38

44.2K 5.2K 80
                                    

Happy Reading!

🍂🍂🍂🍂🍂

__________________________

Maura menyumpal telinganya menggunakan erphone yang dibawanya, sebenarnya Maura bahkan tak memutar satu lagu pun, tetapi dirinya hanya ingin terlihat cuek saat mendengar banyak warga sekolah yang membicarakannya, dan menatap sinis ke arahnya.

" Masih berani sekolah juga tuh mak Lampir "

" Iya, paling ntar lagi juga masuk BK "

" Gapunya malu emang "

" Masih punya muka dia "

"Kasian banget si lia "

" Tapi kalau gue juga pasti ngelakuin itu sih kalau di posisi Maura"

" Dih "

" Kenapa lo malah bela dia? "

" Lah siapa yang nggak marah coba kalau orang yang lo sayang malah mihak ke orang lain daripada mihak ke lo"

" Iya juga sih "

" Dih goblok "

Ternyata masih ada juga yang berpihak padanya, meski Mereka taunya Maura memang melakukannya, padahal yahh kalian tau sendirilah..

Maura mendudukkan diri di kantin dan memesan sarapan, Maura memang sengaja tak makan dirumah, apalagi pagi-pagi tadi Galen berkunjung ke rumah keluarga deon.

" Serius amat neng, nggak bakal lari juga tuh nasi"-ucap devan dan mendudukkan dirinya di hadapan Maura.

Devan yang tak mendapat jawaban pun mengerti saat lihat earphone yang tertempel di telinga gadis itu, tangan devan gelugur dan mencoba melepasmya, tapi tangan devan tertahan karna Maura mendongak menatapnya.

"Ngapain? "

"Nggak"-ucap devan menurunkan tangannya.

" Tumben lo dateng pagi "-tanya Maura pada devan.

" Lagi dapet hidayah "-jawabnya dengan senyum yang lebar hingga terlihat gigi-giginya.

" Allhamdulillah, akhirnya dapet hidayah juga lo "-kekeh maura yang menular pada devan, mereka pun terkekeh bersama.

" Kenapa Cheryl bisa sakit perut? Lo kasih makan apa dia"- tanya Maura pada devan, karna gadis tengil itu tadi pagi menelponnya dan berkata jika dari tadi malam gadis itu tidak berhenti bolak-balik ke kamar mandi.

" Kenapa lo tanya gue, emang gue bapaknya"

"Kan lo sepupunya"

"Kan lo temennya "

" Kok lo nyebelin sih "

" Dih ya bodo "

" Lo... "

"Panggilan untuk Maura Tania Atalia, untuk segera menuju ruang BK "-suara menggema itu membuat Maura menghembuskan nafas pelan.

 EXHAUSTING(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang