Episode 38 : Bertemu Dengan Sang Ibu

1.9K 114 0
                                    

hai hai para Readers Bang Author comeback again nih dengan segala kesibukannya dan kegabutan gw ini untuk menemani kalian, guys kangen gak sama gw, pasti enggak la yah 🤣🤣
.
.
.

Di hamparan padang rumput hijau yang luas serta ada banyak bunga bunga dari berbagai jenis langit yang berwarna jingga seolah itu menandakan sore hari, terlihat seorang pemuda tampan tengah melihat ke sekeliling nya, disana tidak rumah, jalan raya gedung pencakar langit atau apapun disana bahkan dirinya nampak seorang diri disana.

“dimana ini” tanya pemuda itu yang tengah kebingungan, dimana dirinya saat ini, kenapa nampak sepi sekali, pikir pemuda itu, “Willy” seru pemuda itu, “Aldi sayang, kalian dimana” seru pemuda itu sembari berteriak memanggil seseorang yang ia kenal.

“ini gak lucu ya, dimana kalian” ucap pemuda itu, dirinya terus berlari kesana kesini namun orang yang dicarinya tidak pernah menyaut seruan nya.

“Willy, William kamu dimana sayang” ucapnya lagi dengan teriakan yang menggema namun sayang tidak ada seorang pun disana.

hanya ada dirinya disana, dengan keadaan pasrah dirinya duduk disalah satu batang pohon sembari mengusap kasar wajahnya karena frustasi, air matanya mulai jatuh akibat ia tidak bisa menemukan istri dan anaknya di hamparan padang rumput yang luas itu.

“Barra” seru seseorang memangil namanya.

Barra yang mendengar seruan seseorang memanggil nama dirinya seketika bangkit dari duduknya, ia mengamati sekeliling untuk mencari siapa orang yang memanggil nya, namun sayang tidak ada siapa siapa disana, tak lama seruan itu terdengar lagi olehnya suara seorang wanita yang menyebut namanya dengan lembut.

“Barra” seru orang itu.

“siapa disana” tanya Barra namun ia tidak mendapatkan jawaban itu malahan orang itu terus memanggil nya, “siapa disana kenapa kau tidak menjawab pertanyaan ku” ucap Barra dengan nada berteriak, namun suara itu terus terusan muncul, “hentikan jangan ganggu aku pergi” teriak Barra sembari menutup telinganya.

“pergi hentikan itu pergi” bentak Barra dengan mulut yang bergetar dan menutup matanya.

tiba tiba sepasang tangan menyentuh pundak dan kepala Barra sembari mengusap surai rambut itu, Barra yang terkejut saat ada seseorang yang mengusap rambutnya, dengan segera dirinya bangkit dari jongkoknya dan saat melihat orang itu betapa kagetnya Barra bahwa orang itu adalah orang yang ia sangat hormati dan juga cintai.

“Mamah” gumam Barra saat melihat orang itu adalah Anisa, ibu kandungnya, sontak saja Barra langsung memeluk Anisa dan menumpah semua rasa rindunya pada sang ibu, “Mah hiks ini beneran Mamah kan hiks, Barra kangen sama Mamah” lirih Barra dengan memeluk Anisa begitu erat, sedangkan Anisa hanya tersenyum saja melihat putra tertuanya ini menangis seperti anak kecil.

“sudah jangan menangis ah, jelek tau haha” ucap Anisa barengi tawa kecil karena gemas melihat kelakuan Barra yang munurutnya masih anak anak ini.

“ihh Mamah, kan Barra kangen masa di ejekin sih” keluh Barra yang tidak terima akan ejekan dari ibunya.

Anisa pun melepaskan pelukannya dengan Barra lalu menatap lekat anaknya ini, “Barra, Mamah kesini hanya ingin menyampaikan sesuatu ke kamu Nak” ucap Anisa yang berubah menjadi agak serius.

“Mamah mau ngomong apa sama Barra” tanya Barra.

“Mamah hanya ingin meminta kamu untuk tidak terus terusan membenci Papah kamu Barra” ucap Anisa sembari menyentuh pipi putranya itu.

“Maksud Mamah apa” ucap Barra dengan menaikan salah satu alis matanya.

Anisa tau jika Barra sangat membenci Rendi karena anaknya ini berpikir jika penyebab kematian nya adalah ulah suaminya namun faktanya ia meninggal akibat serangan jantung bukan karena melihat foto syur suaminya itu.

Falling In Love With My Enemy  ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang