Empat

67.6K 5.2K 142
                                    

Malam hari setiap malam minggu Surya selalu keluar malam untuk nongkrong di warung kopi yang tidak jauh dari rumahnya.

"Perempuan yang di rumah mu itu siapa Sur?" tanya salah satu teman nongkrong nya.

"Mbak Dania, anaknya mantan majikan Ibu." jawab Surya seadanya.

"Ayu yo, kenal ke aku to." gurau teman yang satunya.

Surya tidak lagi menanggapi nya ia tau kalau teman-temannya itu tidak mungkin serius dan lagi Dania itu anak orang kaya enggak mungkin mau sama mereka.

"Tapi banyak yang ngomongin kalau Mbak Dania ada hubungan sama Pak Danu." ujar Pak Werno pemilik warung kopi.

"Cuma gosip itu Pak."

"Kalau bener juga enggak apa-apa lagian Pak Danu tajir siapa sih di desa ini yang enggak mau? Semua orang tua di desa ini kalau punya anak perempuan langsung di tawarin ke Bu Ratih buat di ambil mantu." jelas Pak Werno.

"Iya juga ya, tapi Pak Danu enggak pernah tertarik sama mereka semua." sahut teman Surya yang lain. Yang di angguki oleh semuanya.

"Udah jangan ngomongin orang." ujar Surya mencoba menghentikan pembicaraan mereka yang membahas bos nya dan Mbak Dania.

Saat semua sudah tidak membicarakan Danu dan Dania, orang yang tadi mereka bicarakan singgah ke warung kopi.

"Pak, kok tumben mampir ke sini?" tanya Pak Werno. Dengan tersenyum ramah.

"Iya pak, tadi jalan-jalan sekitar sini terus mampir sebentar mau kopi."

"Sebentar saya bikin kan." Pak Werno undur diri.

"Jangan malam-malam nongkrong nya." peringat Danu kepada pemuda di warung kopi tersebut.

"Siap pak!"

Kopi yang di pesan sudah siap, tidak perlu waktu lama untuk Danu menghabiskan nya.

"Berapa Pak?" mengambil dompet dari saku jaket kulitnya.

"Lima ribu saja Pak."

Danu mengangguk, "saya bayar semua yang di pesan mereka Pak. Segini cukup?" mengeluarkan tiga lembar uang seratusan.

"Eh- cukup Pak." Pak Werno menerima uang itu.

"Jangan di bayarin Pak." cegah Surya. Tidak enak.

"Tidak apa sekali-kali. Alhamdulillah hasil panen lumayan banyak." jelas Danu dengan tersenyum.

"Saya pamit duluan, Assalamualaikum." ujar Danu sebelum berlalu pergi.

Hal yang jarang, seorang Danuarta keluar malam-malam apalagi di malam minggu seperti ini. Karena pasti di jalanan desa banyak sekali pasangan muda-mudi yang di mabuk asmara. Ada juga pasangan suami istri muda yang sedang bermalam mingguan.

Danu keluar rumah sehabis sholat isyak tadi dengan sarung dan juga jaket kulit yang menutupi kaos polo putih miliknya.

Saat melewati rumah-rumah tetangga pandangan Danu teralihkan dari jalanan, tertuju pada seorang perempuan yang tidak asing di penglihatan nya.

"Sepertinya aku pernah melihat nya." batin Danu.

Perempuan itu sedang memegang handphone nya ke atas, mengangkat nya setinggi mungkin.

"Sedang apa?" tanya Danu akhirnya mendekati setelah cukup lama meperhatikan dari jauh.

"Astagfirullah! Bapak ngagetin!" menurunkan handphone nya.

"Cari sinyal tapi enggak nemu di sini."

Dania, perempuan itu adalah Dania. Perempuan yang sempat memenuhi pikiran Danu.

DuDa (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang