Episode 39 : Aku Bahagia Memiliki Kalian

1.9K 116 2
                                    


hai hai para Readers Bang Author comeback again nih dengan segala kesibukannya dan kegabutan gw ini untuk menemani kalian, guys kangen gak sama gw, pasti enggak la yah 🤣🤣
.
.
.
.

Tak berapa lama seorang anak kecil berusia enam tahun masuk ke kamar seseorang dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur ayam berserta air mineral bersuhu hangat, dengan sangat hati-hati ia membawa nampan tersebut ke ranjang seorang pemuda tampan yang tengah tertidur lemas disana.

“Papah” seru anak itu sembari menyentuh wajah pemuda tersebut terlihat pucat yang dirinya panggil Ayah, merasakan ada seseorang yang menyentuh pipinya, pemuda tampan itu mulai membuka matanya walaupun terasa berat itu, dirinya menoleh ke arah samping tempat tidurnya ada seorang anak kecil dengan raut wajah sedih memandang dirinya.

“Aldi” ucap pemuda itu dengan nada yang lemah sembari menampilkan senyum lembutnya, iya pemuda itu adalah Barra yang tengah terbaring sakit di ranjangnya akibat demam, dengan sekuat tenaga dirinya bangun dan duduk di kasur, “kenapa hmm, kok sedih” lanjut Barra sembari mengusap pipi anaknya itu dengan lembut.

Dengan segera Rizaldi pun memeluk Barra dan menyembunyikan wajah sedihnya di dada bidang milik Ayahnya itu, “Papah cepat sembuh ya, Aldi gak mau Papah sakit, itu membuat Aldi sedih” ucap Rizaldi lirih yang masih setia memeluk Barra, terlihat senyum lembut itu terukir di wajah tampannya itu saat mendengarkan ucapan dari sang anak.

“iya Papah akan cepat sembuh, jadi Aldi gak usah sedih ya” ucap Barra lembut namun terdengar lemah.

ia pun mengusap punggung Rizaldi dengan penuh kasih sayang, walaupun Rizaldi hanya lah anak angkat nya namun kasih sayang yang dirinya pada Rizaldi begitu besar selayaknya anak kandung sendiri dan di tambah lagi sekarang ada William yang sama menyayangi anak angkatnya itu dan memberikan kasih sayang seorang ibu pada Rizaldi.

Rizaldi pun melepaskan pelukannya dan mengambil bubur yang sempat ia simpan di narkas tempat tidur tadi sebelum membangunkan Barra, “sekarang Papah makan ya, tadi Mamah buatin untuk Papah sebelum pergi” ucap Rizaldi sembari memegang mangkuk bubur itu.

“Mamah pergi?, emangnya Mamah pergi kemana sayang” tanya Barra dengan memainkan surai rambut anaknya ini.

“katanya sih mau nebus obat yang di kasih Om Yuda ke apotik” jawab Rizaldi sambil mengaduk-aduk bubur itu dan Barra pun hanya mengangguk pelan saja pertanda mengerti ucap anaknya ini.

“sekarang bukan mulut Papah, AAA” lanjut Rizaldi sembari menyodorkan sendok berisi bubur tersebut kepada Ayahnya ini, dengan semangat Barra menerima suapan bubur itu ya walaupun sebenarnya dirinya tidak mau makan, tapi demi bisa sehat kembali Barra pun mau makan.

Terlihat bubur yang ada di mangkuk tersisa setengah karena Barra sudah tidak sanggup lagi untuk memakannya, “sudah sayang, Papah udah kenyang” ucap Barra sembari menahan tangan Rizaldi saat hendak menyuapinya, dengan telaten Rizaldi merawat Ayahnya itu.

Tak berapa lama William masuk ke kamar dan melihat bahwa Ayah dan anak ini sedang bersama, senyum tulus itu William berikan kepada Rizaldi saat dirinya melihat begitu piawai merawat Barra yang sedang sakit.

“makasih ya sayang, udah merawat Papah selama Mamah pergi” ucap William sembari tersenyum lembut pada Rizaldi dan mengusap surai rambut anaknya ini.

“iya Mah, ini juga sudah jadi tugas aku sebagai anak untuk merawat kedua orang tua ku, walaupun aku hanya anak angkat kalian” ucap Rizaldi dengan menampilkan deretan gigi putih nya.

“tapi aku sangat beruntung memiliki orang tua yang tidak semua orang miliki seperti kalian berdua, walaupun aku tau Papah dan Mamah sama-sama laki-laki tetapi aku sangat bahagia bersama kalian dan di hari ulang tahun Aldi yang ke enam tahun aku hanya ingin bahagia bersama Papah dan Mamah selamanya” ucap Rizaldi dengan matanya yang merah menahan tangis.

[ Please lah gw nangis pas bikin paragraf yang ini 😭😭]

William dan Barra yang mendengar ucap anaknya barusan membuat mereka berdua tertegun, mereka sangat beruntung memiliki anak seperti Rizaldi, dia masih anak kecil tapi pemikirannya begitu dewasa.

dengan erat William memeluk Rizaldi hingga air matanya turun tanpa izin dan Barra, tentu saja ia sangat tersentuh mendengarnya, tidak disangka bahwa anaknya ini memiliki pemikiran yang sangat dewasa padahal dia masih anak kecil berusia enam tahun harusnya ia bermain dan membuat kenangan indah.

Dengan sebuah kecupan lembut mereka berdua berikan di pipi kanan dan kiri, setelah acara sedih sedihan nya, William meminta Rizaldi untuk menunggunya diluar karena mereka berdua akan membuat kue, dan sekarang di kamar hanya tersisa Barra dan William, mereka saling tersenyum satu sama lain.

“kita beruntung bukan memiliki Aldi disisi kita” ucap William sembari memeluk Barra dari samping.

“iya aku sangat beruntung memiliki kamu dan Aldi disisi ku, terima kasih kamu mau berada di sisiku Willy” ucap Barra dengan mencium hangat kening William.

“harusnya aku yang terima kasih pada kalian berdua karena sudah masuk ke kehidupanku, terima kasih sudah hadir dan memberikan ku kebahagian terbesar dalam hidupku Barra” ucap William yang masih setia memeluk Barra.

“aku mencintaimu Willy”

“aku juga mencintaimu Barra”

Ciuman lembut itu mereka lakukan di tempat tidur, ciuman mereka pun di hentikan lalu William pun memberikan obat yang tadi ia beli di apotik kepada Barra, setelah memberikan obat pada kekasih nya, William pun pergi dari kamar dan membiarkan Barra untuk beristirahat.

Saat ini jam sudah menunjukan pukul 09:25 pagi dan terlihat William bersama Rizaldi sedang mencekak beberapa kue berbentuk, setelah selesai William pun memasukan adonan kue itu ke oven, tak lama suara bel pintu pun terdengar, dengan segera ia pun membuka kan pintu, dan terlihat kedua pemuda di depan pintu apartemennya.

“masuk” ucap William dingin plus datar, dan kedua pemuda itu pun hanya menurut saja, “duduklah” lanjut nya.

“tawarin minum kek, seret nih tenggorokan gw” ucap salah satu pemuda itu.

mendengar ucapan sahabatnya ini hanya berdecih kesal lalu membuatkan minuman untuk mereka bertiga, setelah beberapa saat William pun datang dengan nampan dengan tiga gelas syrup rasa coco pandan dengan beberapa kue kering yang baru keluar ia buat tadi.

“ah mantap, thanks Pak CEO” ucap Bayu sembari meminum minuman yang tadi di bawa oleh William, sedangkan Daffa hanya bisa geleng-geleng kepalanya dengan kelakuan konyol Bayu.

“btw ngapain lo manggil kita berdua kesini Wil” ucap Daffa sembari mengambil kue kering berbentuk bulan sabit itu, helaan nafas lellah William tunjukan pada dua sahabatnya itu sebelum membuka percakapan mereka.

“gw butuh bantuan lo berdua buat mencari informasi seseorang” ucap William dengan menyeruput minuman yang ia buat tadi.

“mencari informasi seseorang, siapa?” tanya Bayu yang tidak berhentinya memakan kue kering itu.

“gw ingin kalian mencari informasi terkait kasus skandal Ayahnya Barra, Rendi Surya Atmadja yang terjadi lima tahun lalu” ucap William dengan memperkecil suaranya agar Barra tidak mendengar di dalam kamar.

“hah Ayahnya Barra, Wil lo serius” ucap Daffa yang terkejut dengan apa yang William ucap.

“iya gw serius, pasalnya gw merasakan ada rencana besar di balik kasus itu, walaupun Barra sudah menceritakan masalah ini dengan gw, tapi insting gw bilang bahwa kasus ini sudah direncanakan dengan matang hingga membuat ibunya Barra sampai shock dan mengakibatkan beliau meninggal dunia akibat serangan jantung” jelas William.

“hmm ini cukup sulit tapi dimana kejadiannya” tanya Daffa.

“di Surabaya 24 September 20xx” jawab William, “dan gw ingin informasi yang detail, maka dari itu gw kasih lo berdua untuk satu bulan untuk mengusut tuntas kasus ini, jika kalian berhasil mengumpulkan informasi ini tepat waktu maupun lebih cepat dari waktu yang gw tentukan, akan gw kasih hadiah yang membuat kalian berdua senang” lanjutnya dengan menampilkan smirk khas nya.

“baiklah kita berdua akan mencari semua informasi yang lo butuh kan Willy” ucap Daffa sembari memakan kue.

“gw tunggu semua informasinya di kantor”
.
.
.
.
.
.

jadi jangan lupa tinggalkan jejak seperti Like dan komen ok See in next Chapter bye bye

Falling In Love With My Enemy  ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang