Episode 29 : Pelukan Dan Ciuman Perpisahan

2.2K 143 2
                                    


hai hai hai guys bang Author comeback again nih dengan segala kesibukannya untuk menemani kalian semua jadi jangan lupa tinggalkan jejak seperti Vote dan komen ok

selamat membaca 🥰🥰

Saat ini William sudah sampai di apartemen milik Barra, salah satu tangannya ia menekan bel pintu tersebut dan satunya lagi sedang membawa koper miliknya, tak lama pintu pun terbuka dan terlihat lah sosok Barra yang tengah terkejut William dengan membawa koper yang cukup besar.

“Willy lo kesini kok gak hubungin gw dulu sih” ucap Barra, “dan ini kok ada koper segala, lo kenapa” lanjutnya yang mendekat ke arah William karena khawatir.

“gw gak papa kok Bar” ucap William dengan tersenyum tipis ke arah Barra, “boleh gw masuk” tanya William yang langsung di beri anggukan oleh Barra.

William pun melangkah masuk bersama koper yang ia bawa dan Barra hanya bisa menatap William heran dari belakang, kedatangannya sangat mendadak ini entah mengapa rasanya Barra punya firasat yang kurang mengenakan dalam hatinya.

“duduk dulu Wil, gw mau bawa minuman dulu” ucap Barra menawarinya minuman, dengan anggukan William menerima tawaran dari Barra, tak lama seorang anak kecil langsung berlari dari kamarnya menuju ruang tamu lalu memeluk William yang sedang duduk di sofa.

“Mamah” seru anak tersebut.

“hai sayang” ucap William sembari membalas pelukan anak kecil tersebut.

“Mamah kapan kesini” tanya Rizaldi yang masih berada di pelukan William, “terus itu kok ada koper segala sih, ahh aku tau pasti Mamah mau tinggal disini ya Mah” lanjut Rizaldi dengan wajah berbinar nya namun itu membuat William bungkam seribu bahasa, tak lama Barra datang dengan membawa nampan berisi dua gelas teh hangat dan meletakkan nya di meja.

“nih Wil minum dulu” seru Barra sembari memberikan gelas tersebut pada William.

“thank’s Bar” ucap William menerima gelas yang di berikan Barra padanya lalu ia meminumnya sebelum dirinya mengatakan maksud dan tujuan ia sebenarnya datang kemari.

“lo ada masalah apa Wil, lo keliatan agak khawatir, boleh gw tau kenapa” tanya Barra saat melihat ekspresi di wajah William yang terlihat gelisah.

Dengan mengatur nafasnya William mencoba untuk berkata lalu menatap Barra dan Rizaldi yang kini berada di sampingnya, “gw, gw, besok harus pergi ke London” ucap William bak seperti sambaran petir di sore hari yang cerah ini.

“London” ucap Barra yang masih kaget akan ucapan William barusan dan sang empu yang ditanya hanya mengangguk pelan pertanyaan Barra, “berapa lama” lanjut Barra.

“gw berada disana hanya selama dua bulan, karena ada masalah di kantor cabang gw yang ada di London” ucap William yang membuat Barra terdiam menatap dirinya.

“jadi Mamah bukan mau tinggal sama Aldi” ucap Rizaldi dengan suara yang ingin menangis karena mendengarkan ucapan William tadi, ia berpikir William akan tinggal di sini bersama dirinya dan juga Barra namun itu semua sirna saat Rizaldi mendengarkan penjelasan William.

Dengan gelengan pelan serta senyum manis namun menyakitkan itu William menjawab pertanyaan Rizaldi, “hiks gak, Mamah gak boleh pergi hiks hiks” dan akhirnya tangis Rizaldi pecah sembari memeluk William, Barra yang melihat Rizaldi menangis sembari memeluk William itu, ia langsung mendekatkan posisi duduknya lebih dekat dengan William untuk membujuk Rizaldi.

“Aldi, sayang kamu gak boleh bicara seperti itu, Mamah Willy hanya pergi sebentar gak lama kok” ucap Barra membujuk Rizaldi sembari mengusap lembut kepala anaknya.

“gak mau hiks, Aldi gak mau Mamah pergi hiks” ucap Rizaldi sesenggukan karena menangis.

William jelas saja hatinya sakit melihat Rizaldi menangis sembari memohon dan menahan dirinya supaya tidak pergi ke London, ‘apa begini rasanya setiap orang tua saat memiliki seorang anak, disaat orang tua si anak itu akan pergi walaupun sebentar tetapi anak itu memohon untuk tidak meninggal kan nya, sakit sekali rasanya’ batin William yang merasakan sakit didalam dirinya.

Falling In Love With My Enemy  ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang