Episode 21: Cerita Dongeng Untuk Rizaldi

2.8K 171 1
                                    

Semua orang di keluarga Wiratama sudah berkumpul di meja makan, suasana yang begitu terasa hangat dari obrolan ringan sampai yang mengundang gelak tawa itu menggambarkan begitu jelas bahwa saat ini keluarga Wiratama terlihat sangat harmonis.

“Papah sama Mamah mau ke kamar dulu, nanti kamu beresin semua ya Willy di bantu sama Ayu nanti” ucap Amara dan Galang yang beranjak dari meja makan dan melesat menuju kamar mereka, namun saat ingin masuk kamar tiba-tiba William berteriak yang membuat semua orang terdiam.

“Mah, Pah, yang semangat ya bercocok tanam nya, kalo bisa aku minta Adik lagi” ucap William yang membuat semua orang yang ada di meja makan terlihat tercengang saat mendengarnya.

Amara yang mendengar ucapan William barusan wajahnya seketika menjadi merah seperti kepiting rebus sementara Galang yang melihat sang istri tengah malu-malu mendengarkan perkataan anaknya hanya tersenyum ke arah Amara.

tapi sejurus kemudian ekspresi Galang langsung berubah menjadi dingin dan menatap tajam ke arah meja makan yang membuat semua orang disana menjadi merinding, namun berbeda dengan William yang hanya cengengesan saja ditatap seperti itu oleh Ayahnya.

Galang dan Amara pun masuk ke kamar mereka dan mengabaikan ucapan William tadi, semua orang yang ada di meja makan memandang William dengan tatapan heran serta bingung akan apa yang barusan terjadi.

‘dia beneran Willy ade gw kan, kemana Willy ade gw yang baik, sopan santun dan tidak bobrok itu’ batin Yoga yang tidak percaya akan apa yang dia lihat, “Willy” seru Yoga, William yang namanya di panggil langsung menoleh ke arah Yoga.

“kenapa mas” sahut William, Yoga pun langsung menghampiri kursinya William dan memegang kening nya.

“ini beneran kamu kan Wil” ucap Yoga yang menyentuh William dari kening, pipi hingga ke tengku leher.

“aku gak papa kok mas, emangnya kenapa sih” ucap William sebel akan kelakuan kakaknya ini.

“kemana ade mas yang baik, bijaksana dan sopan santun itu” seru Yoga.

“apaan sih mas ah lepasin, aku itu masih ade mu yang masih sama seperti apa yang mas pikirkan” ucap William kesal.

“terus kenapa kamu berbicara seperti itu tadi”

“ehh”

Menyadari kalau perkataannya tadi kepada Galang sedikit frontal, William pun mengaruk leher belakang nya yang tidak gatal itu, ‘hehe, hancur sudah image gw di depan semua orang’ batin William, “maaf, sifat asli ku keluar secara alami” ucap William yang membuat semua orang melongo kearah diri nya.

‘hah sifat asli William, apa maksudnya itu’ batin mereka semua secara bersamaan, melihat ke empat orang di depannya terdiam William pun hanya menampilkan senyum tipisnya, saking tipisnya senyum itu sampai tidak bisa dilihat sama orang lain.

“udah gak usah di pikirin perkataan ku itu, itu hanya candaan doang kok” ucap William untuk kembali bersikap normal di meja makan, selesai makan mereka berlima duduk di sofa ruang keluarga untuk menonton acara informatif dan juga menambah wawasan di televisi.

“berikut ini adalah tujuh tornado paling berbahaya versi in the spot”

Ya begitulah suara siaran acara di televisi malam ini, mereka menonton siaran itu dengan fokus, “gila ngeri banget tuh tornado bisa sampai tiga gitu” ucap Bayu yang sedang berkomentar tentang daftar tornado paling berbahaya.

“jadi gimana Bay, kamu sama Andara udah ..” ucap Ayunitta yang melihat adiknya dengan Bayu tengah duduk bersama sembari menggenggam tangan dengan mesra.

“udah resmi mba Ayu, seperti yang mba lihat saat ini” ucap Bayu sembari mengangkat tangan Andara yang memakai cincin pemberiannya.

“wah bagus banget cincinnya Dra, cocok banget di tangan kamu”

Falling In Love With My Enemy  ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang