Sw_35

3.7K 357 108
                                    

A fanfiction

.

Steinway_35

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.


Hari sudah berganti tapi belum ada tanda-tanda keberadaan Jaemin, di atas sofa Jeno memijat kepalanya yang terasa pening, dia tidak bisa tidur, entah kapan terakhir kali Jeno merasakan hal semacam ini, benar..

Rasanya sudah lama sekali ketika Jeno tidak bisa tidur, ketika kepalanya penuh hal-hal yang berkecamuk, ketika hatinya begitu gundah, ketika rasa khawatir begitu menyesakan dada, benar! tidak pernah Jeno rasakan lagi sejak kemunculan Jaemin.

Ingatannya tidak bisa dikatakan benar, ia tidak tau pasti sejak kapan, tapi jika benar, mungkin memang sejak kemunculan Jaemin di hidupnya, sejak mereka menghabiskan waktu di apartemen ini, apartemen yang dulunya begitu sepi dan dingin, kemudian tanpa Jeno sadari, kemunculan Jaemin menciptakan hangatnya sendiri.

Mungkin dia begitu naif, berjanji pada dirinya sendiri, jika dia harus menjadikan si pemain piano kebanggan sekolah itu kekasihnya, dia berjanji pada diri sendiri bahwa dia akan tobat jika berhasil mendapatkan si pemain piano itu.

Dan ketika semuanya terkuak, apa yang bisa dia lakukan? Bagaimana caranya memperbaiki semua yang sudah terlanjur ia lakukan, apakah setelah semua yang dia lakukan- Jaemin mau menerimanya?

Helaan nafas kembali terdengar, Jeno mengacak rambutnya kasar, langit sudah terang benderang mungkin sudah jam 8 atau bisa jadi sudah jam 10, mungkin Jeno bisa bernafas lega karna Yuta, Johnny dan Tao mau membantunya mencari Jaemin tanpa embel-embel apapun.

Lalu apa yang harus Jeno katakan pada Jaemin nanti, apakah dia sanggup menatap wajahnya, apakah Jaemin sudi menatapnya, lalu apakah—

Apakah Jeno boleh mengatakan bahwa ia menyesal?

-

"nungguin Jeno?"

Pertanyaan ini membuat Karla menoleh ke sumber suara, benar saat ini Karla sedang menunggu Jeno di halte terdekat dengan sekolah cowok itu, Jeno benar-benar sulit dihubungi, entah apa yang cowok itu lakukan, Karla seperti kehilangan sosok Jeno yang dulu, Jeno sangat sulit ia sentuh akhir-akhir ini.

Karla mengangguk sebagai jawaban.

Noa menyandarkan punggungnya pada tiang "sepertinya mulai kemarin kamu bukan lagi orang yang special buat Jeno"

Cewek itu mengerutkan dahinya heran, "apa maksud mu?"

Tawa Noa terdengar sangar "seharusnya sejak awal kamu mengkhawatirkan siapa pemain piano yang Jeno maksud, bukan mengusik Jaemin"

Karla ikut terkekeh "aku nggak kenal sama kamu, tapi kayaknya kamu tau banyak tentang Jeno, tentang hubungan aku sama Jeno juga"

Noa menghela nafas panjang "jelas aku tau dan mungkin jauh lebih tau tentang Jeno dibanding kamu" cewek ini tersenyum bangga.

"kamu emang tau banyak tentang Jeno, tapi jangan sampai sok tau" Karla merotasikan matanya jengah.

Cewek satunya tersenyum tipis "lepaskan Jaemin"

Steinway ||Nomin|| END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang