Happy Reading!
______________________________🍂🍂🍂
****
Maura terbangun dari tidurnya saat mendengar samar-samar suara dari pintu, siapa yang mengganggunya saat ia sedang bermimpi mencabut bulu beruang, padahal sedikit lagi ia berhasil mencabut bulu itu. Sudah lupakan.
"Non Maura, non? "-suara bi Ina rupanya.
" Kenapa bi? "-tanya Maura
" Non Maura sudah ditunggu dibawah oleh tuan buat makan malam"-Maura yang mendengar perkataan bi Ina langsung saja menolehkan kepalanya ke arah jendela, dan benar saja bulan sudah menunjukkan dirinya.
Maura pun berjalan menuju pintu tapi langkahnya seketika berhenti mengingat perkataan bi Ina.
apa benar keluarga bodoh itu menunggunya?
"Hmm sepertinya membuat sedikit masalah tidak apa-apa"-senyum licik terbit dibibir gadis itu.
" Non... Non Maura? "-panggil bi Ina membuyarkan lamunan Maura.
" Makanannya antar ke kamar aja bi, aku lagi males turun"-ucap Maura kembali ke kasur king sizenya dengan mengambil smartphone berlogo buah tergigit itu dan memainkannya.
Lain halnya dengan bi Ina yang berada di ruang makan dengan sedikit gugup melihat meja makan yang hening dan semua orang yang kini menatap kearahnya.
"Di mana Maura bi? "-tanya armita karna tak melihat putrinya ikut turun. Putrinya eh?
"Non Maura ingin makan di kamar nyonya"-ucap bi Ina menunduk, para abang Maura yang mendengarnya pun memandang tajam bi Ina.
"kurang ajar! tau gitu mending gue makan dari tadi"-kesal kenzo
"Gue juga nggak nyuruh kalian nunggu kan? Lagian biasanya juga nggak ada yang peduli mau gue makan atau nggak, nganggep gue ada aja nggak, sekarang ngapain pakai segala repot nungguin gue"-oceh Maura di ujung tangga, setelah mengatakan itu Maura pun kembali ke kamarnya.
Niatnya ia akan mengambil cemilan yang di belinya dengan aron saat perjalanan pulang tadi di dapur, tapi perkataan kenzo tadi membuatnya mengurungkan niatnya.
Mereka semua tersentak akan perkataan Maura yang tepat mengenai sasaran.
"Sudah lebih baik makan makanan kalian"-Deon melerai, tak urung hatinya sedikit terganggu dengan perkataan Maura, ia menatap istrinya yang melihat kepergian sang putri dengan tatapan sendu.
Dikamarnya ntah kenapa Maura sangat kesal dan sedih? dengan perkataan kenzo, apa ini perasaan Maura asli? Ntahlah rasanya ia ingin membeli truck ice cream saja.
Maura terduduk di sofa yang berada didekat jendela kamarnya, dan kembali memainkan benda pipih itu.
Tok... Tok...
"Masuk aja bi, pintunya nggak aku kunci"-ucap Maura tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih itu.
" Taruh di meja aja bi"-ucapnya masih dengan menatap benda yang ada ditangannya itu, tapi seperti ada yang aneh, tidak ada suara pintu yang ditutup kembali. Maura pun menolehkan kepalanya, dan menatap seorang wanita yang menatapnya sendu.
"Tumben sekali nyonya armita mau repot repot datang ke kamar saya, ada perlu? "-ya armita yang mengantar makanan ke kamar Maura, armita tersentak saat Maura menyebutnya dengan panggilan 'nyonya armita' dengan nada yang berbeda saat Maura berbicara dengan bi Ina.
Rasanya armita iri.
" Mama ingin bertemu dengan putri mama"-ucap armita membuat Maura sedikit terkekeh saat mendengarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
EXHAUSTING(END)
FantasyTransmigration? Really? Ini cerita klise yang menceritakan tentang seorang gadis yang berada ditubuh gadis lainnya yang memiliki kisah cerita yang sama dengannya, tetapi dengan jalan cerita yang berbeda tentunya. Bagaimana iya harus menyelesaikan...