A fanfiction
.
Steinway_39
.
Na_Ren
.
Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.Seminggu setelahnya, Jeno sudah memulai terapi guna mengembalikan kelenturan tubuh setelah dua bulan koma, Jaemin sesekali datang untuk menemani, dia tidak bisa menemani Jeno setiap saat karna harus sekolah, biasanya Jaemin akan datang sepulang sekolah, dan biasanya Jaemin akan tidur di rumah sakit 4 kali dalam seminggu, rekor terbanyak menemani Jeno terapi adalah Tao, cowok itu memang pengangguran sejati.
Tapi tidak seperti biasanya, kini keduanya menemani Jeno sesi terapi, hari minggu memang menjadi hari yang selalu Jaemin gunakan untuk bersama Jeno 24 jam. Terapi berjalan dengan lancar meskipun banyak bercandanya, Jeno sudah bisa berjalan pelan meskipun sedikit tertatih, cowok itu sudah bisa duduk dan bangun dari duduk tanpa bantuan, kata dokternya Jeno bisa pulih kira-kira 2 mingguan lagi.
"semangat Jen" pekik Jaemin dari pinggir, Jeno menoleh dengan mengacungkan kedua ibu jarinya.
Tao menatap dua orang di sebelah dan di depannya bergantian "2 mingguan lagi Jeno bisa jalan kayak biasanya lagi, kamu harus ajak Jeno jalan-jalan"
Jaemin mengangguk "aku harus ngasih kenangan yang bagus buat dia"
"kamu udah nentuin pilihan?" tanya Tao membuat redup senyum lebar Jaemin.
"aku sudah memutuskan semuanya" Jaemin mengalihkan pandangannya pada Jeno "aku hanya perlu berpamitan padanya kan?"
Tao menunduk pelan "kamu akan pergi darinya?"
Jaemin memainkan cincin yang melingkar pada jari manisnya "aku pikir Jeno akan membiarkan ku pergi, aku buka siapa-siapa baginya"
"kamu sudah jadi orang special baginya" ucap Tao pelan. Matanya kini menatap lurus pada punggung Jeno yang begitu kurus dibanding sebelumnya "awal kalian mungkin tidak baik, tapi aku harap kalian bisa berpisah dengan cara yang baik, sejujurnya, aku ingin kamu tetap di sampingnya"
"aku masih menyukainya, rasa suka ku tidak menghilang satu persen pun dari Jeno, tapi pergolakan batin ini cukup menyiksa bagi ku, aku harap dengan melepaskan satu, aku akan baik-baik saja kedepannya"
Tao melirik ke samping "benar, aku masih melihat tatapan cinta dari kedua mata mu, meskipun begitu Jeno sangat beruntung punya kamu dihidupnya"
Jaemin menunduk dengan senyum manisnya "aku pun begitu"
Dokter menepuk pundak Jeno pelan "berjalan pelan kesana, disana ada pasangan dan teman terbaik mu"
Jeno menatap dua orang di samping pintu itu, gelenyar aneh merasuki benaknya, tawa kecil terlihat saat Jaemin tiba-tiba melambai ke arahnya.
"kamu pasti bisa" kata dokter.
Cengkraman Jeno pada alat bantu jalan menguat, sejujurnya Jeno sudah tau, tentang semua keputusan yang telah Jaemin ambil, tentang semua hal yang akan Jaemin lepaskan, tentang ia yang juga harus melepaskan Jaemin.
Jaemin tertawa kecil melihat Jeno berjalan pelan dan tertatih menuju ke arahnya, seperti anak kecil yang sedang belajar berjalan, lantas apa Jaemin bisa melepaskan orang yang sangat ia cintai ini, apakah ia benar-benar bisa melepaskan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steinway ||Nomin|| END✅
Teen FictionMature konten⚠️⚠️🔞 Bxb⚠️⚠️ Kekerasan & pelecehan⚠️⚠️ -- Jaemin maupun Jeno salah satu anggota elit sekolah, kegiatan makrab mempertemukan mereka di kamar no 666 angka sial yang ternyata benar-benar membawa kesialan.. Kesialan itu membuat Jeno maup...