SW_27

3.8K 327 37
                                    

A fanfiction

.

Steinway_27

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.

Setelah libur dua hari, setelah Jaemin libur melihat wajah Jeno, kini aktivitas sekolah kembali dimulai, tapi untuk bertemu Jeno sepertinya tidak akan terjadi di sekolah, Jaemin juga belum ingin ketemu Jeno. Senin kali ini tidak ada upacara, upacara sekolah selalu diadakan dua minggu sekali, ya lumayan lah. Tapi menghormati jasa para pahlawan harus tetap dilakukan.

Dibangunan belakang dekat pembuangan sampah, Sungchan mendesah panjang, tanganya terlipat di depan dada sementara wajahnya menunjukan raut tidak suka, sebenarnya dia membawa lembar-lembar kertas yang tidak ia mengerti dari Jisung untuk si Jaemin, yang jadi masalah, kenapa anak itu menyuruhnya bertemu di belakang sekolah seperti ini, dan yang paling menyebalkan kenapa anak itu belum juga muncul.

Beberapa hari lalu Sungchan mendengar berita simpang-siur setelah Jaemin menemuinya di kelas, itu bukan urusan untuknya, tapi kalau sudah menyangkut Jeno, bukankah ada yang perlu di klarifikasi.

"lama banget si Jaemin" gumam Doyoung.

Sungchan menoleh ke sumber suara, dia sampai lupa kalau membawa bala kurawa, si Doyoung duduk berjongkok tak jauh darinya, asik bermain game di ponsel.

Aslinya Sungchan juga ogah banget jadi kurir antara Jaemin dan Jisung adiknya, anak itu kesayangan mama sama papa, mereka sangat mendukung Jisung, kadang Sungchan ingin jadi penghambat tapi untuk apa.

"yo!" seru cowok lain dari belokan, Jaemin muncul seorang diri, auranya selalu menyenangkan, bahkan saat pertama kali Sungchan berinteraksi dengan cowok itu, aura ini yang paling menonjol.

Sungchan menjauh dari tembok "lama banget deh" omelnya.

Jaemin terkekeh pelan "biasa, Bu Kiran wali kelas, tau sendiri kalau udah ngoceh kek mana"

"nih" Sungchan menyodorkan mab kearah Jaemin.

Dengan senang hati Jaemin menerima mab itu dari Sungchan, ya setidaknya, cowok ini ada gunanya juga.

"kenapa nyuruh ketemu di tempat kaya gini sih" protes Sungchan. cowok itu menatap Jaemin yang sedang membuka mab ditanganya.

"yang kemarin aku hampir mati karna ketahuan ketemu kamu di kelas" jawab Jaemin santai tanpa mengalihkan pandangan dari mab ditangan.

Dua cowok lainya terkekeh pelan "terus harus di tempat kaya gini? Kayak jadi kurir sabu tau nggak"

Jaemin menutup mab ditanganya, kini ia memfokuskan pandangan ke dua orang disana "ku denger kalian ada sesuatu sama Jeno, aku nggak perduli sih ada masalah apa kalian sama Jeno, tapi disini aku sebagai anggota elit, kalau kalian ngelakuin hal aneh sama salah satu anggota elit, bukanya nama elit juga yang bakal kebawa, jadi tolong ya"

Sungchan terkekeh "kamu bilang kamu nggak ada urusan sama Jeno, jadi ya terserah kita dong mau lakuin apa aja"

"sebelumnya terimakasih ini mab-nya, tapi Chan, aku punya banyak kelemahan mu, setiap kamu melakukan hal aneh bersangkutan sama anggota elit, maka akan ada satu kelemahan mu yang aku bongkar, so jangan gegabah"

Steinway ||Nomin|| END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang