~7. Bioskop

300 74 36
                                    

Takdir yang tak berpihak update lagi nih yuhu mari baca yok:)

Jangan lupa untuk tinggalkan vote.

Selamat membaca^^

***

Aqila baru saja keluar dari rumahnya hendak ke bagasi, mengambil motor kesayangannya yang sudah diservis. Namun, niatnya diurungkan saat melihat sosok Arrayan di luar gerbang. Lelaki itu tengah duduk manis di atas motornya sembari memainkan ponsel. Tak lama, suara notifikasi di ponsel Aqila berdenting membuatnya harus memeriksa pesan yang baru saja masuk.

 Tak lama, suara notifikasi di ponsel Aqila berdenting membuatnya harus memeriksa pesan yang baru saja masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aqila mendengus kasar setelah membacanya. Ia tahu siapa pengirim pesan itu. Tanpa membalas pesan lelaki itu, Aqila menghampiri Arrayan yang tengah asik duduk manis diatas motornya.

"Mau ngapain lo?!" tanya Aqila sinis membuat Arrayan mengalihkan perhatiannya dari ponsel.

"Cepat naik!"

Aqila menaikkan satu alisnya setelah mendengar perintah Arrayan.

"Gue enggak mau!" tolak Aqila.

Saat Aqila akan pergi, tangan kekar Arrayan mencekal lengannya. Terpaksa Aqila membalikkan tubuhnya dengan alis yang mengkerut dan jangan lupakan wajah juteknya.

"Mau lo apa sih?!" kesal Aqila sambil menatap tajam Arrayan, namun lelaki itu masih menampakkan wajah datarnya.

"Gak usah banyak tanya, cepat naik!" Arrayan sedikit memaksa.

Karena gadis itu diam saja. Akhirnya, Arrayan pun terpaksa turun dari motornya, lalu menggendong Aqila dan mendudukkan gadis itu diatas jok motornya. Sontak hal itu membuat Aqila membelalakkan matanya. Belum sempat ia mengatakan sesuatu, Arrayan langsung menyelanya.

"Gak usah banyak bacot!" sarkasnya membuat Aqila kesal setengah mati. Bahkan Arrayan memakaikan helm pada Aqila dengan kasar membuat rambut Aqila jadi berantakan. Poni Aqila juga sudah tidak karuan modelnya, kuncirannya pun sudah lepek karena terjepit oleh helm.

"Arrayan!" pekik Aqila dengan raut kesal sembari menyingkirkan poninya yang sebagian menusuk mata.

"Apa?" jawab Arrayan malas.

"Lo kasar banget sih sama cewek!" 

"Lo gak mau nurut," balas Arrayan tak mau kalah. Kemudian lelaki itu pun tancap gas meninggalkan pekarangan rumah Aqila.

Sepanjang perjalanan, Aqila terus saja menggerutu dan mengumpati Arrayan. Mulutnya terus komat kamit mirip seperti dukun yang sedang menjampi. Namun, Aqila tidak menyadari jika sejak tadi Arrayan terus memperhatikan Aqila yang menggerutu tidak jelas lewat kaca spion motornya. Jujur saja Arrayan sebenarnya tak tahan ingin tertawa melihat wajah lucu gadis itu.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang