Episode 42 : Manja?

2.5K 129 5
                                    

hai hai para Readers Bang Author comeback again nih dengan segala kesibukannya dan kegabutan gw ini untuk menemani kalian, guys kangen gak sama gw, pasti enggak la yah 🤣🤣
.
.

Hari ini jam sudah menunjukan pukul 21:30, membuat Barra khawatir akan keberadaan kekasihnya ini, pasalnya William memberikan kabar bahwa dirinya akan pulang sore ini tapi ini sudah hampir larut malam, dan ponsel William pun susah untuk di hubungi hingga membuat Barra tambah khawatir.

“maaf nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan, silahkan hubungi kembali beberapa saat lagi” ucap operator telepon yang memberitahu jika ponsel milik William tidak aktif.

“kamu dimana sih Willy, jangan buat aku tambah khawatir” ucap Barra yang masih mencoba menelpon William, namun masih saja nihil.

Sepuluh menit kemudian suara ketukan pintu itu membuat Barra bangkit dari sofa tempat duduknya, dan segera membukakan pintu unit apartemen nya, didalam hati dirinya berdoa semoga itu William, dan benar saja, saat membuka pintu terlihat jelas sosok kekasihnya yang begitu pucat dan nampak lelah.

“astaga Willy,  kamu kemana saja, aku menelpon mu tapi tidak tersambung” ucap Barra sembari memeluk William dengan erat.

Sedari tadi William hanya terkekeh geli melihat kekasihnya ini begitu khawatir dan langsung menyambut kepulangannya dengan sebuah pelukan yang begitu erat hingga dirinya sulit bernafas.

“hei sampai kapan kau mau memeluk ku seperti ini, ayolah Barra, aku tidak bisa bernafas jika kau memeluk ku begitu erat” ucap William yang terlihat sedikit kesal akan kelakuan kekasihnya ini, walaupun dirinya juga membalas pelukan dari Barra.

Mendengar keluhan kekasihnya, Barra pun melepaskan pelukannya dan menatap lekat William, “maaf, tapi kamu kemana aja, katanya mau pulang sore ini, tapi ini sudah hampir jam sepuluh malam, kamu gak papa kan” ucap Barra menyentuh pipi kekasihnya dengan lembut, hanya senyum yang terpancar di wajah William saat ini akan perlakuan Barra yang bisa membuatnya nyaman.

“nanti akan aku ceritakan, sudah makan” ucap William memegang tangan kekar dan berurat kekasihnya ini, dengan gelengan kecil Barra berikan untuk menjawab pertanyaan dari William, “loh, kok belum makan, terus Aldi” lanjut William.

“dia nungguin kamu sedari tadi, tapi dia udah makan kok” ucap Barra, karena Rizaldi ingin makan jika ada William di rumah, dengan susah payah dia membujuk anak semata wayangnya ini untuk makan, dan pada akhirnya Rizaldi pun mau makan.

“ya sudah, aku ganti baju dulu habis itu kita makan” ucap William yang diberi anggukan dan senyum tipis oleh Barra, Setelah makan malam saat ini William dan Barra sedang bersandar di ranjang tempat tidur.

ya seperti biasa Barra akan bermanja-manja terkadang William sering heran akan sikap manja kekasih tampannya ini, kenapa sifat Barra yang arogan, dingin, cuek, sok kegantengan walaupun emang ganteng beneran, kemana semua sifat itu yang ia kenal waktu SMA dulu, yang ada sekarang hanyalah sifat manja pada dirinya.

“hei, sebenarnya yang jadi pihak bawah itu aku atau kamu, kenapa kau yang selalu bermanja manja padaku, harusnya itu aku yang manja padamu bukan sebaliknya” ucap William yang sebal, seharusnya dirinya yang dapat perhatian bukan sebaliknya.

“hei itu wajarkan, seorang suami bermanjaan sama istri sendiri” elak Barra, dirinya berpikir bahwa suami itu punya hak untuk bermanja mesra pada istri, mendengar alasan Barra membuat William jadi kesal, cubitan mesra itu William berikan pada Barra yang tidak mau mengalah.

“Aaww aw, yang sakit ih, kok malah dicubit sih” ucap Barra sembari mengusap lengan kanan nya yang di cubit William, ‘aduh untung sayang, si Willy kenapa sih, lagi pms gitu’ batinnya mencoba sabar akan sifat calon istrinya ini.

Falling In Love With My Enemy  ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang