yang memerah, bagaimana bisa mengajak Jeno hidup tua bersama, tidak apa-apa membayangan dulu, hahat.
Jaemin duduk bersama Renjun, entah sejak kapan Renjun jadi sebucin itu pada Lucas, dua duanya sama-sama bucin sih sebenernya, Jaemin merasa duduk sendiri sedangkan Renjun asik bercakap dengan Lucas melalui sambungan telfon, sangat aneh.
Dan Jaemin pun ingin melakukan hal menyenangkan bersama Jeno, Kesalahan Jeno, tidak! apa yang dia lihat bukan kesalahan, yang salah itu kenapa dia bisa suka sama Jeno setelah apa yang dia lihat, dia tidak bisa membencinya karna Jeno tidak melakukan kesalahan nyata, dan semua itu sungguh memusingkan.
-
Tertahan di aula cukup lama bersama Jaehyun sungguh melelahkan, ketika semua orang sudah istirahat nyaman di kamar masing-masing, Jaemin baru saja masuk ke loby vila, berjalan menuju resepsionis, menanyakan kamar mana yang masih kosong.
Serangkaian kegiatan dari awal sampai akhir berjalan cukup baik, semua anak terlihat menikmati semua kegiatan, ditambah penampilan kecil dari pemuda desa yang cukup meriah.
Pukul 10 malam, setelah menyelesaikan tulis menulis bersama Jaehyun, akhirnya Jaemin bisa bernafas lega, kegiatan lainya masih menunggu besok, dan malam ini dia harus mengembalikan seluruh energinya.
Perempuan resepsionis berambut hitam pendek itu menyebut angka 666, angka sial, Jaemin pernah mendengar dan membacanya dari salah satu buku, tapi apa perdulinya, dia sudah sangat-sangat lelah ingin segera tidur.
Jaemin berhenti sebentar didepan pintu kamar dengan angka 666, pintunya tidak tertutup sempurna dan itu memudahkan Jaemin masuk tanpa repot menggunakan tangan, ada dua kasur kecil dengan nakas ditengah sebagai sekat, kamar mandi ada diluar, dan sepertinya roommate Jaemin sedang pergi, kamar kosong menyisakan tas entah milik siapa tergeletak diatas kasur yang orang itu pilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steinway ||Nomin|| END✅
Ficção AdolescenteMature konten⚠️⚠️🔞 Bxb⚠️⚠️ Kekerasan & pelecehan⚠️⚠️ -- Jaemin maupun Jeno salah satu anggota elit sekolah, kegiatan makrab mempertemukan mereka di kamar no 666 angka sial yang ternyata benar-benar membawa kesialan.. Kesialan itu membuat Jeno maup...