Episode 26 : Menginap 2

2.2K 158 0
                                    


sesuai janji Bang Author hari ini Triple up ok selamat membaca 🥰🥰

Setelah mengatur nafasnya agar jantungnya tidak berdegub kencang lagi, William pun masuk ke dalam apartemen pribadi milik Barra, kesan pertama saat pertama kali William  masuk ke dalam itu adalah rapih dan bersih, dengan design ruangan bernuansa kontemporer, membuat siapa pun yang tinggal di sini akan serasa damai.

‘ternyata selera dia sama kaya gw, gak nyangka gw’ batin William yang memuji setiap sudut ruangan ini.

Sebagai Arsitek tentu William tau letak letak keindahan pada bangunan bernuansa kontemporer tersebut, karena beberapa kolegat perusahaannya sering sekali meminta dirinya untuk membuat Design serupa baik rumah ataupun kantor.

“duduk dulu Wil” seru Barra yang
mempersilahkan William untuk duduk.

“thanks Bar” sahut William, dan ia pun duduk di sofa panjang berwarna hijau lumut tersebut, mendengar seseorang yang ia kenal Rizaldi pun keluar dari kamarnya, dan benar saja disana ada William yang sedang duduk di sofa, tanpa basa basi Rizaldi pun menghampiri William dan langsung loncat ke arahnya.

“ye akhirnya Mamah datang” ucap Rizaldi penuh kegirangan, William yang tadi tersentak kaget karena tiba-tiba  Rizaldi memeluknya.

“hmm, udah mandi belum kamu sayang” ucap William sembari mengelus rambut Rizaldi.

“udah, tadi mandi bareng Papah” ucap Rizaldi dan hanya di balas anggukan oleh William, tidak lama Barra dateng dengan membawa nampan berisi air syrup rasa coco pandan.

“nih minum dulu Wil” ucap Barra memberikan minuman tersebut pada William.

“thanks Bar, gak enak jadi di repotin gini” ucap William.

“gak papa santai aja, anggep aja rumah sendiri” ucap Barra dan di jawab anggukan pelan dan senyum manis oleh William.

“ya udah berhubung ini sudah Magrib, kita sholat berjamaah saja” ucap Barra dan di balas anggukan oleh William dan Rizaldi, setelah berwudhu, mereka pun merapatkan barisan, dan yang menjadi imam adalah Barra sedangkan William dan Rizaldi menjadi makmum, selesai beribadah merekapun langsung makan malam bersama.

“nih Mamah tadi beliin ini buat kamu” ucap William yang memberikan sebuah kalung yang ada hiasan bulan dan bintang berwarna biru laut.

“wah ini beneran buat aku Mah” ucap Rizaldi yang melihat hadiah pemberian William.

“iya ini untuk kamu, kalung berbentuk bulan dan bintang ini melambangkan Mamah sama Papah, jadi jika kamu rindu sama kami usaplah bulan dan bintang itu dan nanti kamu akan merasakan kehadiran kami di sisi mu” ucap William menjelaskan arti dari kalung itu, lalu memasangkan kalung itu pada leher Rizaldi.

Barra yang mendengarkan penuturan William pada anaknya entah kenapa hati sangat tersentuh saat William mengucapkan kata-kata itu, ‘kalung itu melambangkan kami berdua?, Willy apa maksudnya ini, aku memang tidak berharap lebih untuk kau selalu berada didekat ku tapi mengapa perkataan mu itu membuat hati ku selalu terdorong untuk mendapatkan mu seutuhnya dan menjadikan dirimu milikku’ batin Barra yang merasa perkataan William itu seperti begitu tulus dari dalam hatinya.

Setelah memasang kan kalung itu pada leher Rizaldi, William pun mencium pipi dan kening Rizaldi dengan lembut, “jangan pernah di lepas ya” ucap William yang diberikan anggukan oleh Rizaldi.

“iya Mah, Aldi janji gak akan melepaskan kalung ini, Aldi janji” ucap Rizaldi dan langsung memeluk William.

Di sela pelukannya dengan Rizaldi, William melirik ke arah Barra yang tengah berdiri memperhatikan mereka berdua dengan mata yang berkaca-kaca, William pun melepaskan pelukannya dengan Rizaldi dan menghampiri Barra yang tengah terdiam, “Bar” seru William sembari menyentuh pundak Barra.

Falling In Love With My Enemy  ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang