A fanfiction
.
Steinway_12
.
Na_Ren
.
Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.Suara kicau burung terdengar saut-sautan, suaranya yang ramai membuat cowok manis itu terbangun dari tidurnya. Jaemin menerjab-nerjabkan matanya lalu menguap lebar, melamun sebentar di atas tempat tidur merupakan hal yang sering ia lakukan, melakukan peregangan sebentar sebelum bangkit dari posisinya, mengecek ponsel sebelum beranjak.
Cowok ini berjalan menuju dapur, membuka lemari pendingin lalu mengeluarkan roti dan selai, jam set 6 masih banyak waktu untuk menyiapkan sarapan dan bersiap ke sekolah.
Cowok ini memasukan dua roti ke toaster, diaturnya waktu pada alat pemanggang roti itu supaya tidak gosong, sembari menunggu ia menyiapkan dua piring dan selai pada meja makan.
Suara pintu kamar yang terbuka mengalihkan perhatian Jaemin sebentar, cowok ini menatap cowok lainya yang baru saja muncul, rambut acak-acakan, wajahnya sayu ala-ala orang baru bangun tidur.
Dan pemandangan ini yang akan Jaemin lihat setiap hari.
"pagi" sapa Jaemin ramah.
Jeno menoleh kearah dapur, disana ada Jaemin sibuk membuat dua susu, cowok ini tak berniat menjawab sapaan, berjalan santai menuju kamar mandi, membuat Jaemin mengerucutkan bibirnya sedikit.
Roti tawarnya sudah selesai ia panggang, ia letakan begitu cantik di atas piring, lalu membawa dua piring itu ke meja makan, menunggu Jeno selesai mandi, mungkin akan lama ternyata tidak.
"sarapan" Jaemin menawarkan diri.
Jeno yang hendak melintas menghentikan langkahnya, menoleh kearah Jaemin tapi tak berniat mendatangi "lain kali kalau tidur jangan di sofa, aku nggak bisa nonton bola" sungut Jeno lalu berjalan menuju kamarnya.
Di tempatnya Jaemin terdiam, tanganya menggaruk dahinya yang tak gatal, tak sampai dua detik kedua matanya membola, Jaemin ingat! Semalam ia menunggu Jeno sampai ketiduran, jadi Jeno yang menggotongnya ke kamar?
Demi apa!!
Jaemin membungkam mulutnya sendiri dengan telapak tangan, ia takut teriakan kebahagiaanya akan Jeno dengar, bukankah itu memalukan, tapi demi apapun Jaemin ingin berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steinway ||Nomin|| END✅
Teen FictionMature konten⚠️⚠️🔞 Bxb⚠️⚠️ Kekerasan & pelecehan⚠️⚠️ -- Jaemin maupun Jeno salah satu anggota elit sekolah, kegiatan makrab mempertemukan mereka di kamar no 666 angka sial yang ternyata benar-benar membawa kesialan.. Kesialan itu membuat Jeno maup...