35

55.8K 5.8K 127
                                    

Happy Reading!

🍂🍂🍂🍂🍂

____________________________

" Jadi, lo ketua Garland, dan lo sepupu bara? "-tanya maura pada devan, dan dibalas anggukan oleh lelaki yang tengah memainkan ujung rambutnya itu.

Setelah maura tertangkap basah oleh devan tadi, Maura digiring masuk oleh devan dan berkumpul dengan anggota Garland yang lain.

Maura pun meminta penjelasan pada devan akan semuanya dan mendapat jawaban yang membuat maura tercengang, maura baru ingat saat di mobil waktu itu devan menyebut nama Garland.

" Woy bos, kasihan dikit napa nih para jomblo, ngenes liat lo berdua"-ucap ogy menunjuk ke arah inti Garland, membuat saka, ardan, dan Gilang memelototkan matanya tidak setuju.

" Suka nggak ngaca emang nih bekantan satu"-tawa seluruh anggota Garland menggema mendengar ucapan ardan pada sang bendahara Garland itu.

Jangan salah gini-gini ogy jago itung-itungan ya guys. Kalau soal duit. Maura ikut terbahak melihat wajah ogy yang terlihat menyedihkan itu, membuat devan tak berhenti menatap wajah ayu itu.

" Awas lepas bos matanya"-goda Gilang pada devan membuat semua orang kembali tertawa, tak jauh dari mereka Maura juga tengah  terbahak meski bingung dengan maksud Gilang dan ditambah devan yang menatap tajam Gilang.

Bukannya takut, Gilang malah semakin terbahak menatap wajah memerah sahabat karibnya itu.

Memamg semua inti anggota Garland satu Sekolah di SMA ADYAKSA, dan di kelas XI hanya Devan saja yang tidak, sebenarnya dulu dia juga ingin sekolah disana Tapi kedua orang tuanya melarang.

Jam sudah menujukkan pukul delapan malam, Maura berniat pamit pada anggota Garland, sudah lama sekali dia berada disini, dengan devan yang terus saja bersandar pada bahunya.

Memang devan ini contoh sedotan yang menjelma menjadi manusia.

" Minggir van, gue mau balik"-ucap Maura mendorong pelan kepala devan dan berdiri, tapi devan malah menarik telunjuk Maura dengan tatapan yang menujukkan bahwa dirinya tidak mau ditinggal, membuat maura gemas sendiri jadinya.

"Mau kemana Zoe? "-tanya gilang pada zoeya membuat semua orang menatapnya. ya mereka semua mengetahui jika jiwa zoeya yang berada di tubuh Maura.

" Balik, tapi liat nih kelakuan bos lo"-ucap Maura menujukan devan yang kini malang memeluk lengannya.

" Udahlah bos, kasian si zoeya, bisa frustasi dia, dari tadi lo kintilin mulu"-ucap ogy membuat devan menatapnya tajam.

Tapi tak urung melepaskan rangkulannya pada Maura dan mengenggam tangan gadis itu. Tatapannya pun melembut saat menatap gadis itu.

" Gue anter"

"Lah gue kan bawa motor"-ucap Maura pada devan.

" Gue anter atau lo nggak pulang"-ancam devan pada Maura, jika perempuan lain yang mendengar ancaman devan akan menuruti kemauan lelaki itu, tapi ini zoeya! Zoeya lo ya!

"Dih ngatur, bodo amat, lepas! "-ucap Maura menyentak tangan devan. Apa-apaan devan ini, belum juga jadi pacar. Eh belum?

" Udah malem ra, gue anter yaa"-ucap devan melembut menatap Maura, meskipun devan percaya jika Maura bisa menjaga dirinya  sendiri, tapi devan tetap tidak bisa percaya dengan orang-orang diluar sana yang bisa saja akan menyakiti mauranya.

 EXHAUSTING(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang