"Istrimu mana?" tanya Bu Ratih kepada Danu saat sudah sampai di lantai bawah.
"Mandi." duduk di kursi meja makan.
"Ibu enggak siapin sarapan ku?" ketika tidak melihat piring yang berisi makanan seperti hari sebelumnya.
"Minta sama istrimu, Ibu mau belanja di pasar." jutek Bu Ratih membuat Danu menghela nafas.
"Nanti istrimu suruh di rumah saja, nanti Ibu pulang cepat." berpesan kepada Danu sebelum pergi meninggalkan rumah. Yang di balas anggukan kepala olehnya.
"Ibu mana Pak?" tanya Dania ketika sudah berada di samping Danu.
Dania duduk di kursi di samping suaminya. Danu bukannya menjawab pertanyaan istrinya ia malah memandang istrinya tanpa berkedip.
Dania pagi ini mengenakan dress simpel berwarna putih yang terlihat cantik dan pas di tubuhnya. Istri Danu memang cantik.
"Pak?"
"Eh- itu, Ibu ke pasar."
Dania mengangguk mengerti. Ia beralih menatap berbagai masakan yang sudah terhidang di meja makan siap untuk memanjakan lidahnya.
Ia tersenyum miris, seharusnya Dania bangun lebih awal tadi agar bisa membantu Ibu mertuanya menyiapkan sarapan.
Dania mulai mengambil makanan untuknya tanpa memperdulikan tatapan Danu.
"Ayo Pak, makan." ujar nya sebelum memasukan sendok berisi makanan ke dalam mulutnya.
"Bisa ambilin saya?"
Perkataan Danu sukses membuat Dania terdiam kaku. Ia lupa dengan tugas nya sebagai seorang istri. Melayani suaminya.
Tanpa berkata Dania segera mengambilkan makanan untuk suaminya. Ia tidak bertanya apa yang di suka dan yang tidak di suka suaminya itu.
Hanya denting sendok yang beradu dengan piring yang menemani mereka makan. Tidak ada obrolan dari kedua nya membuat suasana menjadi canggung.
"Lain kali jangan pakai sayur bersantan, saya lebih suka ayam daripada ikan dan lagi saya tidak suka makanan pedas. Seharusnya kamu tanya saya terlebih dahulu sebelum mengambilkan saya makanan." Danu berlalu meninggalkan Dania dengan rasa bersalah nya.
Tanpa Dania sadari air matanya sudah luruh turun ke atas pipinya. Menyeka dengan kasar. Walaupun Danu tidak membentak nya saat mengatakan itu tapi Dania merasa dirinya tidak berguna sebagai seorang istri di rumah ini.
"Saya kerja dulu." setelah turun kembali dari lantai atas.
Dania berdiri, mencium punggung tangan suaminya dengan hikmat. Danu tersenyum tipis menatap Dania dan mencium dahi istrinya untuk menyalurkan rasa sayang nya.
"Hati-hati."
Dania mengikuti Danu menuju pintu utama. Ia akan mengantar sampai depan rumah.
Dapat Dania lihat di garansi rumah ini ada dua mobil yang Dania yakini itu milik suaminya. Pajero Sport dan Toyota All New Hilux, dobel kabin. Karena Pak Rahmat lebih suka menggunakan mobil pick up untuk ke kebun. Sekalian menyetor hasil kebun ke pasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DuDa (COMPLETED)
RandomDanuarta Putra Wijaya, Danu resmi menyandang status duda dengan satu orang anak ketika usianya menginjak 37 tahun. penghianatan, dan perselingkuhan itulah yang membuat pernikahan nya hancur. Mantan istri yang menjadi wanita karier membuat pernikahan...