A fanfiction
.
Steinway_22
.
Na_Ren
.
Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.
Jaemin menerjab-nerjabkan mata setelah indra pendengaranya menangkap suara seperti pintu yang terbuka, dengan jubah mandi yang ia gunakan untuk menyelimuti tubuh, cowok ini menggerakan tubuhnya sekilas sebelum bangkit dari posisinya duduk.
Meletakan kembali jubbah mandinya tadi ketempat sebelum membuka pelan gagang pintu, sejenak cowok ini bernafas lega menyadari bahwa pintu sudah tidak terkunci.
Namun ada yang aneh dengan suasana apartemen pagi itu, lumayan dingin dan sedikit berantakan, Jaemin bisa melihat plastic dengan segala macam jenis bahan makanan tergeletak di atas meja makan, memenuhi meja pentri bahkan beberapa ada yang dibiarkan tergeletak di atas lantai.
Cowok ini berjalan menuju area dapur kemudian berjalan menuju ruang tengah dan berakhir di depan kamar Jeno yang pintunya tak tertutup sempurna.
Perlahan satu helaan nafas terdengar, Jaemin berbalik dari tempatnya, untuk apa dia datang ke kamar Jeno, untuk meminta pertanggung jawaban kah? Atau apa? bukankah Jeno tidak akan perduli.
Dengan langkah panjang Jaemin menghampiri kamarnya sendiri, merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan pandangan menatap langit-langit kamar, Jaemin bukan tipe orang yang akan sakit karna hal seperti ini jadi tidak perlu khawatir.
Jam 6 kurang, Jaemin keluar kamar berjalan menuju ruang cuci, menyetrika seragamnya sendiri dan seragam milik Jeno, termasuk menyiapkan kaos kaki, dasi dan pin nama.
Menyiapkan hal semacam ini seperti hal biasa bagi Jaemin, rasanya malah aneh kalau Jaemin melewatkan sesi ini.
Tidak terlalu lama setelah itu Jaemin mempersiapkan diri, melewatkan membuat sarapan dan bergegas menuju sekolah, berseteru dengan Jeno di pagi hari itu menyebalkan.
Pagi tampak biasa saja, beberapa orang menganggap pagi ini sangat bermakna, tapi banyak manusia yang beranggapan seperti Jaemin bahwa pagi ini sangat buruk, matanya berat akibat tidak tidur semalam, bagaimana caranya Jaemin tidur di kamar mandi.
Cowok ini mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja, hari ini Jaemin duduk dengan Daniel di materi Kimia, tapi cowok itu belum juga muncul, mungkin terlambat, tapi Daniel bukan tipe orang yang tidak disiplin, cowok itu sangat rapi dan tertata, hanya satu hal yang bisa membuatnya berubah, pasti tentang Gita.
Dari ambang pintu Baekhyun muncul bersama Renjun di sebelah, mereka hanya saling lambai sekilas lalu kembali pada porsinya masing-masing, entah kenapa pagi ini benar-benar terasa buruk.
Bel masuk akhirnya berdenting, yang Jaemin tunggu akhirnya muncul juga, cowok itu tersenyum sembari menghampiri Jaemin.
"pagi" sapanya.
Jaemin balas tersenyum "pagi"
Daniel terlihat merapikan buku-bukunya. "wajah kamu merah"
Si manis menangkup wajahnya sendiri "iya kah? Tapi aku baik-baik aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Steinway ||Nomin|| END✅
Teen FictionMature konten⚠️⚠️🔞 Bxb⚠️⚠️ Kekerasan & pelecehan⚠️⚠️ -- Jaemin maupun Jeno salah satu anggota elit sekolah, kegiatan makrab mempertemukan mereka di kamar no 666 angka sial yang ternyata benar-benar membawa kesialan.. Kesialan itu membuat Jeno maup...