31

51.6K 5.6K 40
                                    

Happy Reading!

🍂🍂🍂🍂🍂

_________________________

" Maafin abang lo ini ya raa"-ucap kenzo menatap Maura, Maura hanya menatap datar ke arah kenzo.

" Maaf ya? "-kenzo mengangguk membuat Maura terkekeh pelan.

" Sadar nggak sih, selama ini apa aja yang udah lo lakuin ke gue"-ucap Maura dengan air mata yang membendung di pelupuk matanya.

" Maaf ra, maaf, apa yang harus gue lakuin biar lo  mau maafin gue"-ucap kenzo memeluk Maura, kali ini Maura tak menolak.

" Jauhin lia, dan jadi abang yang baik buat gue"-Kenzo terdiam mendengar perkataan Maura.

Kenzo melepas pelukannya pada Maura.

" Kenapa? Lo ragu? "-tanya Maura menatap kenzo menantang.

" Tapi kenapa ra? Dia nggak seburuk yang lo pikir ra"-ucap kenzo mencoba memberi pengertian pada Maura.

" Dan dia nggak sebaik yang lo pikir"-sambung Maura, mendengar perkataan kenzo membuat emosinya sedikit terpancing.

"Tapi, ra.. "

"Tapi apa? Dia hampir bikin alergi lo kambuh itu baik? Dia yang udah bikin adek lo koma itu baik? Dia yang bikin hubungan lo, gue, arkan, kevan buruk itu baik? Ha? Dia yang selalu nuduh gue ngelakuin hal-hal yang nggak gue lakuin itu baik? Ha?! Dari bagian mana lagi lo bilang dia baik? "-ucao Maura berharap agar kenzo segera sadar dengan ke khilafannya!


" Sadar ken, dia cuma manfaatin lo semua"-ucap Maura membuat kenzo mengepalkan tangannya. Maura melihat itu.

" Kenapa? Lo marah? Nggak Terima? Gitu aja sok-sok an minta maaf sama gue"-kekeh Maura menatap kenzo.

" Pergi dari kamar gue, gue nggak akan pernah maafin lo sebelum lo sadar akan kesalahan lo"-ucap Maura mengusir kenzo.

Maura menidurkan dirinya membelakangi kenzo dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Maura mendengar suara langkah kenzo keluar dari kamarnya.

Maura terisak pelan, Lagi-lagi orang-orang yang dipercaya dan disayanginya tidak percaya padanya.

🍂🍂🍂🍂


Rasanya tenang dan damai.

Maura menyenderkan tubuhnya di salah satu pohon yang berada di taman belakang sekolahnya.

Maura menutup matanya, dirinya ingin beristirahat sejenak, tapi sepertinya ada saja  yang ingin mengganggunya.

Maura merasakan pergerakan di sampingnya.

" Althar minta gue buat baik sama lo, dan buat lo jatuh ke gue, buat lo hanya fokus ke gue, dan lupain althar biar lo nggak lagi ganggu lia.

Tapi perlahan rencana berubah, dia minta gue buat deketin lo, buat lo jatuh hati, dan gue bakal tinggalin lo, itu semua buat balas rasa sakit yang lia dapetin dari lo.

Tapi gue salah, gue salah karna udah setuju sama itu semua. Nyatanya, gue, gue yang kalah. Gue yang jatuh sama lo. Dan waktu lo dateng, disana gue bakal batalin semua rencana kita, tapi lo keburu pergi dan salah paham sama gue."-Maura tetap setia menutup matanya mendengar penuturan aron.

Aron menarik pelan Maura menghadap kearahnya, memang bahu ga dia itu pelanggan membuat Maura membuka matanya dan menatap ke arahnya.

" Gue tau gue salah, gue minta maaf, tapi apa nggak bisa lo kasih satu kali kesempatan lagi buat gue ra? Sekali aja biarin gue buktiin kalau gue serius sama ucapan gue."-ucap aron menatap Maura.

" Bisa lo bayangin ar gimana rasanya ada di posisi gue? Letakin diri lo di posisi gue sekarang, apa yang bakal lo lakuin ar? "-tanya Maura membuat aron terdiam, mereka saling menatap.

" Gue nggak bisa kasih lo kesempatan lagi ar, hati gue sedikit demi sedikit udah nerima ini semua, gue bakal maafin lo, tapi buat kesempatan, maaf ar, jangan kembali jadi luka buat gue."-ucap Maura melepas tangan aron dari pundaknya dan pergi meninggalkan aron yang masih terdiam.

" Maaf ra, perjuangin lo adalah keputusan gue"

🍂🍂🍂🍂

"Hey cantik, mukanya kusut amat"-ucap devan menepuk pelan pipi Maura yang termenung di bangkunya, Gadis itu mengerjap pelan dan menatap kesal devan.

" Apasih van"-devan terkekeh mendapati wajah Maura yang terlihat semakin kusut itu.

"Ra mau tanya deh"-wajah devan berubah serius menatap Maura.

" Apa? "-wajah Maura tak kalah serius menatap devan.

" Kenapa lo cewek, sedangkan gue cowok? "-Maura mendatarkan wajahnya mendengar pertanyaan devan yang aneh itu.

" Gobl*k devan memang gobl*ok"-ucap Maura prihatin.

" mulutnya"-ucap devan menyentil mulut Maura, membuat sangat empu meringis.

Brakkk

" Heh! Berdua mulu! Ntar ketiganya setan"-ucap Cheryl yang tiba-tiba memasuki kelas dan menggebrak meja Maura.

"Setannya lo"-ucap devan kesal, nih orang satu selalu saja mengganggu waktu berdua nya dengan Maura.

" Dih, udah sana minggir lo, gue mau duduk disini lagi, jadi lo pindah sana"-ucap Cheryl mendorong devan kasar.

"Ck ganggu lo"-devan berdiri, bukannya menuju bangku tapi lelaki itu malah berjalan keluar kelas, sedangkan Maura kini sudah terbahak melihat wajah ternistakan devan.

Tapi tak ada yang tau bahwa lelaki itu tersenyum saat lihat Maura kembali tertawa, devan melihat semuanya, dimana Maura yang tertidur temang di bawah pohon dan datangnya aron menghampiri gadis itu.

Semua percakapan mereka, devan mendengarnya dan melihat wajah sedih Naura menbuat devan ingin sekali menghantam wajah para bajingers yang sudah membuat Maura menangis.

Devan mengikuti Maura hingga sampai dikelasnya, devan takut jika Maura melakukan hal-hal nekat saat moodnya sedang tidak baik.

Lelaki itu berjalan keluar kelas. Melakukan hal yang nantinya akan membuatnya masuk ke ruang bk mungkin?

🥀🥀🥀🥀🥀

_________________________

Gimana udah dapet feelnya belum?

Comment yang banyak guyss!

Saran buat chapter selanjutnya, atau juga bisa kalian comment tentang chapter ini...

Jangan lupa mampir ke cerita aku yang lain  juga ya!

Bye-byee

Dadahhh

👋👋👋👋👋

 EXHAUSTING(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang