23

58.4K 7.1K 174
                                    

Happy Reading!

🍂🍂🍂🍂

________________________

" Maura! "-suara menggema itu membuat semua penghuni kantin mengalihkan pandangannya, tak terkecuali gadis yang tengah disebut namanya itu memandang malas ke arah seorang pemuda yang sudah mengepulkan asap diatas kepalanya.

Dengan seorang gadis dengan tangan yang di genggamnya, lengkap dengan para anteknya. Siapa lagi jika bukan althar?

Lihatlah kini para lakon wayang itu berjalan ke arahnya.

" Heh! Telinga gue masih ada dua ya! Nggak usah teriak juga denger bego! "-kesal maura menatap mereka.

" Jadi cuma segini drama lo? "-ucap althar menatap Maura remeh, Maura mengerutkan keningnya, apa katanya tadi? Drama? Dirinya tidak merasa sedang memerankan skrip disini.

" Lo lagi main drama apaan ra? Kok nggak ngajak gue sih"-kalian tentu tau siapa yang bertanya, Ya Cheryl manusia paling pintar yang pernah Maura kenal.

"Mahabharata"-ketus Maura menatap Cheryl, dan kembali menatap althar yang kini tengah memandangnya.

" Maksud lo ngomong gitu apa? "-ucap Maura menatap althar menantang.

" Lo tampar liana right? "-tanya althar dengan menatap tajam Maura.

" Gue? Nampar dia? "-ucao Maura dengan menunjuk dirinya dan liana.

" Atas dasar apa lo nuduh gue? "-althar maju selangkah menghampiri Maura, aron yang melihatnya pun mendekati Maura tapi lengan regal mencegahnya.

" Lo cemburu, gue pergi sama dia"-dengan percaya diri althar berbicara seperti itu membuat Maura ingin mual saja rasanya.

" Idih, najis amat gue cemburu! Perlu lo tau althar, gue, Maura, minta maaf sama lo karna selama ini gue khilaf karna udah ngejar-ngejar cowok setres kayak lo!

Dan oh ya mungkin waktu itu mata gue juga lagi sedikit rabun. Dan sekarang, gue udah sadar kalau lo nggak pantes buat dikejar-kejar lagi jadi jauhin pikiran lo yang ngira gue cemburu.

Itu cuma bikin lo makin keliatan nggak waras"-ucap Maura membuat althar mengetatkan rahangnya, mendengar Maura mengatakan semua itu membuat egonya tersentil. Dan dia juga tidak suka saat Maura berkata bahwa dulu dirinya hanya khilaf.

Lain dengan halnya aron yang malah senyum-senyum sendiri dibuatnya.

"Woy ada apa nih rame-rame"-ucap seorang lelaki memecah kerumunan. Lelaki itu datang dan tiba-tiba merangkul bahu Maura membuat aron, althar,  dan kedua abang kembar Maura ingin sekali menghantam wajah lelaki tengil itu.

" Lepasin van, tangan lo berat, banyak dosanya"-ucap Maura mencoba melepas tangan devan yang sangat berat itu, kenapa lelaki ini senang sekali menyenderkan tangannya, apa tulangnya melunak?

"Mulut lo ra"-ucapnya menyentil bibir Maura, membuat sang empu meringis pelan.

" Udah al, aku nggak papa, mungkin Maura nggak sengaja"-ucap liana dengan lembut menarik pelanggan tangan althar yang mengepal.

Devan mengerutkan keningnya.

"Nggak sengaja? Maksudnya? "-tanya devan menatap Maura menuntut penjelasan.

" Tau nih setan satu, orang gue nggak ngapa-ngapain juga"-ucao Maura mendengus kesal.

"Kok kamu gitu ra? Kamu udah nampar aku tadi loh"-ucapnya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

" What? Apa lo bilang? Heh! Kapan dan dimana Maura nampar lo bego! Orang dari tadi dia sama gue, ngada-ngada lo babi"-pedas sekali. Tapi kali ini Maura tersenyum saat Cheryl mengutarakan apa yang sejak tadi berada di kepala Maura.

" Di-di kamar mandi ta-tadi"-ucap liana gugup.

" Kamar mandi? "-tanya ulang devan menatap liana.

" Vania! "-panggil devan pada salah satu gadis dengan baju yang sedikit ketat. Gadis itu menghampiri mereka dengan raut malas.

" Apaan?! "-ketusnya.

" Lo tadi dikamar mandi? "-tanyanya pada vania yang terlihat memutar bola mata malas.

" Iya, kenapa? Lo mau ikut? "-tanya vania malas, membuat devan bergidik ngeri.

" Lo apain dia? "-tanya devan membuat semua orang mengernyit bingung.

" Gue tampar dia, gue jedotin palanya "-ucap vania menggebu-gebu dengan memelototkan matanya pada liana yang sekarang terlihat keringat yang bercucuran dicari gadis itu.

" Kenapa lo lakuin itu anjing? "-sentak regal pada vania, membuat vania menatap tajam pada regal.

" Heh! Selow ngapa! Lagian salah tu orang juga, dia nyenggol gue sampe nyusruk, ya gue bales lah, terus sekarang gue tebak, dia nuduh lo kan ra? "-ucap vania menunjuk Maura dibalas anggukan oleh Maura.

Vania ini merupakan kakak kelas Maura yang sifatnya sebelas duabelas belas dengan Maura dulu, itu membuat vania merasa klop dengan Maura, dan menganggap Maura temannya.

" Emang dasarnya medusa ya tetep medusa, dahlah gue mau pergi males gue ngurusin drama tu medusa"-ucap vania pergi meninggalkan mereka.

"Udah? Puas? Gimana? Tertampar sama kenyataan? "-ucap Maura dengan senyum sinis nya.

Kena mental sudah -batin penghuni kantin

devan langsung merangkul bahu gadis. Dan membawanya pergi meninggalkan kantin.

" Mampus! Lagian cowok kok main labrak-labrakan, celana lo ganti rok aja sana"-para penghuni kantin menahan nafas mendengar ucapan Cheryl, sepertinya cheryl sudah tertular mulut pedas Maura.

Cheryl meninggalkan kantin menyusul Maura dan devan dengan mulut yang terus misuh-misuh.

Ke enam inti agreo itu kini menatap kearah liana yang tengah menunduk takut.

"Ada yang bisa lo jelasin? "

" A-a-aku"

" Emang anjing lo"-ucap geo pergi meninggalkan kerumunan membuat semua terkejut mendengarnya.

Geo? Ada apa dengan lelaki itu? Apa satu-persatu dari pawang putri kerajaan itu akan meninggalkan sang putri? Batin dari seluruh penghuni kantin.

🥀🥀🥀🥀🥀

____________________________

Nih aku update lagi.

Hehe, bonus buat kalian yang udah luangin waktu kalian buat baca cerita aku.

Comment dan like sebanyak-banyaknya ya biar aku lebih semangat lagi ngetiknya hehe.

Jaga kesehatan kalian ya...

Stay safe

Stay healthy

Sampai jumpa

Bye-bye dadahh👋👋

 EXHAUSTING(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang