Episode 52 : Jangan Tinggalkan Aku Willy

1.8K 86 0
                                    

Hai guys Bang Author kembali lagi dengan sejuta kesibukannya dan juga ke gabutan nya, cus ah lanjut
.
.
.
.

Di sebuah rumah sakit, orang-orang dari petugas medis tengah tergesa-gesa mendorong brankar dari pintu masuk rumah sakit menuju ruang UGD, ada satu orang yang masih setia menggenggam tangan halus itu dengan erat hingga air matanya sudah tidak bisa di bendung lagi, tak kala orang yang sangat ia cinta terlibat kecelakaan beruntun saat hendak menjemput anaknya pulang sekolah.

Pemuda itu terus saja menggenggam erat tangan yang berlumuran darah segar, pemuda tampan itu terus berbicara bertahanlah kepada pemuda manis yang mengalami kecelakaan, hingga tibalah ia di depan pintu UGD Rumah sakit tersebut, dirinya hendak masuk untuk menemani calon istrinya itu namun malah di hentikan oleh suster Rumah sakit.

“maaf pak, anda tidak boleh masuk” ucap salah satu Suster yang hendak menutup pintu.

“tapi Sus, calon istri saya ada di dalam, saya harus menemani nya” ujar pemuda itu yang tengah memohon untuk bisa masuk buat menemani orang yang dicintainya.

“sekali lagi maaf pak, ini sudah ketentuan dari pihak rumah sakit, bapak mohon tunggu di sini” ucap sang suster lalu menutup pintu UGD itu.

Setelah pintu itu di tutup rapat, pemuda tampan itu langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai, ia tidak bisa menopang tubuhnya sendiri, badannya melemas seketika dan hanya bisa menangis tersiak, air mata itu terus mengalir deras di pipinya, ia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga kekasihnya dan calon buah hati mereka yang tengah di kandung dari seorang pria yang istimewa.

“aku mohon, aku mohon jangan tinggalkan aku Willy” isak pemuda tampan itu begitu terdengar pilu.

hatinya sangat sakit saat membantu kekasihnya yang berlumuran darah di bagian kepala dan perut serta di kedua tangannya akibat kecelakaan beruntun sebuah bus yang mengalami rem blong hingga menabrak tujuh mobil dari kedua arah, dan salah satu mobil itu adalah mobil yang di tumpangi calon istrinya.

“Willy, kamu harus bertahan sayang, aku tidak bisa hidup tanpa mu disisi ku” ucap pemuda itu yang mencoba bangkit.

Barra terus menangis di kursi, pikirannya sudah berantakan, ia belum memberi kabar akan ini, hatinya takut akan kehilangan lagi, sudah cukup tuhan mengambil satu orang yang ia hormati dan sayangi sedari kecil hingga dewasa, jangan mengambil lagi orang yang merupakan separuh hidupnya.

FlashBack Mode On

Dua jam sebelum kejadian naas itu terjadi.

POV Barra.

Entahlah sedari tadi pagi hati dan pikiran ku tidak tenang, aku hanya memikirkan satu nama saat ini yang membuat aku gelisah sepanjang di kantor, Willy, nama itu yang terus membuatku gelisah, aku tau saat ini kandungan Willy sudah masuk bulan ke sembilan dan itu membuatku semakin takut akan satu atau dua hal.

Lamunan ku terganggu tak kala suara ketukan pintu terdengar oleh ku, “Masuk” ucap ku mempersilahkan orang itu masuk ke dalam ruangan kerja ku.

Setelah pintu terbuka, aku melihat sahabat sekaligus sekertaris ku datang menghampiri ku, “Tuan Galang dan Tuan Yoga dari Perusahaan Wiratama Grup sudah menunggu Bapak di ruang Meeting” ucap Satria dengan formal berbicara padaku.

aku sudah mengingatkannya untuk tidak terlalu formal denganku di kantor tapi sepertinya dia sudah terbiasa berkerja dengan Papah, “sudah gw bilang, jangan terlalu formal sama gw, risih anjir” ucap ku sembari melirik ke arahnya yang sedang terkekeh mendengar ucapan ku.

“Iya iya, sorry, lo kan boss gw sekarang wajar dong gw ngomong pake bahasa formal” ucap Satria yang membuatku memutar bola mata malas ku.

“terserah, ya sudah lima menit lagi gw ke sana” ucap ku memberitahu nya dan Satria pun mengangguk paham dan mulai meninggalkan ruangan ku, setelah Satria keluar, aku pun bersiap-siap menuju Meeting room untuk membahas beberapa kerja sama Bisnis bersama perusahaan milik Papah Galang dan Bang Yoga.

Falling In Love With My Enemy  ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang