Dia wanita yang diagungkan bak merpati putih di negerinya, datang ke pulau jawa sebagai hadia untuk raja namun begitu sampai di tanah jawa, kerajaan yang ditujunya telah hancur tak tersisa. Air matanya pun bercucuran. Raja yang hendak mempersuntingnya telah tiada, dia tak memiliki arah dan tujuan untuk pergi. Sementara dia juga tak mungkin kembali pada keluarganya, dia akan menahan malu yang besar.
Lalu pria itu datang, merengkuh dirinya dari kegelapan. Pria yang baru menduduki taktha-nya itu merasa bertanggung jawab atas dirinya dan saudaranya. Dia pun akhirnya dibawa ke istana dan mendapatkan gelar kehormatannya sebagai istri seorang raja. Sementara saudaranya jatuh pada patih yang telah membawanya ke tanah Jawa. Dia merasa bangga seraya ingin mempertahankan segalanya, karena hidupnya yang tanpa arah itu jauh lebih menderita.
Akan tetapi dia bukan satu-satunya istri di istana itu. Rasa cemburu pun pasti ada. Sebagaimana perasaan wanita yang telah tumbuh cinta. Rasa ingin memiliki, perasaan tak ingin berbagi. Terutama ketika melihat permaisuri yang lainnya yang lebih dihormati negaranya. Dia merasa seperti seseorang asing disana yang bahkan tak perhitungkan keberadaannya.
Lalu dengan segenap hati dia berusaha mengambil hati paduka dan melahirkan seorang putra dari rahimnya. Putra satu-satunya yang bahkan tiada tandingannya karena dari rahim permaisuri lainnya hanya lahir para puteri. Paduka pun sangat senang hingga menganugrahinya gelar permaisuri yang dipertuakan. Dia mulai tenggelam, mengiringi kepahitan yang pernah dirasakannya, dia pun berdoa dengan segenap jiwa agar "Putranya kelak menjadi raja Majapahit".
Maka dewa pun dengan senang hati mengabulkan doa wanita merana tersebut. Segera setelah titisan wisnu itu mangkat jadilah dia seorang putra mahkota Majapahit di usia muda.
(Riwayat Dara Petak, Ibunda Jayanagara)
Majapahit, 1319 M
Kediaman keluarga kerajaan
(Hari ke-27)
Jayanagara menampar Gitarja begitu dia sampai di kediamannya. Dia tak memberi penjelasan apapun karena yakin bahwa Gitarja telah mengetahui segala hal yang terjadi di Keraton, tentang dayang dari kediaman Gitarja yang mencoba memata-matai dirinya.
"Apa yang coba kau rencanakan padaku?" tanyanya dengan nada suara penuh penekanan. Dyah Gitarja hanya memandanginya dengan tatapan teduh. "Kau mengirim perempuan itu untuk memata-mataiku bukan? Lalu kau mengambil kesempatan untuk mengambil takhtaku?"
"Sadarlah kakanda..." sahut Gitarja dengan parau. Air matanya hampir menetes. "Kau hanya dibutakan oleh kekuasaan hingga tak mengetahui mana keluarga dan mana musuhmu..."
"Keluarga?" pertanyaan balik Jayanagara. Dia melangkah lebih maju memojokkan Gitarja. "Siapa yang kau sebut keluarga? Aku tidak memilikinya, ibunda dan ayahandaku sudah lama tiada. Mereka mati..." ujarnya semakin mengintimidasi. Dia menatap Gitarja dengan tatapan yang menghunus tajam.
"Aku tidak mengerti mengapa kakanda berpikiran seperti itu. Hanya saja, mohon lepaskan dia! Dia tidak melakukan kesalahan apapun!" pinta Gitarja seakan lelah menyadarkan Jayanagara.
"Melepaskannya kau bilang? Aku justru berpikir untuk membuatnya menderita sama sepertimu."
Air mata Gitarja menetes dari pelupuknya. Dia masih menatap lekat kedua mata Jayanegara dengan tatapan memohonnya. "Aku yang bersalah, aku yang menyuruhnya pergi ke keraton untuk menemui ibunda. Jadi aku mohon lepaskan dia kakanda! Hukum saja aku jika kakanda ingin menghukumnya..."
Jayanagara memalingkan tubuhnya dengan kesal. Mencoba untuk tetap mengersakan hatinya agar tak merasa iba dengan permintaan adik tirinya tersebut. "Kau adalah ancaman terberat dalam takhta-ku. Orang-orang tua itu, mereka semua lebih mendukung anak-anak ibunda Gayatri dibandingkan aku. Jadi aku tidak akan tinggal diam jika kau melakukan sesuatu yang dapat mengancam takhtaku!" ancam Jayanagara sebelum meninggalkan ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Have We Met Before
Historical FictionBertahun-tahun Rania berusaha mencari potongan puzzle dari sejarah Kerajaan Majapahit. Salah satunya dengan melakukan penelitian di air terjun Madakaripura dan yang paling menarik perhatiannya adalah tentang riwayat Mahapatih Gajah Mada. Namun bukan...