Episode 17 : Putus ?

2.9K 183 0
                                    

selamat membaca my lovely readers
.
.
.
Setelah acara reuni mereka berakhir, Satria dan Yuda berpamitan terlebih dahulu yang meninggal kan Daffa, Barra serta William di parkiran depan cafe tersebut.

“Daf mulai minggu depan lo, gw pindah tugaskan ke kantor pusat bantuin gw sama Bayu di sana” seru William.

“Hah, kenapa emangnya ada masalah?” tanya Daffa yang heran.

“iya ada beberapa masalah di kantor untuk itu gw minta lo yang handle masalah itu” jawab William mode CEO on.

“ok gw akan handle tapi, ada komisinya gak nih haha”

“Cih, lo ini kebiasaan dah, gak lo gak si Bayu kalo di mintain handle masalah kantor pasti minta komisi” gerutu William kesal.

dan sang empu yang membuatnya kesal hanya bisa tertawa tanpa dosa yang membuat William tambah kesal, Barra yang hanya mendengar dan melihat William kesal karena Daffa hanya bisa tertawa di dalam hati.

"hah Willy-Willy imut banget sih lo kalo lagi kesal kaya gitu", batin Barra.

“jadi gimana nih, mau gw bantu gak” seru Daffa yang menanti jawaban dari bos nya ini.

“ya udah untuk masalah komisi lo tenang aja, tapi setelah masalah itu selesai gimana” tawar William.

“Deal, senang berkerja sama dengan anda Pak CEO, haha” ucap Daffa yang berhasil mengerjai William.

“BACOT, kalo bukan sahabat udah gw tendang lo dari kantor gw, Cih” seru William dengan memutar bola mata malasnya.

“haha, ya udah gw duluan ok mau balik, bye” ucap Daffa yang berlalu pergi dengan motor gede nya meninggal kan William dan Barra.

Setelah Daffa pergi Barra menghampiri William untuk berbicara secara pribadi dengannya, “Willy” seru Barra menghampiri William, dan yang di panggil pun berbalik ke arah Barra.

“kenapa Bar” tanya William pada Barra.

“lo punya waktu gak, gw mau ngomong sesuatu dengan lo tapi bukan disini” jawab Barra yang di balas anggukan dan deheman saja oleh William.

Mendengar William menyetujui ajak Barra, ia pun mengajak William ke sebuah taman balai kota yang tak jauh dari cafe tempat mereka tadi reuni, sungguh begitu sejuk di sekitar sini walaupun cuaca sedang terik-teriknya.

“lo mau ngomong apa Bar sampai bawa gw ke taman segala” tanya William penasaran.

“gw ngajak lo kesini hanya ingin meminta maaf sama lo Wil, selama ini gw udah berprilaku buruk sama lo” ucap Barra sedikit lirih.

“gw udah maafin lo kok Bar, lo itu sahabat gw Bar dari dulu sampai saat ini lo masih sahabat gw” ucap William sembari menyentuh pundak Barra.

mendengar ucapan dari William yang sudah memaafkannya semua kesalahan yang ia perbuat di masa lalu, ia pun mendekat ke arah William dan langsung memeluk nya dengan erat dan pelukan itu di balas oleh William sembari mengusap punggung Barra.
Disaat ia tengah memeluk Barra.

ekor mata William tidak sengaja melirik ke sepasang muda mudi yang tengah di mabuk asmara yang sedang berciuman tidak jauh dari tempatnya duduk, ya paling sekitar 30 meter dari tempat William duduk.

"mirip Devi ya, ah mungkin perasaan ku saja kali, tapi ku telepon saja kali ya" batin William menereka-nerka jika yang sedang ia lihat bukan lah seperti yang William pikir, William pun melepaskan pelukan itu dan mengambil ponselnya dari saku celananya lalu menelpon nama yang ada di kontak ponselnya bernama Devi itu.

Tut .. tut .. tut .. menelpon.

Kring .. kring .. kring ..

suara ponsel itu berdering nampak sepasang kekasih itu menghentikan aksi panas itu, wanita itu menatap ponselnya ada panggilan masuk dari ponselnya, Willy, batin wanita itu yang terkejut mendapat kan sambungan telepon dari kekasihnya.

Falling In Love With My Enemy  ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang