08

86K 9.1K 235
                                    

Happy Reading!

________________________

🍂🍂🍂🍂🍂

Di tengah sinarnya rembulan seorang gadis tengah terduduk diam di hamparan luas yang berada di belakang rumahnya, Maura, gadis itu tengah menatap kosong banyaknya tumbuhan yang berada depannya.

Ia rasa dirinya sudah terlalu lama disini, tapi meski begitu, Maura masih merasa asing dengan tempat dan orang-orang ini, dia sungguh kesepian disini.

Dirinya sangat merindukan keluarganya, daddy, mommy, dan para abang dan teman-temannya.

Dan bagaimana keadaan empat gadis yang selalu menjadi pendukungnya itu? Hanya mereka yang selalu bersamanya dalam keadaan apapun, dia jadi teringat kejadian terakhir sebelum akhirnya berada disini.

"Joe please, dengerin gue, lo jangan nekat"

"Gue gak bisa liat mereka kenapa -napa ren"

"Gue juga gak bisa liat lo sampai kenapa-napa Joe! "-bentak keren, iya tidak bisa melihat gadis tangguh itu dalam bahaya, teman kecilnya, sahabatnya, kakak, dan adiknya. Zoeya segalanya bagi keren, Karena di dalam keadaan apapun zorya akan selalu ada disampingnya. Hanya zoeya!

" Mereka nggak akan mungkin percaya sama apa yang lo omongin Joe! Please kali ini aja dengerin gue! "-lanjutnya

" Mereka gak akan mungkin percaya sama gue, tapi lo harus percaya sama gue ren, gue bakal baik-baik aja"

'Mungkin'-lanjutnya dalam hati menatap keren dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Zoeya membuka pintu mobilnya dan berlari menuju ke tempat itu meninggalkan keren yang menggeram kesal, dan mengejar gadis itu dengan mobilnya.

"Kali ini gue nggak bisa percaya sama lo Zoe"-ucapnya menggelengkan kepala dengan air yang memupuk di matanya.

Padatnya jalanan membuat keren kesusahan untuk mengejar langkah gadis itu yang semakin tak terlihat.

Dia membuka ponselnya untuk menghubungi seseorang yang mungkin bisa membantu mereka.

" Halo"-ucap seorang di sebrang.

"Cepet ke sini sekarang, Joe ngelakuin hal gila lagi, gue share tempatnya"- setelah mengirim lokasi yang ditujukan zoe, dirinya kembali mencari nomor lain dan mengetikkan pesan pada orang itu. Ucapnya dan keluar dari mobil berlari mengikuti langkah zoeya.

Sesampainya di gedung itu, seorang lelaki yang tadi di telponnya menghampiri dirinya dengan beberapa benda yang dibawanya untuk melemahkan peledak yang berada didalam ruangan itu.

" Kita masuk sekarang, kita nggak punya banyak waktu"

Keren dan lelaki itu langsung saja berlari memasuki ruangan demi ruangan. Saat sampai pada salah satu ruangan samar-samar dia mendengar suara orang-orang yang berteriak.

"Bacot, telat bego! Pergi sekarang! "

'Nggak, nggak, gadis gila itu selalu melakukan sesuatu yang membuat dirinya sendiri dalam bahaya'- pikir keren dengan menggelengkan kepalanya.

Tit.

"Berhasil"

Ucap pria di sampingnya.

Keren dan pria itu memasuki ruangan.

Brakkk

"ZOEYA! "

Zoeya tersenyum miris mengingat semua itu, bagaimana reaksi keren dan keempat kakak kelasnya itu saat tau jiwanya berada di tubuh gadis ini, pasti akan heboh sendiri. Apa lagi jika laki-laki gila itu juga tahu. Tapi zoeya bersyukur karna disini dia juga mendapatkan sahabat seperti keren. Cheryl!

Apakah 'mereka' juga merindukan dirinya seperti ia merindukan mereka? Apa justru mereka bahagia? Ntahlah.

Kenapa air dimatanya tiba-tiba menetes? Lemah sekali!

Ia segera mengusap air matanya, ia tidak mau terlihat lemah, bahkan oleh bulan sekalipun!

Ah ya bagaimana keadaan tubuhnya sekarang? Apakah ia sudah benar-benar mati?

Sepertinya ia harus mencari tahu keadaan tubuhnya. Ia tidak bisa jika harus selamanya tinggal di tubuh ini bukan? Mereka semua lambat laun juga akan mengetahui jika dirinya bukanlah Maura.

Zoeya terlalu larut dalam pikirannya sampai tidak menyadari seseorang yang sedari tadi mengamati semua hal yang dilakukan oleh gadis itu, hatinya serasa diremas melihat gadis itu meneteskan air matanya.

Selama ini dia belum pernah melihat maura terlihat se menyedihkan itu.

Hmm, melihat perubahan Maura, ia merasa menjadi abang yang tidak berguna bagi adik kecilnya, ya adik kecilnya. Adik kecilnya yang dulu yang sangat disayang dan dimanjakannya.

Adik yang dulu sangat manis berubah menjadi monster yang akan melakukan apapun demi mendapatkan apa yang dia mau.

Dan kini gadis manis itu kembali berubah menjadi sosok gadis yang lebih tangguh.

Tidak tahu saja dia bahwa Sang monster yang sesungguhnya telah tiada, dan kini telah digantikan oleh jiwa yang lain.

Dia melangkah mendekati gadis itu.

"Ngapain lo disini?? "- Maura tersentak saat menyadari bahwa ada orang lain yang datang ke sini.

" Gue rasa nggak ada larangan buat gue kesini"- balas Maura ketus.

"Bukan gitu maksud gue, udara malem nggak baik buat lo"-ucapnya mencoba memberikan pengertian pada Maura agar tak salah paham dengan maksudnya.

" Sejak kapan lo peduli sama gue? "-tanya Maura, membuat kevin terdiam.

" Dan gue rasa kita nggak sedekat itu, untuk saling memperhatikan satu sama lain"-setelah mengatakan itu Maura memasuki rumah meninggalkan kevin yang kembali dibuat terdiam oleh perkataannya.

Setelah melihat Maura masuk kedalam rumah, lelaki yang sedari tadi memperhatikan Maura menghampiri kevan dan menepuk pelan bahu kevan.

Kevan menatap ke arah arkan, ya arkan orang yang sedari memperhatikan Maura,saat dirinya akan mendekat, kedatangan kevin menghentikannya.

Arkan tersenyum pilu kerah kevan dan melangkah memasuki rumah.

🥀🥀🥀🥀🥀

___________________________

Sorry guys kalau masih banyak typonya!
Nanti bakal aku revisi ulang kok hehe
Oh ya jangan lupa baca cerita-cerita aku yang lain juga ya!
Thank you udah mampir ke cerita aku!
Like, comment, and share ke temen-temen kalian.
See u di next chapter.

❤❤❤❤❤❤❤

Follow ig: @divatriyasa_

 EXHAUSTING(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang