~69. Sedikit perasaan untuknya

53 8 0
                                    


Assalamu'alaikum para pembaca setia TYTB.

Cerita ini kembali update, tapi jangan lupa ya di vote dan komennya sebelum membaca^^

Selamat membaca^^

***

"Apa yang lo sukai dari gue?"

Aksa menghentikan aktivitasnya yang hendak meraih segelas air. Dia sempat terdiam beberapa saat sebelum menjawab, "Mungkin, karena lo berbeda dari gadis-gadis lain? Gue sulit untuk memastikan. Tapi, yang jelas gue punya seribu alasan untuk suka sama lo, meskipun gue kesulitan menjelaskan apa yang gue sukai dari lo."

Tatapan Aqila sangat sulit untuk dibaca saat Aksa menjawab pertanyaannya. Bahkan setelah mendapat jawaban dari Aksa, Aqila pun menjadi pendiam. Aqila tidak tahu harus merespon apa, tapi yang jelas Aksa mampu membuat sesuatu dalam dirinya berdesir. Persis, seperti pertama kali Arrayan mengungkapkan perasaan waktu itu.

Tidak ingin semakin membuat hatinya berdesir, Aqila pun perlahan bangkit dari duduknya hingga membuat Aksa mendongak, menatap bingung Aqila.

"Gue ingin ke toilet," kata Aqila seolah paham dengan arti tatapan Aksa.

Lantas, Aksa pun menganggukkan kepalanya mempersilahkan. Sembari menunggu Aqila, Aksa memilih untuk memainkan ponselnya, karena kebetulan sekali dia sudah selesai makan. Terlalu asik dengan dunianya, Aksa sampai tidak sadar kalau Aqila telah kembali.

"Setelah ini kita akan langsung pulang?"

Aksa meletakkan ponselnya ke atas meja saat mendengar suara Aqila. Dia beralih menatap Aqila yang duduk berhadapan dengannya.

"Masih ada beberapa tempat lagi," jawab Aksa.

***

Setelah selesai makan, Aksa pun kembali mengajak Aqila berjalan-jalan dan menonton di bioskop. Lelaki itu rela menghabiskan isi dompetnya hanya untuk membuat Aqila bahagia hari ini. Dia ingin sekali melihat Aqila tertawa bahagia hari ini dan sudah dia rencanakan sejak semalam, kalau hari ini dia akan mengajak Aqila berjalan-jalan hingga gadis itu melupakan kesedihannya.

"Pasar malam?" heran Aqila ketika Aksa membawanya ke pasar malam. Lantas, dia menoleh pada Aksa yang tengah menggaruk tengkuknya.

"Kita bisa cari tempat yang lain, kalau lo nggak suka." Aksa hendak pergi, namun ditahan oleh Aqila.

"Bukan gitu." Tak sengaja Aqila menarik tangan Aksa membuat lelaki itu menghentikan langkahnya. Untuk beberapa saat tatapan mereka tertuju pada tangan yang saling bersentuhan itu. Hingga tiba-tiba Aqila melepasnya lebih dulu.

Aqila maupun Aksa sama-sama berdeham untuk menutupi situasi yang kembali terasa canggung.

"Gue ingin naik roller coaster." Aqila langsung pergi begitu saja setelah mengatakan keinginannya. Aqila terlalu malu untuk menatap Aksa sekarang. Bagaimana mungkin dia bisa selancang itu menyentuh lengan Aksa?

"Memalukan sekali!" rutuk Aqila dalam hati.

Sementara Aksa yang juga merasakan hal sama hanya mengikuti kemana pun Aqila berjalan. Dan kini mereka sudah duduk bersebelahan, menunggu roller coasternya bergerak. Tepat, saat roller coasternya mulai bergerak perlahan, tubuh Aksa menegang hingga dia harus memegang erat sabuk pengaman yang dikenakannya. Namun, Aksa sebisa mungkin mempertahankan ekspresinya untuk tetap tenang.

"Aksa?"

Aksa menjawabnya dengan dehaman sembari menoleh pada Aqila yang menatapnya bingung.

"Kenapa?" tanya Aqila.

"Nggak apa-apa," jawab Aksa berusaha tersenyum dan tetap tenang. Namun, Aksa mulai merasa kalau dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Akhirnya Aksa berteriak kencang meminta agar roller coasternya dihentikan. Demi apapun Aksa tidak kuat. Ini terlalu kencang dan membuatnya pusing.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang