Bab 28

1.6K 247 2
                                    



Majapahit, awal tahun 1329 M

Keraton Majapahit

(Tahun ke-10)

"Hapsari..." Suara yang lemah dan pelan itu diucapkan oleh Jayanagara saat Rania memeriksa denyut nadinya. Raja Majapahit itu masih hidup tetapi tak bertahan lama begitu Rania menyadarinya. Darah yang terus-menerus keluar membuat wajah Jayanagara semakin pucat, Rania tidak tahu bagaimana harus menolongnya. Dia hanya terus menekankah gumpalan kain itu untuk menutupi luka di dada Jayanagara. Namun perhatian Rania kemudian teralihkan oleh Mada yang serta-merta menghunuskan pusakanya pada Tanca hingga tabib kerajaan tersebut tergeletak tanpa nyawa. Di saat yang bersamaan itulah nyawa Jayanagara juga menguap pergi.

"Bagaimana kau bisa mengetahui rencana Tanca membunuh paduka Jayanagara? Apakah kau mempunyai keterlibatan dengan Tanca? Aku mendengar kau sempat menemui paduka untuk menyatakan keberatan dengan keputusannya menjadikanmu permaisuri? Apakah hal tersebut berhubungan dengan rencana Tanca membunuh paduka?" Rentetan pertanyaan itu diajukan oleh pengadilan agung Majapahit. Mereka menahan Rania sehari setelah peristiwa pembunuhan Jayanagara. Namun Dyah Gitarja dengan kekuasaannya kemudian membebaskan Rania dari segala tuduhan. Dia memberikan Rania pakaian putih untuk menghadiri upacara perkabungan Jayanagara di hari itu pula.

Perkabungan di Majapahit adalah mimpi kesekian kalinya Rania yang menjadi nyata. Sebelumnya dia telah melihat perkabungan yang sangat besar tersebut dalam mimpinya, juga air mata Gayatri Rajapatni yang tidak henti-hentinya menetes, kesedihan rakyat-rakyat Majapahit yang kehilangan rajanya serta penyesalan yang begitu besar pada dirinya sendiri. Semua itu seperti ramalan yang tidak dapat diceganya. Rania ingat jika dirinya sempat diliputi rasa ragu ketika hendak menolong Jayanagara dan rasa ragu itulah yang membuatnya terlambat mencega pembunuhan tersebut. Dia pun tak dapat memungkiri jika kematian Jayanagara merupakan kesalahan terbesar yang pernah dilakukannya.

"Kau tahu apa yang terburuk saat menjadi seorang permaisuri? Bukan karena harus berbagi suaminya dengan para selir. Melainkan saat raja terancam keselamatannya, ratu-lah yang harus maju terlebih dahulu untuk melindunginya. Hal itu pula yang dilakukan oleh permaisuri Tribuwaneswari untuk melindungi suami kami, paduka Kertarajasa. Tetapi aku gagal untuk melindungi putranya, aku telah menodai kepercayaan yang telah mereka berikan."

Entah bermakna sesuatu atau tidak, kata-kata itu diucapkan oleh Gayatri Rajaptni sesaat setelah mendharmakan Jayanagara di candi Srenggapura, Kapopongan (sementara gapura paduraksa yang dikenal sekarang merupakan gapura yang tersisa dari komplek candi Srenggapura). Baru beberapa hari kemudian Gayatri memutuskan menjadi biarawati di kuil Budha guna menenangkan dirinya. Dia meninggalkan karut-marut dalam pemerintahan Majapahit yang berdiri tanpa seorang raja. Jayanagara tidak sempat menikah dan meninggalkan keturunan yang sah, maka dewan agung pun berniat melimpahkan kekuasaan Majapahit kepada ibusuri Gayatri Rajaptni.

Kekawatiran rakyat pada kelangsungan Majapahit terabaikan oleh Gayatri, dia tetap memilih menjadi pendeta Budha. Satu-satunya resolusi yang dia berikan adalah dengan melimpahkan takhta Majapahit kepada putri tertuanya untuk mewakili pemerintahannya. Beberapa bulan setelah masa perkabungan usai, Majapahit mengadakan suatu sayembara. Nantinya dari sayembara tersebut akan dipilih calon suami yang pantas untuk kedua putri Majapahit Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat. Pemilihan tersebut sangat penting karena dari keturunan mereka-lah akan dipilih pula penerus takhta Majapahit yang sah.

Cakradana adalah seorang pemimpin Tumapel, negara bawahan Majapahit bekas kerajaan Singasari. Dia kuat dan bijaksana, maka diantara para ksatria yang mengikuti sayembara terpilihlah dia sebagia calon pendamping untuk Tribhuwana Tunggadewi. Tanpa sayembara tersebut sebenarnya hati Gitarja telah jatuh pada Cakradana. Mereka pernah bertemu saat Gitarja pergi keluar istana bersama Rania. Dan jika saja tidak ada ancaman dari Jayanagara, Cakradana pasti telah meminang Dyah Gitarja sejak lama.

Have We Met BeforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang