16. Restu?

467 29 0
                                    

Gimana nih kabar kalian? Masih setia kan buat nungguin update dari cerita Baskara, maaf banget baru bisa up sekarang karena aku sekarang udh mulai sekolah offline.

Terimakasih udh menambahkan cerita Baskara jadi favorite cerita kalian semoga kedepannya bisa lebih menarik lagi ceritanya dan maaf jika ada typo yang mengganggu ya.

Happy Reading

Kini langit sudah mulai gelap Safina tiba di rumahnya pukul 18.00, ia memakirkan motornya dan memasuki rumahnya.

Safina berjalan menuju kamar kedua orang tuanya, terdengar dari luar kamar dengan pintu yang terbuka sedikit di sela sela itu Safina mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya.

"Pah mamah takut kalo nanti laki laki itu datang dan jemput Safina pah" ucap Diana.

"Mamah tenang aja papah akan nyuruh anak buah papah buat mantau Safina kalo tidak sedang di rumah, mamah tenang aja ya" kata Kino sembari mengusap usap punggung Diana.

Safina perlahan lahan membuka pintunya.

"Mah Pah" kata Safina.

"Safina kamu baru sampai apa sudah dari tadi?" tanya Diana dan mengahampiri Safina.

"Baru mah, oh iya tadi maksud mamah siapa? Laki laki? Jemput aku? Dan maksud papah aku harus di pantau sama anak buah papah apa?" tanya Safina bingung.

Diana menatap Kino sebentar dan berkata "Ngga nak maksud mamah gini kan sekarang lagi banyak kasus penculikan jadi mamah khawatir aja sama kamu"

"Bener kata mamah kamu, udh sekarang kamu istirahat terus nanti kita makan, ngomong ngomong tumben kamu baru pulang" tanya Kino.

"Mah pah Safina bukan anak kecil lagi yang setiap diajak orang ga kenal langsung ikut, Safina bisa jaga diri kok, oh iya tadi Safina habis pulang sekolah langsung jenguk temen" jawab Safina.

"Temen kamu siapa? Sakit apa emangnya?" tanya Diana.

"Melin mah, dia punya penyakit anemia tapi sekarang udh mendingan" kata Safina.

"Syukurlah, yaudah sekarang kamu mandi habis itu kita makan" kata Diana.

"Oke yaudah aku mandi dulu ya"

Safina pergi menuju kamarnya, sedangkan kedua orang tuanya pun turun ke ruang makan.

•••[B]•••

Galih sedang menatap langit langit dinding kamarnya sembari berbaring dan memikirkan soal tentang Safina tadi.

"Safina cantik baik tapi sayang dia udah milik teman gue, tapi setelah dipikir pikir emang Safina sama Baskara cocok saling suka saling sayang, gue sama Safina? Mimpi gue. Tapi setidaknya gue udh jadi temen baiknya dia gue udh seneng, kayanya emang udh waktunya gue harus iklasin kalo Safina milik Baskara. Ternyata gini ya semakin erat pertemanan semakin rela ngelakuin apa aja buat temen sendiri"

Kini Galih benar benar menerimanya kalau Safina memang milik Baskara seutuhnya.

Di rumah sakit Melin kini ia hanya menonton televisi dengan suara sedikit di keraskan alasannya ia sangat takut jika ia sendiri di rumah sakit.

Walaupun ia sedang takut di rumah sakit dengan sendirian tetapi ia tetap saja menonton film horor.

Tak lama kemudian dari luar pintu ada yang megketuk ketuk pintu, Melin sudah memperbolehkan masuk namun tidak ada jawaban satu pun dari orang yang di luar itu.

BASKARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang