Danuarta Putra Wijaya, Danu resmi menyandang status duda dengan satu orang anak ketika usianya menginjak 37 tahun. penghianatan, dan perselingkuhan itulah yang membuat pernikahan nya hancur. Mantan istri yang menjadi wanita karier membuat pernikahan...
Malam ini rumah Bu Tini sangat ramai. Semua warga berbondong bondong datang ke rumah nya hanya untuk melihat calon Bosnya atau hanya menyaksikan acara lamaran yang di langsungkan mendadak itu.
Dania, Bu Tini dan Surya masih di dalan kamar. Dania yang masih di dandani oleh pemilik salon ternama di desa ini, Bu Tini yang cemas karena tidak bisa menjaga anak mantan majikan nya. Sedangkan Surya ikut cemas juga dengan keadaan Ibunya.
"Bu Tini gak perlu merasa bersalah seperti ini sama aku." ujar Dania ketika sudah berada di depan Bu Tini.
Membuat Bu Tini mendongak menatap Dania dengan haru. Anak mantan majikan nya itu sangat cantik. Sangat beruntung bos nya bisa mendapatkan nya.
Dania memakai kebaya berwarna orange yang sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Dan ukuran kebaya itu juga pas di tubuh Dania walau tanpa persiapan sebelum nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayo Bu turun." ajak Dania. Menggandeng tangan Bu Tini dan juga Surya.
Mereka bertiga keluar dari kamar yang di tempati Dania saat tinggal di sana.
"Nak, Ibu pastikan setelah ini kamu enggak bisa menjalankan rencamu untuk pergi dari sini."
"Iya Mbak, sangat tidak mungkin. Semua orang pasti akan mengenal Mbak di mana pun Mbak berada di desa ini, sebagai calon istri Danuarta Putra Wijaya."
"Lebih baik kamu pergi saja Nak." mendorong bahu Dania pelan berharap Dania mau pergi dari sana.
"Aku pergi, dan Bu Tini akan malu? Iya? Enggak!"
"Kalau memang aku tidak bisa melarikan diri dari sini, aku enggak apa-apa Bu. Aku ikhlas." menatap serius Bu Tini.
Mereka bertiga sama-sama terdiam dengan pemikiran masing-masing hingga teman kerja Surya menyadarkan mereka untuk segera ke ruang tamu. Karena acara akan segera di mulai.
Dania memejamkan mata, mengatur nafas nya dan detak jantungnya yang berdetak cepat. Bu Tini masuk terlebih dahulu di susul Surya dan yang terakhir adalah Dania.
Semua mata tertuju pada Dania. Menatap kagum. Ada juga yang iri dengan kencantikan nya dan ada juga yang tidak rela Bos nya menikah lagi.
"Kemari Nak.. " ujar laki-laki paruh baya yang duduk di sebelah Danu. Dapat Dania pastikan kalau itu adalah Ayah Danu.
Dania mengangguk, berjalan dengan menunduk menghormati orang yang lebih tua darinya yang harus ia lewati.
Setelah sampai, Pak Rahmat segera menyingkir berlalu duduk di sebelah kiri anaknya dan di kanan Danu adalah Dania.
Dania gugup bukan main, semua menatap nya dan itu semakin membuat nya merasa gugup.
Danu yang sedari tadi menatap takjub Dania kini semakin berani menatap wanita di samping nya yang sebentar lagi akan menjadi calon istrinya.
Sedangkan Dania mencuri-curi pandang ke arah Danu. Parfum Danu sangat memabukan untuk Dania. Parfum yang menenangkan.
"Acara akan saya mulai." ujar Mc.
Acara berlangsung lumayan lama, karena setelah tukar cincin ada juga makan malam yang menurut Dania sangat berlebihan karena makanan masih banyak yang tersisa.
Selama acara Dania belum melihat Dena. Padahal Dania ingin melihat anak itu. Apakah ia bahagia atau malah sebaliknya karena sebentar lagi akan mendapat ibu tiri.
"Tante.. " panggil Dena berlari ke arah Dania.
"Tante dari tadi nyari kamu." menundukan badan nya. Untuk mengelus lembut rambut panjang Dena.
"Dena baru bangun tidur, tadi sore ketiduran." di iringi cekikan nya.
"Kamu ini.. " mencubit gemas pipi chubby Dena.
"Tante.. Kata Nenek tante mau jadi Bunda nya Dena?" tanya Dena sumringah.
"Kamu mau kalau tante jadi Bunda kamu?" tanya Dania.
"Mau! Tante Dania baik, cantik lagi." tersenyum senang ke arah Dania.
Yang membuat Dania dan Danu juga ikut tertular.
"Ayah senang ya sekarang." seru nya setelah di gendong Danu.
"Senang?" tanya Danu tidak mengerti maksud dari perkataan putrinya.
"Iya, sebentar lagi ada temen buat tidur di kamar. Ada yang bisa di peluk juga. Kata Ayah kan guling gak enak di peluk." ujar Dena membuat Dania salah tingkah sedangkan Danu menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Anaknya sangat pintar.
"Dena.. " peringat Danu membuat Denaya terkikik.
Dania undur diri dari sana menuju ke kamar nya ia lelah dengan hari ini. Semua yang terjadi tidak pernah terpikirkan di benak Dania. Semua seperti mimpi.
Saat sudah merebahkan badan nya di atas ranjang. Seseorang membuka pintu kamarnya. Membuat Dania menatap malas orang yang masuk dan mengganggu istirahat nya.
"Mau tidur?" tanya Danu setelah menutup pintu.
"Kenapa?" ketus Dania.
"Terima kasih." menatap mata Dania tulus.
"Terima kasih karena mau menerima saya menjadi calon suami kamu." mendekat ke ranjang.
Dania duduk di atas ranjang, menepuk sisi sebelah nya yang kosong untuk Danu duduki.
"Tidak perlu berterima kasih.".
Danu mendudukan dirinya di samping Dania. Menatap lekat wajah calon istrinya yang amat sangat cantik itu.
"Pak Danu belum meminta restu ke orang tua saya." kata Dania setelah mereka berdua puas bersitatap.
"Saya akan ke Jakarta besok, Bu Tini sudah memberitahu alamat rumah kamu." jelasnya.
Dania tersentak kaget ketika Danu merebahkan kepala nya di pangkuan Dania.
Saat akan mendorong kepala nya tangan Dania di cegah membuat Dania diam pasrah.
"Saya lelah.. " bergumam lirih.
Dania menatap iba wajah Danu yang memancarkan kelelahan. Di umur yang tidak lagi muda tetapi tenaga dan wajah nya masih terjaga.
"Kalau nanti saya nikah sama Bapak, saya akan tinggal di desa ini?" tanya Dania pelan tapi masih bisa di dengar Danu.
"Pasti!" menatap mata teduh Dania yang menenangkan.
"Saya punya perusahaan yang harus saya urus di Jakarta."
"Ada orang tua kamu."
"Orang tua saya sudah tua, mereka cepat atau lambat akan pensiun dan lagi saya tidak punya kakak atau adik yang bisa melanjutkan perusahaan orang tua saya." jelas Dania. Membuat Danu mengangkat kepala nya dan membenarkan duduk nya menghadap calon istrinya.
"Saya akan membantu kamu. Kamu tenang saja." ujar Danu yakin.
Dania menganggukan kepalanya, mempercayai perkataan Danu.
"Semoga menjadi awal yang baik." harap Dania dalam hati.
"Semoga ini yang terakhir dan selamanya." batin Danu berharap.
Mas Danu udah lamar anak gadis orang nih.
Langsung sat set tanpa pacaran lama-lama ya Mas.
Udah mapan mah beda. Lebih tepatnya udah tua. 🤣
Rada sedih sebenarnya sama respon kalian yang enggak mau tinggalkan kan jejak dengan vote dan komen🥺