A fanfiction
.
Steinway_32
.
Na_Ren
.
Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.Suasana sekolah semakin heboh akhir-akhir ini dengan segala bentuk kegiatan menjelang ulangtahun sekolah.
Setidaknya beban berat Jeno sedikit teralihkan karna intensitas permainan piano semakin sering, dan itu benar-benar membuat Jeno semangat luar biasa, si pemain piano jelas bakal nampilin yang terbaik untuk acara ulangtahun sekolah sekaligus acara pelengseran jabatan elit kepada anggota yang baru.
10 elit masuk kelas acceleration, mereka akan lulus dalam dua tahun, karna itu, 10 elit sudah purna, sudah selesai dalam mengemban tugas, harus focus untuk menentukan masa depan, persiapan ujian, persiapan menuju universitas pilihan, dan segala hal lainnya..
Dan beberapa hari bekang hubungan Jeno dan Jaemin lebih dekat dibanding sebelumnya, intensitas ciuman paling banyak, meskipun untuk acara yang lebih intim mereka hindari, Jeno lebih sibuk akhir-akhir ini.
Urusan pulang sekolah juga tidak pernah absen, biasanya Jeno sudah menunggu di depan, dan Jaemin menyusul beberapa saat kemudian, akhir-akhir ini Jeno membawa mobilnya, katanya supaya lebih efisien saja, kalau butuh sesuatu di jalan juga nggak repot ketimbang harus naik bus trans, dan selebihnya Jaemin tidak keberatan.
Tapi karna intensitas Jeno dan Jaemin yang lebih sering bersama, itu membuat Jaehyun sedikit aneh, cowok itu diam-diam menaruh cemas pada Jaemin, Jeno itu kadang menakutkan, dan tanpa orang lain tau, Jaehyun banyak mendengar kabar aneh tentang Jeno, salah satunya adalah Jeno yang memiliki hubungan erat dengan geng-geng di luar sana. Tapi di sisi lain dia juga tidak bisa mencegah Jaemin, semoga anak itu baik-baik saja.
"dua soto dan dua es teh" kata Pak Ali sembari meletakan dua soto dan dua es teh diatas meja.
"terimakasih" kata Jaemin dan Jeno bersamaan.
Jaemin menyesap es tehnya banyak-banyak, dingin itu terasa membasahi mulut dan kerongkongan, membuat lega rasanya "tumben ngajak makan diluar?" tanya Jaemin yang sekarang sedang menyiapkan soto miliknya.
Jeno mengangguk "lagi pengen soto, pengen ayam bakar sebenernya, tapi soto lebih kepengen"
Jaemin terkekeh mendengar jawaban pasangannya itu "ada-ada aja" Jaemin merasa aneh.
Cowok satunya menyeruput kuat sotonya pelan "hem enak"
Karna ucapannya itu, Jaemin melakukan hal yang sama, dan benar kata Jeno, rasanya sangat nikmat "kamu sering kesini?"
"nggak pernah, si Karla nggak pernah mau kalau aku ajak kesini" jawab Jeno, ah rupanya Jaemin bukan orang pertama.
"loh jen"
Jeno mengunyah sembari menoleh "bukannya hari ini kamu ada janjian sama Karla, ini udah malem loh" tapi cowok itu bersikap santai.
"udah aku batalin" jawab Jeno santai.
"kamu jangan batalin sembarangan gitu aja dong, kalau Karla nungguin kamu gimana?" Jaemin mencoba menyadarkan pasangannya ini, meskipun Jeno tidak benar-benar menyukai Karla, tapi mereka masih berstatus sebagai pacar kan, Jaemin tidak mau Jeno menyakiti Karla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steinway ||Nomin|| END✅
Teen FictionMature konten⚠️⚠️🔞 Bxb⚠️⚠️ Kekerasan & pelecehan⚠️⚠️ -- Jaemin maupun Jeno salah satu anggota elit sekolah, kegiatan makrab mempertemukan mereka di kamar no 666 angka sial yang ternyata benar-benar membawa kesialan.. Kesialan itu membuat Jeno maup...