Bab 22

1.7K 251 0
                                    


Majapahit, 1319 M

Kediaman Arya Tadah

(Hari ke-64)

Bukan kali pertama bagi Rania berada dalam bahaya. Setidaknya dia pernah mendapat siksaan di dalam penjara Majapahit hingga seolah-olah hidupnya hendak berakhir. Secara tak sengaja Rania telah masuk ke dalam kehidupan kerajaan itu, dia menghadapi bahaya untuk kesekian kalinya. Rania tahu jika kejahatan Mahapatih pasti terongkar. Tetapi sejarah pun tak menceritakan bagaimana kejahatan itu dapat terbongkar. Sementara di dunia ini, setiap orang tak bisa hanya mengandalkan keberuntungan. Segala sesuatu yang ingin didapatkan hendaknya diperjuangkan dengan semestinya.

Ketika Rania menemui pejabat Arya Tadah, ada sedikit keraguan dalam dirinya. Dia tidak pernah mempercayakan segala sesuatu selain kepada Mada. Arya Tadah adalah seorang pria paruh baya yang telah bertahun-tahun menjabat sebagai patih kerajaan Majapahit bersama keempat patih yang lainnya. Meskipun kekuasaannya masih berada dibawa Mahapatih Hallayudha namun pria itu cukup mempunyai pengaruh besar pada rakyat Majapahit. Bahkan sebagian dari pasukan Majapahit merupakan pasukan yang berada dibawa kepemimpinannya.

"Bagaimana tuan? Apakah tuan sudah menemukan harta-harta yang disembunyikan Mahapatih?" Tanya Rania yang seketika itu melihat Arya Tadah kembali dari Istana Jayanagara. Rania tak terluka parah setelah kejadian itu, tetapi dia harus bersembunyi untuk sementara waktu karena siasat Mahapati yang membuatnya seolah-olah menjadi pemberontak yang melarikan diri dari sisi paduka.

"Masih tidak ada laporan! Sepertinya harta itu telah dipindahkan. Saat prajurit yang aku perintahkan menyusup ke dalam kediaman Mahapatih, mereka tak menemukan satu peti pun di dalam ruangan yang kau maksud itu, Hapsari."

Keduanya tengah bertemu di sebuah bale-bale yang berada di tengah-tengah kediaman Arya Tadah. Sebelumnya Arya Tadah memang telah memendam kecurigaan terhadap mahapatih. Saat pemberontakan menumpas Ra Kuti, dia dan Mada menemukan beberapa kejanggalan.

"Lalu bagaimana kita bisa mengungkapkan kelicikan Mahapatih di hadapan paduka, Tuan? Tidak bisakah kita mendapatkan bukti yang lainnya. Barangkali ada dokumen atau apapun yang bisa kita gunakan?"

"Seseorang yang kita hadapi bukanlah orang yang biasa Dayang Hapsari! Bagaimanapun dengan lidahnya itu, dia bisa menyakinkan paduka Jayanagara untuk menyerang Lumajang dan membuat Mahapatih Nambi menjadi pemberontak. Aku mengetahui kejahatan itu akan tetapi hingga sekarang aku tidak bisa mengungkapkan apapun di hadapan paduka Jayanagara."

Jadi benar yang tertulis dalam sejarah bahwa pemberontakan Nambi yang terkenal itu, semata-mata karena fitnah yang dilakukan Mahapati Hallayudha.

"Bagaimana dengan pelayan itu Tuan? Pelayan yang ku tanyai di kediaman Mahapatih Hallayudha? Mungkinkah dia dapat dijadikan saksi, setidaknya dengan pengakuan beberapa pelayan itu akan membuat kecurigaan kita memiliki landasan di hadapan paduka."

"Tentu saja! Pengakuan mereka pasti berguna. Tetapi kita tetap harus menemukan harta-harta itu! Aku yakin harta Mahapatih adalah barang-barang yang ambil dari sebagian upeti yang tidak masuk dalam laporan kerajaan. Dia hendak menimbun harta itu sendiri dan merugikan Majapahit. Akan aku perintahkan beberapa prajurit juga untuk membawa para pelayan itu!"

Rania berpikir sejenak. Otot-otot di keningnya ikut mengkerut. Dia tidak pernah berpikir melakukan sesuatu yang dilakukan 'Detektif Conan' untuk mengungkapkan kejahatan. Tetapi jika Rania dapat memilih, dia lebih senang melakukan petualangan pencarian arkeologi hingga kedalam hutan seperti 'Indian Jones'. Setidaknya dia tidak perlu berhubungan dengan banyak orang dan menjadi bagian dalam sandiwara kerajaan.

Have We Met BeforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang