Senyum P. Tay as Barra ⬆️
Pagi harinya, sinar mentari sudah memancarkan cahaya kehangatan nya hingga mengusik tidur salah satu dari ketiga orang ini, tubuhnya terasa berat seperti ada yang menindih nya, ia mulai membuka matanya dan melihat kedua orang yang masih tidur disampingnya ini memeluk dirinya dengan begitu eratnya.
Dirinya hanya bisa tersenyum melihat kedua orang tersebut, nampak seorang anak kecil berusia lima tahun dan seorang pemuda tampan berusia dua puluh delapan tahun itu masih memeluknya.
ia pun memandang wajah keduanya yang tengah tertidur lelap itu dengan tatapan teduh, satu tangan miliknya kini bergerak untuk menyentuh pipi pemuda tampan itu dengan lembut dan hati hati karena takut pemuda itu akan terbangun.
'walaupun dirinya masih tidur, tidak merubah wajah tampan mu ini' batin pemuda manis itu saat menyentuh pipi pemuda di hadapannya ini, segera ia tarik tangannya dan sekarang tangannya bergerak memainkan surai rambut anak kecil yang berada disampingnya ini.
'walaupun kamu bukan anak kandung Barra, tetapi wajahmu sangat mirip dengannya' batinnya saat tangannya menyentuh pipi anak itu yang sedikit gempal.
Ya pemuda manis itu bernama William yang menatap Rizaldi yang tengah tertidur, setelah puas memainkan kedua pipi Rizaldi, William pun mendekati wajahnya dan mencium kening dan pucuk kepala Rizaldi dengan sangat lembut, William pun bangkit dari kasur tersebut dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Dua puluh menit berselang, kini William pun sudah selesai dengan ritual mandinya, ia lingkarkan handuk itu untuk menutupi tubuhnya dan handuk kecil ia simpan di lehernya yang putih bersih itu, William pun keluar dari kamar mandi dan melihat Barra dan Rizaldi yang sudah bangun menatap dirinya yang baru selesai dari kamar mandi.
Dengan susah payah Barra menelan saliva nya saat dirinya melihat William yang keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk sepinggang serta handuk kecil melingkar di lehernya, terlihat tubuh ideal William dengan kulit mulus putih bersih ini serta tetesan air yang menetes melewati dua biji ketumbar milik William.
'gila gila, kuatkan iman hamba ya tuhan, hamba tidak ingin menerkam ciptaan mu yang menggoda iman ini' batin Barra yang melihat William dari atas kebawah dan sebaliknya.
Beda hal dengan dengan Barra yang tengah bersusah payah menahan hawa nafsunya melihat William yang menggoda imannya, lain lagi dengan Rizaldi yang saat ini malah tengah cemberut pada William, "ehh kenapa bibirnya di maju majuin kayak gitu Aldi" tanya William yang melihat Rizaldi tengah bete melihatnya.
"kok Mamah mandi gak ngajakin aku sih, kan aku ingin mandi bareng Mamah" jawab Rizaldi sembari melipatkan kedua tangannya ke dada.
Mendengar jawaban Rizaldi, William hanya terkekeh geli saja, "kan kamu nya masih tidur, jadi ya udah Mamah mandi sendiri aja" ucap William yang membuat Rizaldi tambah cemberut lagi, William pun berjalan mendekati Rizaldi dan jongkok di depannya.
"ya udah, yuk mandi bareng sama Mamah" ucap William sembari mengelus pipi Rizaldi, mendengar hal itu wajah yang tadinya cemberut berubah wajah senang kegirangan.
"ya udah, yuk mandi dikamar Aldi aja Mah" ucap Rizaldi yang langsung menarik tangan William keluar dari kamar Barra.
"ehh aduh pelan pelan sayang nanti handuk Mamah jatuh lagi" ucap William yang tangannya masih ditarik Rizaldi.
Setelah William dan Rizaldi keluar kamar, akhirnya Barra bisa bernafas dengan lega hampir dirinya lepas kendali tadi, "hampir saja" ucap Barra, namun dirinya merasa bahwa adik kecilnya ini menegang sempura di bawah sana, "sial junior gw bangun lagi, ini semua gara-gara lo Willy, lebih baik gw tuntas kan saja dulu ini" lanjut Barra lalu beranjak dari kasur ke kamar mandi untuk menenangkan adik kecil miliknya ini yang menegang gara-gara melihat tubuh mulus William.
![](https://img.wattpad.com/cover/279801886-288-k866115.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With My Enemy ☑️
RomansaNovel ini mengandung unsur Mpreg (Male Pregnancy) yang di mana Cowo bisa hamidun Start chapter 1 : 5 Agustus 2021 End Chapter 63 : 25 Desember 2021 Dicintai oleh seorang sahabat ? itu sudah biasa, tapi apakah kalian pernah dicintai oleh musuh kalian...