SW_21

4.6K 366 35
                                    

A fanfiction

.

Steinway_21

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.

Mobil berwarna merah itu membelah jalanan penuh keangkuhan, mobil hasil menyewakan Jaemin pada teman tongkrongan, sudah jelas, Jeno itu brengsek bukan main.

Di kursi sebelah, ada Jaemin duduk lemas disana, kedua tanganya menggenggam taplak meja yang menutupi bagian bawah tubuhnya, celananya sendiri penuh sperma milik Jeno yang bercampur miliknya, Jaemin enggan memakainya, dengan ide cemerlangnya Jeno menutupi bagian bawah tubuh Jaemin dengan taplak meja, semoga saja tingkahnya tidak ketahuan, bagaimana jika tersorot kamera cctv, bukankah itu memalukan.

Satu helaan nafas terdengar membuat Jeno menoleh dengan senyum anehnya "asik ya, ada tantanganya gitu, coba kalau anak tadi buka kelambu, bakal pingsan kayaknya"

"diem Jeno, aku nggak akan pernah maafin kamu" geram Jaemin, wajahnya menjelaskan jika dia tidak ingin diganggu saat ini. Mungkin Jaemin marah karna Jeno baru saja mengatakan hal aneh, lantas siapa orang yang Jeno sukai.

"tapi kamu keenakan tadi, sampe gigit tangan segala" goda Jeno tanpa rasa bersalah.

Jaemin melayangkan satu tonjokan pada lengan Jeno "diem" perlahan Jaemin menundukan kepalanya, sial kenapa wajahnya memanas, bukankah Jaemin baru saja mendapat peringatan dari Jeno kalau dia tidak boleh mencintainya karna Jeno sudah menemukan orang yang mengisi hatinya.

Mungkin Jaemin bisa bersaing dengan seluruh manusia yang mencintai Jeno, termasuk Karla sekalipun, tapi apa yang bisa Jaemin lakukan untuk bersaing dengan orang yang Jeno cintai, beruntung sekali orang itu.

Nasipnya dan nasip Karla benar-benar mengenaskan.

"mau makan apa? nasi padang aja gimana, pengen nih" belum sempat Jaemin menjawab, Jeno lebih dulu membelokan mobilnya, turun dari samping Jaemin tanpa mengatakan apa-apa, Jaemin pun enggan menanya.

Kepergian Jeno menyisakan sepi, perlahan Jaemin menarik tisyu di dekatnya, untuk yang terakhir ia melongok ke luar, Jeno ada di depan warung, sepertinya tidak masalah. Jaemin menggunakan tisyu itu untuk menyeka bagian selatanya sampai paha, rasanya masih becek, entah ini sisa sperma atau cairan apa Jaemin tidak paham.

"ah kenapa lama" gumam Jaemin, rasanya dia ingin cepat-cepat pergi ke kamar mandi.

Jaemin menggeser tempat duduknya, memastikan jika jok mobilnya tidak ikut basah, hal yang tidak boleh ia lakukan adalah meninggalkan jejak, karna itu Jaemin buru-buru memasukan bekas tisunya kedalam tas.

"buruan" pekik Jaemin dari jendela mobil saat Jeno terlihat keluar dari warung.

Dari depan sana Jeno mengangguk sembari mendekat setelah membayar parkir, tak lama Jeno memasuki mobil dengan aroma wangi mengikuti.

3 menit setelahnya, mobil kembali melaju.

"yang pertama tadi kamu buang sperma dimana, nggak di dalem kan?"

Jeno menoleh heran "kenapa emang"

"aku akan membunuh mu"

Tawa Jeno terdengar lantang "intinya rajin-rajin minum obatnya, ah gimana kalau kita ganti metode baru, semisal suntik, 3 bulan sekali lebih efektif dari pada minum pil setiap hari"

Steinway ||Nomin|| END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang