24

59K 6.6K 75
                                    

Happy Reading!

🍂🍂🍂🍂

________________________

Kini devan dan Maura tengah berada di salah satu kafe bersama dengan vounsya dan keren yang sudah siap untuk kembali ke Jakarta.

"Jaga diri baik-baik, gue berangkat"-ucap vounsya dengan mengelus pelan bahu Maura.

" Harus sekarang banget? "-nata gadis itu mulai berkaca-kaca, tapi dia menahannya agar tak sampai tumpah.

Vounsya dan keren mengangguk kompak membuat zoeya menghela nafas.

" Nggak bisa lebih lama lagi? "-ucap zoeya

" Kalau kita tinggal lebih lama, mereka bakal curiga joe"-ucap keren sembari memeluk sahabatnya itu.

" Jaga dia disini Dev, gue percaya sama lo"-ucap vounsya menatap serius devan, yang dibalas anggukan oleh devan.

Merekapun berpelukan dengan Maura, dan berpamitan kemudian pergi meninggalkan kafe diikuti Maura yang berjalan memasuki mobil devan.

Devan mengikuti zoeya dan melihat gadis itu kini tengah mengeluarkan air matanya dan menatap devan sendu.

Devan yang mengerti pun membawa gadis itu ke pelukannya, beberapa saat pun suara isakan Maura mulai terdengar, devan mengusap pelan punggung gadis itu.

Setelah sekian lama devan merasa bahwa Maura sudah sedikit tenang pun sedikit mengurai pelukannya.

Tapi devan rasa gadis itu enggan melepasnya.

" Betah banget lo peluk gue"-ucapnya menggoda Maura, padahal didalam sana hatinya lah yang tengah berpacu dengan cepat.

"Ck, gue malu tai"-kembali devan menyentil bibir gadis itu.

" Ngomong kotor sekali lagi gue kuncir tuh mulut"-ancamnya membuat Maura sedikit terkekeh.

"Bodo amat"

" Wah nantangin, udah sana minggir nih baju gue kena ingus lo"-ucapnya yang sangat berbeda dengan hatinya.

Maura dengan sebal malah mengusap hidungnya di baju devan, Devan pun terkekeh geli dibuatnya.

Tak urung dirinya pun kembali memeluk zoeya dalam dekapannya.

🍂🍂🍂🍂

Maura mendudukkan dirinya di sofa yang berada di balkon kamarnya, ia menikmati semilir angin yang sangat sejuk di sore hari ini.

Gadis itu sejak tadi hanya senyum-senyum tak jelas, mengingat perlakuan manis cowok tengil itu.

Sungguh ini perasaan Maura saja atau memang devan itu mempunyai penyakit jantung yang menular? Kenapa setiap berada di dekat lelaki itu dirinya seperti telah melakukan lomba lari maraton?

Ah sepertinya Maura kapan-kapan akan pergi ke spesialis jantung.

Itu ide yang bagus bukan?

 EXHAUSTING(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang