Delapan

69.2K 4.9K 25
                                        

"Apa maksud anda?!" marah Ken kepada Danu.

Keluarga Holver di kejutkan dengan kedatangan tiba-tiba keluarga Danu dan juga Bi Tini yang turut hadir bersama Dania anaknya.

"Dania!" panggil Ken murka.

Dania sedari di perjalanan sudah di buat takut dengan kemarahan orang tuanya atas keputusan nya yang tiba-tiba ini.

"Pah.. " menatap Papah nya memohon untuk tidak marah.

"Jelaskan!"

Dania mengangguk, ia mulai menceritakan semua yang terjadi tanpa terkecuali. Tidak boleh ada kebohongan.

"Anda mencintai putri saya?" Ken menatap tajam Danu yang berusaha terlihat tenang.

Bohong jika Danu tidak takut menghadapi orang tua calon istrinya. Ini pertama kali untuknya meminta ijin ke orang tua perempuan yang ia cintai. Dulu saat dengan Dini tidak ada seperti ini karena mantan istrinya itu yatim piatu.

"Saya akan mencintai putri anda." jawab Danu tegas.

Ken tersenyum sinis ke arah Danu, "akan? Saya tidak mengijinkan putri saya menikah dengan kamu!"

"Pak Ken." ujar Rahmat menengahi perdebatan sengit itu.

"Anak saya akan belajar dan berusaha mencintai putri Bapak, tolong Bapak beri kesempatan untuknya. Niat anak saya baik Pak." jelas Pak Rahmat tenang.

Terdengar helaan nafas dari Ken, "saya serahkan semuanya pada putri saya." pasrah.

Ken melihat keseriusan di keluarga calon suami putrinya dan juga calon menantu nya itu. Ia dapat percaya walau belum sepenuhnya. Apalagi melihat Bi Tini yang juga ikut dan sepertinya setuju dengan keputusan ini. Tapi umur dan status yang membuat nya sedikit tidak rela melepas putrinya untuk laki-laki seperti Danu.

"Mamah?" Dania beralih menatap sang ibu.

Cessie menatap haru putrinya, "Mamah ijinkan kalau kamu bahagia sayang." memeluk erat tubuh putrinya.

Dania menangis di pundak Mamah nya tangisan haru. Ia tidak menyangka akan segera menikah. Dan akan jauh dari keluarga nya.

"Untuk kedepan nya Dania akan tinggal bersama anda?" tanya Ken kepada Danu yang terkesan masih formal.

"Iya Pak."

"Saya akan ikut ke sana, membantu menyiapkan semua keperluan pernikahan putri saya." ujar Cessie.

"Tentu Bu." Ratih menjawab dengan tersenyum ke arah calon besan nya.

"Terima kasih Pak, Bu." Danu tersenyum menatap calon mertuanya.

*****

Persiapan untuk pernikahan Danu dan Dania sudah hampir seratus persen. Semua sesuai dengan yang di minta Dania. Tema pernikahan, gaun, seserahan, hingga make up. Gaun nya juga tidak tanggung-tanggung karena Cessie Mamah Dania yang memilih sedangkan Ratih hanya mengikuti saja keinginan calon menantu dan besan nya. Dania sudah mau menjadi istri anak nya saja dia sudah senang.

"Semua sudah siap, tinggal beberapa saja."

"Iya Bu Cessie." jawab Ratih.

"Tidak perlu canggung dengan saya, kita ini kan akan jadi besan." berusaha membuat suasana tidak secanggung biasanya.

Bu Ratih tersenyum hangat ke arah calon besan nya. Ia mengira calon besan nya itu tidak bisa akrab dengan nya yang dari desa ini. Karena terlihat jelas keluarga besan nya bukan asli indonesia. Dan Bu Ratih sempat mendengar dari Bu Tini kalau mereka asli turki dan tinggal di Indonesia saat putri mereka ber umur 2 tahun saat itulah Bu Tini bekerja di sana sebagai asisten rumah tangga sekaligus mengawasi anak majikan nya jika majikan nya pergi keluar rumah berdua.

DuDa (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang